Siapa yang tidak merasa senang ketika Ramadan datang. Sudah pasti mayoritas umat muslim akan bersemangat menyambut datangnya Ramadan. Jika seseorang ditanya, hal apa yang menyenangkan saat memasuki bulan puasa, jawabannya pasti bersifat subjektif. Setiap orang memiliki pandangan dan pendapatnya masing-masing. Tapi ada hal-hal yang mungkin disepakati bersama sebagai  ciri yang dirindukan dari Ramadan, bahkan dinantikan.
Khasnya Ramadan yang Dirindukan
takjil dan masih banyak lagi. Dari sekian banyak kekhasan bulan Ramadan, kegiatan berburu takjil adalah yang mengusik kerinduan saya .
Jika berbicara tentang khasnya Ramadan, ada beberapa hal yang hanya bisa ditemukan di bulan suci Ramadan. Tarawih berjamaah, sahur dan berbuka, ngabuburit, berburu
Pandemi telah membuat banyak kegiatan harus dilakukan di rumah. Jika salat tarawih berjamaah, sahur dan berbuka bisa dilakukan di rumah. Maka lain halnya dengan berburu takjil. Ramadan di tengah pandemi membuat kebanyakan penjual takjil tidak bisa berjualan. Pasar Ramadan juga ditiadakan karena mengundang kerumunan. Kerumunan tentu sangat berbahaya mengingat  virus corona  masih berada di sekitar kita.
Berburu takjil, kegiatan ini memang menjadi khasnya Ramadan dan selalu dirindukan, baik oleh mereka yang berpuasa ataupun tidak berpuasa. Sudah menjadi tradisi jika berburu takjil masuk dalam rangkaian kegiatan di bulan Ramadan. Sebelum pandemi, banyak yang mencari makanan dan minuman untuk berbuka puasa. Kegiatan ini biasanya dilakukan sore hari sambil menunggu azan magrib sebagai pertanda buka puasa. Jalan-jalan protokol kerap menjadi tempat berjualan takjil.
Entah bagaimana kata takjil bisa sepopuler sekarang. Bahkan menjadi salah satu ciri khas Ramadan. Kebanyakan orang mengartikan takjil sebagai hidangan berbuka puasa, baik itu makanan atau minuman yang di santap sebelum makanan utama. Padahal merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), takjil berarti mempercepat (dalam berbuka puasa).
Terlepas dari definisi takjil, tradisi berburu makanan pembuka puasa menjadi kegiatan yang menyenangkan. Bagi pecinta kuliner seperti saya, sudah pasti tidak akan melewatkan momen berburu takjil di bulan Ramadan. Aneka pilihan makanan yang tidak bisa dijumpai di bulan-bulan biasa, tetapi banyak ditemukan di bulan Ramadan menjadi salah satu alasan untuk berburu takjil. Pedagang-pedagang dadakan dengan lapak seadanya juga mudah ditemukan di sepanjang jalan. Hal ini semakin membuat banyak pilihan makanan untuk dibeli dan dibawa pulang ke rumah.
Sebelum pandemi, di Kabupaten Muara Enim tepatnya, banyak penjual takjil yang bisa ditemui hampir disepanjang jalan. Berbagai macam olahan kue, minuman segar hingga lauk pauk menjadi andalan para penjual. Banyak makanan yang tidak pernah saya temui sebelumnya. Maklum saja karena yang dijual kebanyakan makanan khas Sumatera Selatan. Meskipun belum begitu terbiasa dengan makanannya, saya hampir selalu tergiur untuk membeli dan mencicipi. Bahkan kadang saya merasa bingung harus memilih yang mana.
Biasanya Mulai pukul 15.00 WIB hingga mendekati waktu berbuka, beberapa ruas jalan sudah dipenuhi puluhan penjual takjil. Setiap hari selama bulan Ramadan, pasti selalu ramai dan menimbulkan kemacetan. Bulan Ramadan bukan hanya menjadi berkah tersendiri untuk pecinta kuliner, tetapi juga menjadi berkah bagi penjual takjil.
Memang tidak lengkap rasanya bila saat berbuka puasa tidak ditemani aneka takjil. Jika umumnya kita hanya mengonsumsi makan pagi, siang dan malam, saat puasa kita akan menemukan takjil yang hanya ada saat Ramadan.