Purwakarta -- Festival Gandrung Mulasara Panen Karya Tatanen kembali digelar oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta di Bale Atikan, Jalan Purnawarman Timur, Kelurahan Sindangkasih, Kecamatan Purwakarta. Acara yang berlangsung selama tiga hari ini menampilkan berbagai karya kreatif dan inovasi yang menginspirasi dunia pendidikan.
Festival ini dihadiri sejumlah tokoh penting, seperti Bupati Purwakarta terpilih Saepul Bahri Binzein, Ketua Komisi IV DPRD Purwakarta dari Fraksi Partai Gerindra Ricky Syamsul Fauzi, Anggota DPRD Jawa Barat Maula Akbar Mulyadi Putra, dan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman. Sebanyak 249 sekolah, terdiri dari 189 sekolah dasar (SD) dan 60 sekolah menengah pertama (SMP), berpartisipasi dalam acara ini dengan memamerkan 613 produk unggulan. Produk-produk tersebut meliputi 361 jenis makanan, 169 jenis minuman, dan 83 produk daur ulang.
Sekretaris Daerah Kabupaten Purwakarta Norman Nugraha menyampaikan apresiasinya atas konsistensi penyelenggaraan inovasi pendidikan ini. Sementara itu, Sekda Jabar Herman Suryatman dalam pembukaan acara menyatakan bahwa konsep Tatanen di Bale Atikan dapat menjadi model pendidikan nasional. "Pendekatan ini sangat relevan untuk diterapkan di seluruh sekolah di Jawa Barat," ujarnya, kamis (26/12/2024).
Sekda Purwakarta menambahkan bahwa inovasi Tatanen di Bale Atikan yang telah berjalan selama lima tahun terakhir membuktikan kebermanfaatan dan keberlanjutan dalam pendidikan berbasis ekologi.
Kepala Dinas Pendidikan Purwakarta, Purwanto, menegaskan bahwa festival ini bertujuan mengubah pola pikir masyarakat terhadap potensi lokal. "Jika mindset anak, guru, dan orang tua berubah, maka Indonesia juga akan berubah. Kami ingin menanamkan kesadaran terhadap lingkungan, pangan lokal, dan kesehatan," ungkapnya.
Setiap produk yang dipamerkan melalui proses seleksi ketat untuk memastikan kualitas dan keberlanjutan. "Kami tidak membatasi kreativitas, tetapi seleksi ini penting agar karya yang ditampilkan benar-benar relevan dan bernilai," tambah Purwanto.
Selain pameran produk, festival ini menyelenggarakan 12 workshop dan 2 seminar bertema transformasi sistem pangan dan pendidikan ekologis. Penambahan durasi festival menjadi tiga hari memberikan ruang untuk lebih banyak kegiatan edukatif dan pelatihan.
Ketua Komisi IV DPRD Purwakarta, Ricky Syamsul Fauzi, memuji acara ini sebagai langkah strategis dalam mengembangkan produk unggulan daerah. Ia menyoroti pentingnya hilirisasi dan sertifikasi untuk meningkatkan daya saing produk lokal.
"Anak-anak sejak dini diajarkan menanam, mengolah, hingga menghasilkan produk bernilai jual. Ini langkah penting menciptakan generasi kreatif dan mandiri yang dapat memperkuat sistem ekonomi masa depan," tuturnya.
Ricky juga mencontohkan keberhasilan branding Sate Maranggi sebagai ikon kuliner Purwakarta. "Produk berbasis bahan baku lokal seperti pelepah pisang dan jahe sangat potensial jika didukung pendampingan yang baik," tambahnya.