Mohon tunggu...
Dena Normalita
Dena Normalita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media SVIPB

Saya berminat pada penulisan kreatif

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Media Sosial: Pilihan Utama Gen Z untuk Mendapatkan Berita

23 September 2024   19:40 Diperbarui: 24 September 2024   14:10 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Generasi Z, atau yang biasa dijuluki dengan Gen Z, adalah  yang lahir antara  1995 hingga awal 2010. Gen Z hidup di era digital disaat  teknologi maupun internet sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Berbicara tentang Gen Z  yang hidup di jaman digitalisasi salah satu yang menarik adalah bagaimana  mereka mengakses berita dan media yang digunakan. Berdasarkan survey dari website idntimes menerangkan  bahwa  sebagian besar Gen Z lebih tertarik mencari berita melalui media sosial dibandingkan media lama atau konvensional seperti tv, ,media cetak, dan radio. Menurut idntimes, sebanyak 73% dari Gen Z  memilih media sosial sebagai andalan  untuk mendapatkan informasi, ditambah oleh media digital dengan 19%, media cetak dengan 7%, tv hanya 1%, dan radio hampir tidak digunakan (0 %). Dari data ini menunjukkan perubahan besar dalam konsumsi  berita dibandingkan generasi sebelumnya yakni milenial.


Isi
Perkembangan media sosial yang pesat dalam satu abad terakhir telah mengubah cara masyarakat, khususnya Gen Z,  dalam mencari informasi. Dengan kemudahan cara akses dan format yang mudah dipahami, media sosial menjadi platform pilihan bagi Gen Z yang ingin mendapatkan berita dengan modal cepat. Platform seperti Whatsapp, X, Instagram, TikTok, dan Facebook kini tidak hanya menjadi tempat untuk bersosialisasi, tetapi juga menjadi media pertukaran informasi dan penyebaran berita. Algoritma media sosial memungkinkan user untuk menerima informasi yang sesuai dengan minat dan kemauan mereka, yang membuat berita lebih relate dan menarik untuk Gen Z konsumsi.

Ada beberapa alasan mengapa Gen Z lebih memilih media sosial dibandingkan media lama atau konvensional. Pertama adalah kecepatan informasi, Media sosial menyuguhkan berita secara real-time atau saat itu juga yang memungkinkan informasi lebih cepat daripada media konvensional. Ketika ada peristiwa besar seperti isu masyarakat, masalah politik, atau kesehatan, informasi tentang peristiwa tersebut bisa langsung tersebar dengan sangat cepat dalam hitungan menit bahkan detik melalui media sosial. Bagi Gen Z yang selalu ingin up date dengan berita terkini, media sosial bias menjadi pilihan yang tepat.
Kedua, format berita di media sosial biasanya lebih singkat dan to the point. Tidak seperti artikel panjang di koran atau siaran berita di TV yang bisa memakan waktu lama, di media sosial, berita sering kali disuguhkan dalam bentuk teks singkat, video pendek seperti reels, atau gambar yang mudah dipahami. Hal ini selaras dengan karakter Gen Z yang cenderung memiliki fokus perhatian lebih pendek dibandingkan generasi milenial, serta lebih menyukai konten yang cepat dan langsung ke inti.
Ketiga, kemampuan berinteraksi, Gen Z tidak hanya ingin menjadi user pasif berita, mereka juga ingin bisa menanggapi konten tersebut. Di media sosial, mereka bisa langsung berkomentar, sharing, atau berdiskusi tentang suatu topik dengan user lain. Mereka juga dapat mengekspresikan pendapat atau opini mereka terhadap berita yang sedang menjadi trending topik. Interaktivitas ini memberikan rasa keterlibatan dan kepemilikan atas informasi yang Gen Z terima, yang tidak bisa dirasakan di media lama atau konvensional dan bersifat satu arah seperti TV atau koran .
Namun, ada juga beberapa tantangan yang muncul dengan  Gen Z yang bergantung pada media sosial untuk mendapatkan berita. Salah satunya adalah salah mengerti suatu informasi. Di media sosial, siapa saja bisa memposting dan menyebarkan informasi, termasuk berita palsu atau tidak akurat seperti berita hoaks. Hal Ini membuat Gen Z harus lebih kritis dan selektif dalam memilih sumber berita yang mereka percaya. Algoritma media sosial yang disesuaikan dengan minat, user juga bisa menciptakan filter bubble, di mana mereka hanya mendapatkan informasi yang sesuai dengan pandangan mereka sendiri, sehingga sedikit sukar untuk mendapatkan sudut pandang yang berbeda. Selain itu, dominasi media sosial sebagai sumber berita juga berdampak pada media konvensional seperti televisi, ,media cetak, dan radio. Data menunjukkan bahwa hanya 7% Gen Z yang masih mengandalkan media cetak untuk mendapatkan berita, dan angka ini semakin lama semakin  menurun seiring berjalannya waktu. Televisi yang dulunya menjadi sumber informasi utama bagi generasi sebelumnya, kini hanya digunakan oleh 1% Gen Z sebagai platform berita. Radio bahkan hampir tidak digunakan sama sekali oleh mereka.
Perubahan ini memaksa media konvensional untuk beradaptasi. Banyak media cetak dan televisi yang kini mulai memperkuat kehadiran mereka di platform digital dan media sosial. Mereka menyadari bahwa untuk tetap relevan dan menjangkau Gen Z, mereka harus menyesuaikan diri dengan pola konsumsi berita yang semakin maju dan berkembang karna digitalisasi. Beberapa stasiun TV bahkan kini menyediakan cuplikan berita dalam format video pendek yang bisa diakses melalui media sosial, sementara koran-koran besar juga menyediakan versi digital atau artikel yang mudah dibaca di perangkat mobile. Media digital menjadi pilihan kedua Gen Z setelah media sosial, dengan presentase 19%. Ini mencakup situs berita online dan aplikasi berita, yang masih dianggap lebih formal dan dapat diandalkan daripada informasi yang tersebar di media sosial. Namun, meskipun media digital ini tak kalah terkenal, Gen Z cenderung lebih memilih platform yang menawarkan fleksibilitas dan personalisasi lebih, seperti yang ditawarkan oleh media sosial.

Penutup
Secara keseluruhan, essay ini menggambarkan bagaimana perubahan teknologi dan pola konsumsi informasi  memengaruhi cara Gen Z dalam mendapatkan berita. Media sosial kini menjadi platform utama Gen Z, menggeser peran media konvensional seperti tv, media cetak, dan radio. Apek-aspek seperti kecepatan, format singkat, dan interaktivitas menjadi alasan mengapa Gen Z lebih memilih media sosial sebagai sumber berita. Namun, penting juga bagi Gen Z untuk tetap kritis terhadap informasi yang mereka terima, mengingat resiko misinformasi yang  tinggi di platform tersebut. Di masa depan, media konvensional mungkin perlu terus berinovasi dan menyesuaikan diri agar tetap relevan di tengah persaingan dengan media sosial. Di sisi lain , Gen Z akan terus menjadi bagian yang mendorong perubahan dalam industri media, dengan digitalisasinya yang semakin tinggi dan terhubung secara online.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun