Mohon tunggu...
Denan Amin Syukur Btr
Denan Amin Syukur Btr Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Persepsi Remaja Tentang Seks

19 Februari 2021   08:06 Diperbarui: 19 Februari 2021   08:27 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sex, sebagaian orang menganggap suatu hal yang amat agung dan suci, sehingga harus dihormati sedemikian rupa. Mereka tidak pantas untuk membicarakannya, apalagi di depan khalayak. Dalam hati ada risih bila di dalam pembicaraan atau obrolan mereka ada yang menyinggung-nyinggung masalah sex. tetapi sebagaian ada pula yang berpendapat bahwa sebagaimana obrolan lainnya, sex juga bisa di sajikan dalam rumpian bebas, dan menganggapnya sebagai hal yang amat biasa. Diantara kedua persepsi-persepsi ekstrim ini masih banyak persepsi-persepsi lain yang berada di anatara keduanya.

Persepsi-persepsi ini bukan hal aneh amupun langka, karena naluri seseorang terhadap sexualitas itu sendiri yang memengarhi perbedaan kedua pandangan tersebut. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk membiasakan diri memandang suatu masalah dengan wajar, secara tengah-tengah saja. Tidak terlalu meyebunyikan dan tidak terlalu vulgar juga. Berilah pendidikan sex dengan wajar, jujur, dan batasan-batasan  yang diberikan cukup jelas, tidak perlu menggambarkan kejadiannya secara detail, sehingga orang tidak terdorong untuk membayangkan hal-hal yang porno.

Sudut pandang yang benar tentang sex perlu di bangun, apalagi di masa remaja yang penuh dengan gejolak. Karena tanpa bekal persepsi yang benar dan jujur tentang sex ini, seseorang akan mudah tergelicir ke dalam hal-hal maksiat dan merugikan diri sendiri. Selain itu, kelurusan persepsi tentang ini juga mat diperlukan dalam kehidupan rumah tangganya kelak. 

Karena setelah akad nikah, pembicaraan tentang sex ini menjadi halal antara suami siteri, sebelum menikah tentu saja haram, karena dikhawatirkan akan menimbulkan kea rah yang negative. Akan tetapi untuk urusan ilmu pengetahuan (belajar dan mengajar) Islam tidak melarang, misalnya pendidikan sex terhadap remaja. Namun harus ada batasan-batasan yang jelas, misalnya pembicaraan itu anatara sesama jenis. Mengadakan seminar juga boleh, asal mulai dari panitia pembicara dan pesertanya itu semua laki-laki atau perempuan saja, tidak bercampur.

Sedangkan pembicaraan mengenai hal seksualitas di hukumi halal anatar suami isteri, sebab bukan tidak mungkin tentang keterbukaan sex suatu saat akan menjadi suatu keharusan untuk menyelaraskan hubungan batin mereka. Misalnya jika suatu saat terjadi persoalan yang menyangkut hubungan seksual, yang bila tidak diselesaikan akan merusak hubungan antara suami siteri (rumah tangga) mereka. 

Cotohnya manakala si siteri merasa bahwa hubungan seksual dengan suaminya adalah suatu beban, sehingga melaksanakannya pun hanya sebatas untuk memenuhi kewajibannya semata atau ketika suatu saat dari salah satu pihak merasakan adanya gairah sex yang menurun secara drastic. Masalah-masalah semacam ini memerlukan pembicaraan terbuka diantara keduanya untuk mencari akar permasalahannya, sehingga bisa diselesaikan dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun