Mohon tunggu...
Dena Lista Illaisa
Dena Lista Illaisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa sastra indonesia, Universitas Pamulang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menguasai Korespondensi Bahasa Indonesia Pada Era Digital

16 Desember 2024   06:22 Diperbarui: 16 Desember 2024   06:22 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surat (sumber: Leeloo The First: https://www.pexels.com/id-id/foto/teks-4544716/ 

Korespondensi dalam bahasa Indonesia adalah proses mengirim dan menerima informasi melalui tulisan, baik dalam bentuk surat maupun media lainnya. Biasanya, kegiatan ini dilakukan oleh individu, organisasi, atau perusahaan untuk menyampaikan hal-hal penting atau memenuhi kebutuhan tertentu. Dengan adanya perkembangan teknologi cara berkorespondensi juga ikut berubah. Jika orang dahulu mengandalkan surat fisik yang memakan waktu dan biaya lebih, kini ada teknologi digital yang membuat komunikasi menjadi lebih cepat, efisien, dan praktis seperti penggunaan email, pesan instan, dan platform digital lainnya mempermudah banyak orang untuk berkomunikasi tanpa hambatan waktu dan jarak. Selain itu, teknologi ini juga lebih hemat biaya dan ramah lingkungan.

Walaupun media yang digunakan telah berubah, etika dalam menulis tetap sangat penting untuk diperhatikan. Bahasa yang sopan dan sesuai kaidah harus tetap digunakan agar pesan jelas dan tidak menimbulkan kesalahpahaman. Dalam konteks formal, singkatan yang tidak resmi atau penggunaan emoji sebaiknya dihindari agar kesan profesional tetap terjaga.

Agar korespondensi digital lebih efektif, adapun beberapa tips yang bisa diterapkan antara lain:

  • Pertama, selalu gunakan subjek yang spesifik supaya penerima langsung memahami inti pesan. 
  • Kedua, hindari kalimat yang terlalu panjang agar pesan mudah dipahami penerima. 
  • Ketiga, Periksa ulang isi pesan sebelum mengirimnya untuk memastikan tidak ada kesalahan atau kekeliruan yang dapat menimbulkan kebingungan.

Contoh korespondensi digital yang baik bisa dilihat pada email formal seperti surat lamaran kerja atau permohonan resmi. Penulisannya harus rapi, sistematis, dan profesional. Bahkan dalam platform seperti LinkedIn, menjaga kesopanan dan kejelasan tetap penting meskipun medianya cenderung santai.

Dalam korespondensi digital pun terdapat tantangan yang seringkali muncul karena kurangnya perhatian pada penggunaan bahasa formal, terutama di platform yang lebih santai. Solusi untuk masalah ini adalah memberikan pelatihan atau panduan tentang cara menulis korespondensi yang efektif dan profesional, sehingga komunikasi tetap berjalan dengan baik meskipun menggunakan media digital.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun