Mohon tunggu...
Denalia Puspita Ayu
Denalia Puspita Ayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

TETAP SEMANGAT SAMPAI TAMAT

Selanjutnya

Tutup

Analisis

peran lingkungan dan budaya dalam perkembangan sosial emosional

18 Januari 2025   20:08 Diperbarui: 18 Januari 2025   20:08 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Mataram- Perkembangan sosial emosional adalah proses yang kompleks dan berkelanjutan, melibatkan interaksi antara faktor internal dan eksternal individu. Salah satu faktor eksternal yang sangat berpengaruh adalah lingkungan dan budaya. Lingkungan dan budaya membentuk kerangka kerja di mana anak-anak belajar tentang emosi, hubungan sosial, dan nilai-nilai. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai peran lingkungan dan budaya dalam membentuk perkembangan sosial emosional individu. 

Lingkungan Keluarga: Fondasi Utama

Keluarga adalah lingkungan pertama dan paling berpengaruh bagi perkembangan sosial emosional anak. Ikatan yang terbentuk antara anak dan orang tua, serta gaya pengasuhan yang diterapkan, menjadi pondasi bagi pembentukan kepribadian sosial-emosional anak di masa depan.

  • Gaya Pengasuhan:

    • Otoritatif: Gaya pengasuhan yang hangat, responsif, dan menetapkan batasan yang jelas cenderung menghasilkan anak yang mandiri, memiliki harga diri tinggi, dan mampu berempati.
    • Otoriter: Gaya pengasuhan yang sangat ketat dan menuntut kepatuhan seringkali menghasilkan anak yang penakut, kurang percaya diri, dan mudah marah.
    • Permisif: Gaya pengasuhan yang terlalu memanjakan anak dapat menghasilkan anak yang manja, impulsif, dan kesulitan dalam mengikuti aturan.
  • Ikatan Orang Tua-Anak: Ikatan yang kuat dan aman antara orang tua dan anak akan memberikan rasa aman dan nyaman bagi anak, sehingga mereka dapat menjelajahi lingkungan sekitar dengan percaya diri dan membangun hubungan sosial yang sehat.

Lingkungan Sekolah: Laboratorium Sosial

Sekolah adalah lingkungan kedua yang sangat penting bagi perkembangan sosial emosional anak. Di sekolah, anak-anak belajar berinteraksi dengan teman sebaya, guru, dan staf sekolah dalam berbagai situasi sosial.

  • Iklim Sekolah: Suasana sekolah yang positif, inklusif, dan mendukung dapat menciptakan lingkungan yang aman bagi anak untuk bereksplorasi, belajar, dan tumbuh.
  • Interaksi Teman Sebaya: Melalui interaksi dengan teman sebaya, anak belajar tentang kerjasama, persahabatan, konflik, dan penyelesaian masalah.
  • Peran Guru: Guru yang memiliki kepekaan sosial emosional dapat menjadi model yang baik bagi siswa dan membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial yang penting.

Lingkungan Budaya: Pembentuk Nilai dan Perilaku

Budaya memberikan kerangka kerja yang luas untuk memahami dan menafsirkan dunia. Nilai-nilai, norma, dan kebiasaan yang diwariskan oleh budaya membentuk cara kita berpikir, merasa, dan berperilaku.

  • Kolektivisme vs. Individualisme: Budaya kolektivisme menekankan pentingnya kelompok dan hubungan sosial, sedangkan budaya individualisme lebih menekankan pada kebebasan individu dan pencapaian pribadi.
  • Peran Gender: Budaya seringkali memiliki peran gender yang berbeda, yang dapat memengaruhi harapan dan perilaku anak laki-laki dan perempuan.
  • Ekspresi Emosi: Budaya yang berbeda memiliki cara yang berbeda dalam mengekspresikan emosi. Beberapa budaya lebih terbuka dalam mengekspresikan emosi, sementara budaya lainnya cenderung menekan ekspresi emosi tertentu.

Dampak Lingkungan dan Budaya yang Berubah

Perubahan dalam lingkungan dan budaya dapat memiliki dampak yang signifikan pada perkembangan sosial emosional anak. Misalnya, perkembangan teknologi, urbanisasi, dan globalisasi dapat mengubah cara anak-anak berinteraksi dan belajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun