Madura, sebuah pulau yang terkenal dengan tradisi dan budayanya yang kaya, memiliki cara unik dalam merayakan khatmil Qur'an, yaitu dengan mengadakan acara naik kuda dan diiringi alunan musik tradisional tong-tong serek. Tradisi ini tidak hanya menjadi simbol kebanggaan dan kegembiraan masyarakat setempat, tetapi juga menjadi daya tarik budaya yang unik dan khas.
Khatmil Qur'an: Sebuah Penanda Prestasi Spiritual
Khatmil Qur'an merupakan acara perayaan untuk menandai selesainya pembacaan Al-Qur'an secara keseluruhan oleh seseorang. Biasanya, acara ini dilakukan oleh anak-anak atau remaja yang telah berhasil mengkhatamkan Al-Qur'an. Di Madura, khatmil Qur'an bukan sekadar seremoni religius, tetapi juga mencerminkan dedikasi dan kerja keras dalam memahami dan menghayati kitab suci.
Naik Kuda: Simbol Kehormatan dan Keberanian
Dalam perayaan khatmil Qur'an di Madura, anak-anak yang telah menyelesaikan pembacaan Al-Qur'an akan diarak keliling desa dengan menunggangi kuda. Kuda, dalam budaya Madura, melambangkan kehormatan dan keberanian. Prosesi ini tidak hanya menjadi momen kebanggaan bagi anak-anak dan keluarga mereka, tetapi juga bagi seluruh komunitas desa yang turut merayakan prestasi tersebut.
Tong-Tong Serek: Irama Tradisional yang Memeriahkan
Tong-tong serek adalah musik tradisional Madura yang dimainkan dengan alat-alat sederhana seperti tong-tong yang terbuat dari bambu, dan alat musik tradisional lainnya. Alunan musik ini mengiringi prosesi arak-arakan dan menambah semarak suasana. Tong-tong serek bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga sarana untuk menjaga dan melestarikan budaya serta tradisi lokal.
Perpaduan Tradisi dan Religiusitas
Perpaduan antara prosesi naik kuda dan iringan musik tong-tong serek menciptakan sebuah perayaan yang tidak hanya religius tetapi juga penuh warna budaya. Hal ini menunjukkan bagaimana masyarakat Madura menghargai dan menjaga tradisi mereka, sambil tetap menjalankan ajaran agama dengan penuh kesungguhan.
Makna Sosial dan Kebudayaan
Perayaan khatmil Qur'an dengan tradisi unik ini juga memiliki makna sosial yang dalam. Ini adalah momen di mana komunitas berkumpul, saling berbagi kebahagiaan, dan memperkuat ikatan sosial. Bagi anak-anak yang diarak, ini adalah pengakuan atas usaha mereka dan dorongan untuk terus belajar dan mengembangkan diri.