Di sebuah dusun terpencil bernama Dusun Cecek, terdapat sebuah gubug tua yang sudah terbengkalai bertahun-tahun lamanya. Gubug itu dulunya digunakan oleh penduduk setempat untuk menyimpan alat pertanian dan barang-barang lainnya. Namun, sejak beberapa dekade yang lalu, gubug tersebut ditinggalkan karena diyakini terjadi kejadian misterius di dalamnya.
Pada suatu malam yang gelap gulita, seorang petani dari desa Prenduan yang bernama Budi, nekat memasuki gubug tua tersebut. Dia mendengar desas-desus bahwa ada suara aneh yang sering terdengar dari dalam gubug pada malam hari. Walaupun takut, rasa penasaran Budi lebih besar dari ketakutannya.
Ketika Budi memasuki gubug dengan hati-hati, udara di sekitarnya terasa sangat dingin dan terasa hening. Cahaya bulan yang redup menyinari bagian dalam gubug yang penuh debu dan sarang laba-laba. Budi mencoba menelusuri setiap sudut gubug, mencari sumber suara aneh yang sering terdengar.
Tiba-tiba, dari sudut gelap gubug, Budi mendengar suara langkah kaki yang pelan-pelan mendekat. Hatinya berdegup kencang, namun dia tetap berusaha menahan ketakutannya. Suara itu semakin dekat dan Budi mulai melihat bayangan-bayangan aneh bergerak di balik bayang-bayang. Tubuhnya mulai berkeringat dingin.
Tanpa diduga, dari balik pilar gubug muncul sosok bayangan yang tak berwujud jelas. Bayangan itu tampak seperti siluet manusia yang berjalan dengan langkah pincang. Budi hampir tak bisa bernapas, ketakutannya mencapai puncaknya. Dia merasakan kehadiran yang tak terlihat itu semakin mendekatinya dengan perlahan.
Tiba-tiba, Budi terdiam ketika suara aneh itu berkata dengan suara serak, "Siapa yang berani masuk ke tempat ini?"
Budi berusaha menjawab dengan gemetar, "A-aku... hanya ingin tahu... siapa... siapa yang berada di sini..."
Bayangan itu kemudian semakin dekat, hingga Budi bisa merasakan hembusan napas dingin di lehernya. "Kau tidak boleh berada di sini. Ini tempatku," ucap bayangan itu dengan suara menggema.
Ketika Budi berusaha untuk mundur, tiba-tiba saja gubug tua itu berguncang hebat, seakan-akan mengusirnya keluar. Tanpa pikir panjang, Budi berlari secepat mungkin meninggalkan gubug tua itu, diiringi oleh suara tawa aneh yang terdengar semakin jauh di belakangnya.
Sejak malam itu, Budi tidak pernah lagi memasuki gubug tua di dusun Cecek. Cerita tentang kejadian misterius di gubug itu terus tersebar luas di kalangan penduduk desa Prenduan, menjadi cerita horor yang menakutkan bagi siapa pun yang mendengarnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H