Mohon tunggu...
Abdillah
Abdillah Mohon Tunggu... Penulis - freelancer

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Bawah Cahaya Rembulan

12 Juni 2024   03:24 Diperbarui: 12 Juni 2024   03:32 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Malam itu, angin sepoi-sepoi seakan memeluk erat pepohonan di tepi hutan kecil yang terletak di pinggiran desa. Bulan purnama bersinar terang, menerangi lorong-lorong gelap di antara pohon-pohon yang menjulang tinggi. Suasana hening, hanya terdengar desiran daun kering yang disapu angin.

Di balik temaram cahaya bulan, sebuah rumah tua terletak di ujung desa. Rumah itu dikenal sebagai tempat yang angker, cerita-cerita mistis sering kali melekat di sekelilingnya. Tak ada yang berani mendekatinya, kecuali jika terpaksa.

Suatu malam, di tengah keheningan desa, terdengar suara aneh yang melengking di udara. Suara itu seperti jeritan yang menyayat hati, membuat bulu kuduk merinding. Orang-orang di desa langsung berbisik, mereka yakin itu adalah suara burung hantu, makhluk yang konon menjadi pertanda keberadaan makhluk halus.

Di sebuah rumah di dekat hutan, seorang gadis muda bernama Maya sedang duduk di teras rumahnya, menikmati udara malam yang sejuk. Ia tahu tentang cerita burung hantu yang kerap kali menjadi pertanda kehadiran makhluk halus, tetapi ia tidak pernah mempercayainya.

Tiba-tiba, dari atas pohon yang berjarak beberapa langkah dari rumahnya, terdengar suara gemuruh yang mengejutkan. Maya mengernyit, mencoba mencari sumber suara itu. Matanya menatap ke arah pohon itu, dan di sana, di bawah cahaya rembulan yang gemilang, ia melihat bayangan besar yang bergerak perlahan.

"Sialan burung hantu," desis Maya dalam hati, mengabaikan ketakutan yang merayap di benaknya. Namun, sesaat kemudian, bayangan itu menghilang entah ke mana, menyisakan rasa cemas yang menghantui.

Malam berlalu tanpa insiden lebih lanjut. Namun, esok paginya, desa diguncang oleh kabar tragis. Sebuah keluarga di ujung desa ditemukan dalam keadaan tidak sadarkan diri di teras rumah mereka. Tak seorang pun tahu apa yang terjadi, kecuali bahwa mereka mendengar suara aneh di malam sebelumnya.

Maya terhenyak mendengar berita tersebut. Matanya menatap ke arah pohon tempat dia melihat bayangan misterius semalam. Apakah benar burung hantu adalah pertanda keberadaan makhluk halus?

Dengan hati yang berdebar, Maya memutuskan untuk menyelidiki lebih lanjut. Di bawah terik matahari, dia berjalan menuju pohon itu. Setibanya di sana, dia menemukan sesuatu yang mengejutkan: sebuah sarang burung hantu yang besar, terbuat dari ranting-ranting kering dan daun-daun layu.

Ketika Maya mengamatinya lebih dekat, dia melihat sesosok bayangan berwarna putih yang melintas di balik pohon. Tapi kali ini, dia tidak merasa takut. Sebaliknya, ada rasa penasaran yang menguasainya.

Tanpa ragu, Maya mengambil langkah-langkah berani dan memasuki hutan. Di antara pepohonan yang lebat, dia menemukan sebuah gua kecil yang tersembunyi di balik rerimbunan dedaunan. Dan di sana, di dalam gua, ia menemukan sesuatu yang menakjubkan: sekelompok anak burung hantu yang tampak terlantar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun