Mohon tunggu...
Abdillah
Abdillah Mohon Tunggu... Penulis - freelancer

-

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pelet Kandung (Salametan Peto'): Tradisi Adat Masyarakat Madura

11 Juni 2024   14:19 Diperbarui: 11 Juni 2024   14:21 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pendahuluan

Pelet Kandung atau Salametan Peto' adalah salah satu tradisi adat masyarakat Madura yang kaya akan nilai-nilai budaya dan spiritual. Tradisi ini merupakan salah satu bentuk upacara selamatan yang diadakan oleh masyarakat Madura untuk memperingati atau merayakan berbagai momen penting dalam kehidupan mereka. Upacara ini mencerminkan rasa syukur, permohonan berkah, dan pengharapan akan perlindungan serta keselamatan dari Tuhan.

Sejarah dan Asal Usul

Pelet Kandung sudah ada sejak zaman nenek moyang masyarakat Madura dan terus dilestarikan hingga sekarang. Upacara ini biasanya dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur, sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen, kelahiran anak, pernikahan, atau berbagai peristiwa penting lainnya dalam kehidupan.

Makna dan Tujuan

Tujuan utama dari Pelet Kandung adalah untuk memohon keberkahan, keselamatan, dan perlindungan dari Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, tradisi ini juga berfungsi sebagai sarana untuk mempererat tali silaturahmi antaranggota keluarga dan masyarakat. Dengan berkumpulnya keluarga dan tetangga dalam sebuah upacara selamatan, hubungan sosial dan kekeluargaan menjadi semakin kuat.

Proses dan Tahapan Pelet Kandung

Pelet Kandung biasanya terdiri dari beberapa tahapan penting yang melibatkan berbagai ritus dan simbol:

  1. Persiapan

    • Bahan dan Perlengkapan: Persiapan meliputi pengadaan bahan-bahan makanan, perlengkapan ritual, dan tempat pelaksanaan upacara. Bahan makanan yang disiapkan biasanya adalah makanan khas Madura seperti nasi tumpeng, ketan, dan aneka lauk-pauk.
    • Undangan: Mengundang keluarga, tetangga, dan tokoh masyarakat setempat untuk hadir dalam upacara.
  2. Pelaksanaan

    • Pembukaan: Upacara dimulai dengan pembacaan doa oleh tokoh agama atau sesepuh adat. Doa ini bertujuan untuk memohon keberkahan dan keselamatan bagi semua yang hadir.
    • Pemberian Sesajen: Sesajen berupa makanan dan minuman diletakkan di tempat yang telah disiapkan. Sesajen ini sebagai simbol persembahan kepada leluhur dan roh-roh penjaga.
    • Pemotongan Tumpeng: Pemotongan tumpeng oleh kepala keluarga atau tokoh adat sebagai simbol rasa syukur dan harapan akan kelimpahan rezeki.
    • Pembagian Makanan: Makanan yang telah disiapkan dibagikan kepada semua yang hadir sebagai simbol kebersamaan dan gotong royong.
  3. Penutupan
    • Doa Penutup: Upacara ditutup dengan doa penutup untuk mengucapkan terima kasih dan memohon agar semua permohonan dikabulkan.
    • Acara Sosial: Setelah upacara resmi selesai, biasanya dilanjutkan dengan acara sosial seperti makan bersama, hiburan tradisional, dan kegiatan lainnya yang mempererat hubungan antaranggota masyarakat.
  4. Nilai-Nilai dalam Pelet Kandung

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
    Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun