Mohon tunggu...
Abdillah
Abdillah Mohon Tunggu... Penulis - freelancer

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Harapan di Ladang Tembakau (Madura)

10 Juni 2024   15:32 Diperbarui: 10 Juni 2024   15:41 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di pulau Madura, terhampar luas ladang-ladang tembakau yang menjadi sumber penghidupan bagi banyak petani. Salah satunya adalah Pak Slamet, seorang petani yang telah mengabdikan hidupnya di antara rerumputan hijau tembakau.

Pak Slamet menghadapi sebuah perjalanan panjang dalam menentukan pilihannya. Di pagi hari yang cerah, dia duduk di teras rumah sederhana, menatap ke ladang-ladang tembakau yang telah menjadi teman setianya selama bertahun-tahun. Dia merenung tentang masa lalu dan masa depannya.

Dulu, dia memutuskan untuk mengikuti jejak ayah dan kakeknya sebagai petani tembakau. Ladang tembakau itu memberinya hidup yang cukup, tetapi juga memberinya kelelahan yang tak terhingga. Setiap hari, dia harus bekerja keras di bawah terik matahari, berjuang melawan musim kemarau yang panjang.

Namun, suatu hari, Pak Slamet mendapat tawaran yang menarik. Sebuah perusahaan besar menawarkan padanya pekerjaan di kota sebagai pengawas proyek pembangunan. Gaji yang ditawarkan jauh lebih besar dari pendapatan yang dia peroleh dari bertani tembakau.

Pak Slamet terguncang oleh pilihan yang sulit ini. Di satu sisi, dia tahu bahwa pekerjaan di kota akan memberinya kehidupan yang lebih nyaman dan stabil. Di sisi lain, dia mencintai tanahnya dan tak ingin meninggalkannya.

Setelah berhari-hari berpikir, Pak Slamet membuat keputusan akhirnya. Dia akan tetap menjadi petani tembakau. Meskipun hidupnya tidak akan selalu mudah, dia merasa bahwa tanah dan ladang-ladang tembakau adalah bagian tak terpisahkan dari dirinya. Mereka adalah sumber kehidupannya, tempat dia merasa paling hidup dan bermakna.

Sejak itu, Pak Slamet kembali ke ladang tembakau dengan hati yang penuh kebahagiaan. Dia menyirami tanah dengan kasih sayang dan mengelus daun-daun tembakau dengan penuh cinta. Meskipun hidupnya sederhana, dia tahu bahwa dia telah membuat pilihan yang tepat. Baginya, kebahagiaan sejati adalah ketika dia berada di antara ladang-ladang tembakau, menikmati aroma bumi yang subur dan cinta yang tumbuh subur di hatinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun