Bab 1: Awal yang Menantang
Suasana pagi itu terasa begitu tenang. Matahari baru saja terbit, menciptakan bayangan panjang di koridor kampus. Rina, seorang mahasiswi semester tiga jurusan Teknik Sipil, berlari kecil menuju gedung D, tempat kelas Struktur Beton akan dimulai. Jam di tangannya menunjukkan pukul 06.55, hanya lima menit sebelum kelas dimulai.
Rina tahu dia harus bergegas. Dosen yang mengajar kelas pagi ini terkenal ganas dan tidak toleran terhadap keterlambatan. Pak Haris, begitu namanya disebut dengan rasa takut oleh banyak mahasiswa. Dia dikenal sebagai dosen yang disiplin, tegas, dan tidak segan-segan memberikan hukuman kepada mahasiswa yang melanggar aturannya.
Rina akhirnya tiba di pintu kelas. Nafasnya masih terengah-engah saat dia melihat kursi di barisan kedua masih kosong. Dengan cepat, dia duduk dan merapikan alat tulisnya. Tepat pukul 07.00, Pak Haris masuk ke dalam kelas. Pria berumur 50-an tahun itu memiliki wajah serius dengan alis tebal yang selalu terlihat mengerut.
"Selamat pagi," sapanya tanpa senyuman. Suaranya berat dan penuh wibawa. Semua mahasiswa serentak menjawab, "Selamat pagi, Pak!"
Pak Haris menatap satu per satu wajah mahasiswanya, seakan mencari siapa yang berani melanggar aturan pagi ini. "Hari ini kita akan melanjutkan pembahasan mengenai metode analisis struktur. Saya harap kalian sudah membaca materi yang saya tugaskan minggu lalu."
Rina merasakan jantungnya berdegup lebih kencang. Dia memang sudah membaca materi tersebut, tapi khawatir jika ada pertanyaan yang tidak bisa dia jawab. Pak Haris seringkali memberikan pertanyaan tiba-tiba kepada siapa saja, dan dia tidak suka jawaban yang asal-asalan.
"Tuan Andi," panggil Pak Haris kepada mahasiswa di barisan ketiga. Andi yang baru saja membuka buku catatannya langsung terperanjat. "Coba jelaskan bagaimana metode analisis momen distribusi diterapkan pada struktur portal."
Andi berdiri dengan gugup. "Ehm, metode ini digunakan untuk menghitung momen pada batang-batang struktur portal dengan cara membagi momen yang terjadi pada titik hubung ke batang-batang yang terhubung, sesuai dengan kekakuan masing-masing batang..."
Pak Haris mengangguk kecil, lalu menyela, "Berikan contoh penerapannya dalam perhitungan nyata."
Andi terdiam sejenak, mencoba mengingat materi yang sudah dibacanya. "Misalnya, pada struktur portal tiga tingkat dengan tiga bentang, kita bisa menghitung momen yang terjadi pada masing-masing lantai dan masing-masing bentang dengan membagi momen total sesuai dengan kekakuan batang-batang tersebut."