1Dena Aulia Yolanda 2Muhammad Nofan Zulfahmi
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (penjasorkes) ialah elemen
utama dalam studi secara menyeluruh yang bertujuan untuk memperbaiki
kesehatan fisik, kemampuan motorik, kemampuan berpikir kritis, interaksi sosial,
kemampuan analitis, keseimbangan emosional, perilaku etis, gaya hidup sehat,
serta kepedulian terhadap lingkungan yang bersih (Herdiyana & Prakoso, 2016).
Bab 1, Ketentuan Umum, Pasal 1 ayat 4 dari Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional mendeskripsikan
olahraga sebagai semua usaha terencana yang bertujuan untuk memajukan,
mendirikan, dan memperluas potensi fisik, mental, dan kolektif. Selain itu,
pendidikan jasmani juga melibatkan berbagai macam aktivitas fisik yang
membantu anak-anak dalam memperbaiki keterampilan sosial. Melalui interaksi
kelompok dengan teman-teman mereka, pendidikan jasmani mendorong kerja
sama, saling memuliakan, dan menghargai peran masing-masing. Oleh sebab itu,
kemajuan ketangguhan sosial anak dapat terlihat melalui beragam kegiatan gerak
yang diajarkan dalam kelas pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani memegang
peranan penting dalam mengembangkan keterampilan menghargai diri sendiri dan
orang lain pada anak. Dengan menyertakan pendidikan jasmani dalam kurikulum,
anak-anak dapat meningkatkan keterampilan interpersonal mereka sambil
memperkuat kemampuan belajar dan keterampilan lainnya (Setiawati,
Frimananda, Hasanah, Dian, Fitriyati, & Mulyana, 2024).
Aktivitas fisik, latihan tubuh, dan kesehatan adalah bagian fundamental
dari pendidikan secara menyeluruh karena berdampak besar pada pertumbuhan
dan perkembangan anak. Ini dicapai melalui penyediaan pengalaman belajar lewat
kegiatan fisik yang dipilih secara terstruktur yang didasarkan pada iman dan
ketakwaan (Simamora, Buku Guru Aktif Berolahraga Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan, 2019). Pembelajaran jasmani dan kesehatan melibatkan berbagai jenis olahraga, sehingga memberikan dampak khusus pada pertumbuhan
dan perkembangan siswa. Aktivitas fisik merupakan elemen dalam pendidikan
komprehensif yang menitikberatkan pada aspek seperti kesehatan jasmani,
keterampilan gerak, kemampuan berpikir, keterampilan sosial, logika, perasaan,
norma, kebiasaan sehat, dan kesadaran akan kawasan bersih. Sekolah memberi
siswa kesempatan untuk mengalami berbagai jenis pembelajaran melalui
pendidikan jasmani. Aspek afektif seperti sportivitas, fairplay, kepedulian,
kepedihan, budi bahasa, dan sikap religius dapat dimasukkan ke dalam pendidikan
jasmani dan olahraga (Syafruddin, Jahrir, Ikadarny, & Yusuf, 2022).
Penalaran teori Lawrence Kohlburg, moral atau pemikiran moral adalah
yang menentukan perilaku moral. Fairplay adalah konsep moral yang mencakup
penghargaan terhadap lawan dan sesama teman berdasarkan standar moral yang
dihayati dan diterapkan setiap orang (Rohman, Cholid, & Sumardi, 2021).
Fairplay merupakan keadilan dalam permainan yang menghasilkan hubungan
kemanusiaan yang akrab, hangat, dan mesra. Fakta bahwa saingan adalah rekan
satu tim yang terjalin oleh ikatan olahraga dikenal sebagai fairplay. Oleh karena
itu, fairplay adalah sikap mental yang mencerminkan kehormatan ksatria dalam
berolahraga. Nilai-nilai fairplay membentuk tingkah laku, yang kemudian
membentuk perilaku. Misalnya, setelah pertandingan berakhir, kedua tim saling
bertegur sapa dan berpelukan. Sikap dibentuk oleh prinsip fairplay (Fachdialy,
Firmansah, & Hardiyana, 2018).
DAFTAR PUSTAKA
Fachdialy, Firmansah, D. Y., & Hardiyana, H. (2018). Penerapan Permainan
Tradisional dalam Pembelajaran Penjas untuk Pembentukan Sikap Fair
Play Siswa. Jurnal Olahraga, 54.
Herdiyana, A., & Prakoso, P. W. (2016). Pembelajaran Pendidikan Jasmani yang
Mengacu pada Pembiasaan Sikap Fair Play dan Kepercayaan pada Peserta
Didik. Jurnal Olahrga Prestasi, 12, 77-78.
Rohman, U., Cholid, A., & Sumardi. (2021). Pengembangan Model Pembelajaran
Fair Play dalam Perkuliahan Permainan Bola Tangan Terhadap
Pembentukan Sikap dan Perilaku Mahasiswa S1 Pendidikan Jasmani.
Jurnal Ilmiah ADIRAGA, VII, 95.
Setiawati, R., Frimananda, G. R., Hasanah, U., Dian, A. D., Fitriyati, N., &
Mulyana, A. (2024). Membangun Keterampilan Sosial: Peran Olahraga
Jasmani dalam Perkembangan Sosial Anak Sekolah Dasar. Indo-MathEdu
Intellectuals Journal, V, 2729-2730.
Simamora, B. S. (2019). Buku Guru Aktif Berolahraga Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Balitbang, Kemendikbud.
Syafruddin, M. A., Jahrir, A. S., Ikadarny, & Yusuf, A. (2022). Peran Pendidikan
Jasmani dan Olahraga dalam Pembentukan Karakter Bangsa. Jurnal
Ilmiah STOK Bina Guna Medan, 10, 74-79.
_____.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem
Keolahragaan Nasional. Pasal 1 Ayat 4
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H