Untuk memenangkan kontestasi politik, kadang seorang calon Kepala Daerah berani melakukan tindakan apapun. Tak jarang dengan berbohong ataupun berperilaku tidak jujur.
Seperti upaya pencatutan nama tokoh publik yang terjadi di Sulawesi Selatan ini. Pasangan Calon Gubernur, Nurdin Halid-Aziz sebelumnya menyebutkan bahwa mereka mendapat dukungan dari Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad. Bahkan, Abraham Samad disebut masuk dalam struktur pemenangan pasangan NH-Aziz.
Namun, ternyata itu sepenuhnya tidak benar. Pihak Abraham Samad menegaskan bahwa dirinya tidak pernah memberikan dukungan kepada calon tertentu.
Bahkan, mantan Ketua KPK itu mengaku kaget namanya dicatut oleh media di Makassar telah memberi dukungannya kepada bakal calon gubernur NH-Aziz. Abraham Samad merasa perlu mengklarifikasi dan keberatan dengan adanya pemberitaan tersebut karena tidak benar dan memang tidak pernah terjadi.
Selama ini, Abraham Samad dipastikan tidak pernah mendukung kandidat tertentu untuk maju di pilkada Gubernur Sulawesi Selatan. Meski demikian yang bersangkutan sangat konsen untuk mendorong agar publik ikut menjaga proses demokrasi yang sedang berjalan, terutama menjaga pemilu berintegritas yang nantinya akan melahirkan pemimpin yang amanah dan tidak korup.
Aksi klaim atau catut nama Abraham Samad dalam pilkada sering terjadi tanpa konfirmasi. Bahkan di Jakarta pun kasus yang sama juga pernah dilakukan kandidat tertentu, dan tersebar luas di media sosial.
Perilaku tersebut sesungguhnya tidak etis dan tidak pantas dilakukan karena bisa dipandang sebagai perbuatan pembodohan bagi publik. Karena dari awal sudah melakukan manipulasi terhadap dukungan yang bisa mempengaruhi opini masyarakat.
Kita tentu berharap agar setiap calon kepala daerah bisa bertarung secara sehat dalam Pilkada serentak ini. Mereka seyogyanya mengedepankan visi-misi dan program untuk memperoleh suara, alih-alih dukungan fiktif seperti di atas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H