Mohon tunggu...
Demi Nawipa
Demi Nawipa Mohon Tunggu... -

Menuntut ilmu ke Jogja untuk membangun Papua

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Indahnya Kebersamaan dalam Satu Indonesia

1 April 2015   11:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:41 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Indahnya Kebersamaan Sebagai Satu Indonesia

Beberapa waktu yang lalu (28 Februari 2015), Jogja diramaikan dengan kegiatan pagelaran Budaya Poros Istimewa Yogya, Aceh dan Papua yang dikemas dengan pesta rakyat. Kegiatan ini memperlihatkan kebersamaan, kekompakan beragam etnis dalam satu kegiatan tanpa memandang daerah asal, warna kulit. Mulai dari persiapan acara, warga Terban Jogja, Aceh, Papua bergotong royong menyiapkan tempat kegiatan di Bale Gading Aceh yang biasanya hanya digunakan oleh warga Aceh di Yogyakarta.

Beragam atraksi dipertontonkan dalam pagelaran budaya tersebut, Pada sore, kelompok jathilan dari warga Terban mempertontonkan tarian yang dilakukan saat kerasukan makhlus gaib, dilanjutkan pembacaan puisi oleh mahasiswa aceh (iqbal) yang mengangkat tema “orang-orang miskin” karya WS. Hendra. Komunitas papua juga tidak kalah dengan mempertunjukkan Tari Yosphan yang berasal dari Kab. Biak menceritakan tentang pasangan remaja yang sedang jatuh cinta.

Selain menampilkan budaya daerah, pagelaran budaya juga memamerkan hasil kekayaan alam, seperti batu mulia aceh yang dikenal sebagai giok aceh, kopi aceh, peulet (makanan ringan aceh), Papeda kuah kuning khas Papua. Hal tersebut memberikan pengalaman nyata kepada masyarakat Yogyakarta mengenai budaya dari daerah lain seperti Aceh dan Papua.

Selanjutnya acara diisi dengan orasi kebudayaan dari masing masing daerah. Perwakilan aceh menceritakan tentang sejarah Aceh yang suku-sukunya tersatukan oleh kekuatan Agama Islam, dimana Islam telah menyatukan suku Gayo, Kleut, Singkil dan lainnya menjadi satu kekuatan yang bernama Aceh. Bantuan kemanusiaan pada saat Tsunami tahun 2004 membuat Aceh semakin terbuka, rasa kemanusiaan telah merubuhkan perbedaan suku dan agama.

Orasi kebudayaan juga disampaikan oleh perwakilan daerah Papua, Bung Igo yang menceritakan tentang daerah papua yang dikuasi oleh 7 kelompok adat dengan penanda patok yang sudah jelas, sehingga setiap anggota suku sudah mengetahui batas wilayah masing-masing. Disamping itu, Orang Papua sering mendapat perlakuan diskriminasi dalam kehidupan sehari-hari, tapi kami tidak menyelesaikan itu dengan perang suku. Kami berharap pertemuan antara warga Jogja, Papua dan Aceh dalam pagelaran kebudayaan seperti malam hari ini, bisa menjadi jembatan agar prilaku diskriminasi terhadap orang Papua tidak lagi terjadi. Warga Papua membuka diri untuk bergaul dengan siapa saja tanpa memandang suku.

Selanjutnya, Orasi kebudayaan Jogja disampaikan oleh Bung Hersumpana (Budayawan Yogja) menjelaskan mengenai persamaan Yogya, Aceh dan Papua dalam beberapa hal seperti sama-sama suka memakan sirih pinang, duduk beralaskan tikar pandan. Yogyakarta rumah bersama haruslah diwujudkan dengan cara-cara kebudayaan karna melalui budaya material (kesenian) perbedaan yang selama ini dipermasalahkan akan segera cair, dalam kesenian ada keindahan yang bisa diterima oleh setiap manusia tidak pandang dia tau bahasanya atau tidak. Terakhir mari bersama-sama menyanyikan lagu Tikar Pandannya Wiji Thukul, ajak bung Her.

Acara Pagelaran Budaya Poros Istimewa, Jogja dan Aceh ditutup dengan penampilan tarian khas Papua “Tumbuk Tanah” yang merupakan perwujudan kebahagiaan warga Papua ketika lamaran/pinangan nikah diterima oleh kedua mempelai, para pemuda Aceh, Jogja, serta pengunjung  yang menyaksikan tarian tersebut turut menari Tumbuk Tanah.

Dokumentasi kegiatan di Youtube :

https://www.youtube.com/watch?v=61-POi-KacY : Poros Istimewa 28 februari 2015

https://www.youtube.com/watch?v=LL6cAzz-w_E : GELAR BUDAYA POROS ISTIMEWA JOGJA ACEH PAPUA Februari 2015 part 6

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun