Mohon tunggu...
Demeitrian Marhendra
Demeitrian Marhendra Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Selalu bernafas dan tidak suka tidak bernafas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Catur Marga

31 Maret 2023   21:04 Diperbarui: 31 Maret 2023   21:06 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di Bali, Catur Marga juga dikenal dengan sebutan Catur Tirtha, yang berarti empat tempat suci. Konsep ini menjadi sangat penting bagi masyarakat Bali, karena Bali dikenal sebagai pulau dengan mayoritas penduduknya yang menganut agama Hindu.

Keempat jalan atau cara dalam Catur Marga, yaitu Jnana Marga, Bhakti Marga, Karma Marga, dan Raja Marga, tercermin dalam berbagai upacara keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat Bali. Beberapa contoh upacara keagamaan yang terkait dengan Catur Marga di Bali adalah sebagai berikut:

  • Melasti: Upacara membersihkan diri di sumber air suci. Upacara ini dilakukan sebagai bagian dari persiapan menjelang Hari Raya Nyepi. Melasti melambangkan Karma Marga, karena upacara ini dilakukan untuk membersihkan diri dari dosa-dosa dan kesalahan yang dilakukan di masa lalu.

  • Galungan: Hari raya yang dirayakan setiap 210 hari sekali. Galungan melambangkan Bhakti Marga, karena upacara ini dilakukan sebagai wujud pengabdian dan rasa syukur kepada Sang Hyang Widhi Wasa.


  • Kuningan: Hari raya yang dirayakan 10 hari setelah Galungan. Kuningan melambangkan Jnana Marga, karena upacara ini dilakukan sebagai wujud pengetahuan dan pemahaman tentang kebenaran yang abadi.

  • Nyepi: Hari raya tahunan yang dirayakan sebagai hari raya umat Hindu di seluruh Indonesia. Nyepi melambangkan Raja Marga, karena selama Nyepi, umat Hindu diminta untuk mengendalikan pikiran dan emosi mereka dengan cara merenung dan memeditasi, serta tidak melakukan kegiatan apa pun selama sehari penuh.

Konsep Catur Marga sangat penting bagi warga Hindu di Bali, karena membantu mereka untuk memperdalam pemahaman agama Hindu dan memperkuat ikatan dengan Tuhan Yang Maha Esa melalui pengabdian, tindakan, pengetahuan, dan meditasi. Konsep ini juga memberikan arahan dan panduan bagi umat Hindu di Bali dalam mencapai kesadaran spiritual dan pembebasan dari siklus kelahiran dan kematian

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun