Mohon tunggu...
Washinton Dedy
Washinton Dedy Mohon Tunggu... Relawan - Orang awam

Hanya orang biasa, bukan siapa2....

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Jokowi Buktikan Dia Tanpa Beban, FPI Tamat!

30 Desember 2020   16:33 Diperbarui: 30 Desember 2020   16:41 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Suaranya meninggi pada waktu itu. Pidatonya menyiratkan kegeraman yang tertahan. Bagaimana tidak, selama bertahun tahun Jokowi menjadi bulan bulanan, dihina didepan massa dengan pengeras suara. Bukan itu saja. Beberapa batu ujian pun harus dilaluinya, diantaranya  upaya menggoyang pemerintahannya dengan eskalasi massa yang tidak sedikit.

Diamnya Presiden yang satu ini seakan semakin meyakinkan rakyat bahwa Jokowi memang lemah, tak berdaya melawan dan menindak pembencinya.

Momen hari ini, Rabu 30 Desember 2020 merupakan waktu yang ditunggu oleh sebagian besar rakyat Indonesia (silent majority).  Pemerintah secara resmi membubarkan Front Pembela Islam. Selama ini silent majority seakan kehabisan kata melihat tingkah dan aksi FPI. Dengan bebas meneriakkan provokasi bahkan kepada kepala negara sendiri, membuat seakan pimpinan tertinggi angkatan perang itu tak punya wibawa.

HRS meski berada di perantauan, masih bisa mengatur alur permainan politik meski dari kejauhan. Silih berganti tokoh nasional bangsa ini mendatanginya untuk berkunjung, yang memperlihatkan kepada kita betapa besar pengaruhnya.

Namun mengingat pemilu yang semakin dekat dan perlu mengatur persiapan, mau tak mau Rizieq harus dikondisikan untuk pulang ke tanah air.

Kepulangan Rizieq sekaligus mengakhiri perjalanan panjang eksistensi Front Pembela Islam di Indonesia.  Jokowi dengan cara lihai melakukan tehnik memutar menekuk lawan.

Pertama dia memisahkan Prabowo dan Sandi dari kelompok intoleran sebagai pendukung mereka di pemilu lalu.  Dan ini terbukti membuat barisan radikalisme sakit hati karena merasa dikhianati Prabowo Sandi. Faktanya kini mereka terbelah. Tanpa dukungan politik gerakan ini makin sulit bergerak. Ditambah lagi, Jokowi memasang pemain baru yaitu menteri agama yang jelas-jelas sangat berseberangan dengan FPI.

Gerakan Jokowi sangat sistematis. Merasa di atas angin karena didukung ratusan ribu pengikut, HRS lupa diri dan tanpa disadarinya masuk dalam jerat hukum yang menambah panjang deretan tuntutan kepadanya. Insiden  yang berujung tewasnya 6 laskar khusus FPI bersenjata semakin menambah rekomendasi bahwa ormas ini berbahaya.

Jokowi telah membuktikan perkataannya, bahwa di periode ini dia tidak punya beban.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun