Ternyata mewujudkan sebuah mimpi  untuk mendudukkan orang-orang baik dikursi pemerintahan jaman now itu tidak mudah.  Akan selalu ada resistensi dari pihak pro status quo.  Repotnya direpublik ini, banyak lembaga yang seharusnya melakukan tugas pengawasan secara obyektif malah mengambil langkah kontroversial dan melawan arus aspirasi pubik.
Contoh teranyar, disaat masyarakat sudah sangat gerah dengan aksi terorisme, suara sumbang justru datang dari Komnas HAM yang lebih memlih membela HAM nya para peneror itu. Â Apalagi kalau bicara tentang DPR, kita sudah sama-sama taulah seperti apa mereka....
Kali ini Partai Solidaritas Indonesia yang mengusung gagasan untuk menjadikan Indonesia bebas korupsi dan menolak intoleransi harus menjalani proses hukum akibat laporan Bawaslu.
Pertanyaanya Bawaslu kog tiba-tiba garang begitu? Selama ini kemana aja?Â
Materi pendidikan politik ditindak tegas. Tapi iklan vulgar partai mapan dikoran dan televisi dibiarkan. Â Mirip seperti pepatah jaman old yang dimodifikasi " Gajah hadapannya tak terlihat (atau sengaja/pura-pura tak melihat). Â Namun semut di seberang jalan di uber-uber.
Seandainya selama ini Bawaslu konsisten, pemilu kita akan berlangsung lebih fair. Â Bawaslu secara kelembagaan jangan mau dipergunakan sebagai alat untuk membungkam suara (aspirasi) anak muda untuk sebuah perubahan, akibat ulah segelintir orang didalamnya.
Karena itu akan menjatuhkan marwahnya sendiri dan menjadi preseden buruk dalam demokrasi kita. Â Anak-anak muda itu bukan ancaman atau target yang layak dipidanakan, mereka hanya ingin memberi nuansa baru dalam sistem perpolitikan kita.
Grace Natalie, Raja Juli Antoni dan rekan-rekan PSI, jangan takut! Â Masyarakat akan menilai Bawaslu sedang pilih kasih,menjurus kepada Abuse of Power. Â Di negeri ini, bagi yang di dzolimi biasanya akan mendapat simpati dan dukungan! SBY bisa jadi presiden juga karena dibegituin, he...he...
Sejarah telah membuktikan bahwa kita Republik ini berdiri karena peran pemuda. Â Yaitu orang --orang yang berani memilih jalan yang terjal dan berani bersikap. Â Kalau jaman old sekelompok pemuda menculik Sukarno untuk mempercepat proklamasi. Mempergunakan bambu runcing melawan penjajah.
 Jaman now, anak muda ini harus melawan bangsa sendiri, melawan kriminalisasi dan berbagai bentuk intrik lainnya.  Tentunya sesuai dengan mekanisme hukum yang berlaku.  Juga mempergunakan internet sebagai sarana social control untuk bersuara.
Itu harus dilakukan, mengapa? Â Karena untuk situasi seperti ini, diam adalah sebuah kesalahan dan pembiaran.