Mohon tunggu...
DELY YANI
DELY YANI Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Dian Nusantara NIM 111211394 Jurusan Manajemen Sumber Daya Manusia Fakultas Bisnis dan Ilmu Sosial Mata Kuliah Kepemimpinan Nama dosen: Prof. Dr. Apollo Daito, M. Si, Ak

Hobi saya adalah memasak , menciptakan suatu resep baru membuat kepuasan tersendiri untuk diri saya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Kepemimpinan Plato

22 Oktober 2024   20:17 Diperbarui: 22 Oktober 2024   20:43 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Dokumen Pribadi_Prof Apollo 

Diskursus Kepemimpinan Plato: Ugahari "Platon" Dipimpin oleh Pikiran
Dalam ajaran Plato, manusia dan jiwa diibaratkan sebagai sebuah negara kecil (polis) yang dipimpin oleh berbagai bagian dari jiwa. Konsep ini mencakup tiga bagian utama dari jiwa manusia yang juga mencerminkan struktur kepemimpinan yang ideal.

Rational (Logistikon)
- What: Logistikon adalah bagian rasional dari jiwa yang bertanggung jawab atas pemikiran logis dan intelektual. Ini adalah bagian yang harus memimpin karena memiliki kapasitas untuk memahami kebenaran dan membuat keputusan yang bijaksana.
- Why: Plato percaya bahwa rasio atau akal adalah bagian tertinggi dari jiwa karena mampu melihat apa yang baik bagi keseluruhan, baik bagi individu maupun negara. Oleh karena itu, pemimpin ideal adalah mereka yang dipandu oleh akal.
- How: Kepemimpinan berbasis akal dilakukan dengan mengedepankan kebijakan yang adil dan bijaksana, berdasarkan prinsip-prinsip kebenaran dan kebajikan. Dalam konteks negara, pemimpin atau "filsuf-raja" memerintah dengan memprioritaskan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi.

Spirited (Thumos)
- What: Thumos adalah bagian dari jiwa yang terkait dengan semangat, keberanian, dan kehormatan. Bagian ini mendorong manusia untuk melindungi apa yang mereka yakini benar dan mempertahankan diri.
- Why: Bagian ini penting dalam kepemimpinan karena menanamkan semangat moral dan keberanian untuk menegakkan nilai-nilai yang dianggap penting, baik untuk individu maupun masyarakat. Namun, Plato menekankan bahwa thumos harus dikendalikan oleh bagian rasional.
- How: Kepemimpinan yang melibatkan thumos terlihat dalam aspek keberanian moral dan kekuatan mental yang diperlukan untuk membuat keputusan yang sulit atau bertindak melawan ketidakadilan.

Appetitieve (Epithumia)
- What: Epithumia adalah bagian dari jiwa yang berkaitan dengan keinginan dan nafsu, seperti hasrat untuk makan, tidur, dan kebutuhan fisik lainnya. Ini adalah bagian yang paling rendah dari jiwa manusia.
- Why: Plato berpendapat bahwa keinginan dan nafsu harus dikendalikan, bukan karena tidak penting, tetapi karena jika dibiarkan menguasai, mereka akan membawa ketidakseimbangan dalam jiwa dan masyarakat.
- How: Kepemimpinan dalam konteks ini adalah kemampuan untuk menahan diri dari memenuhi keinginan pribadi yang berlebihan dan berfokus pada kesejahteraan kolektif. Kepemimpinan yang ideal akan memprioritaskan keadilan dan keseimbangan daripada pemenuhan nafsu yang tidak terkendali.

Pengertian Paideia Secara Bahasa
- What:Paideia adalah kata Yunani yang berasal dari kata "pais," yang berarti "anak." Dalam konteks Yunani kuno, paideia berarti pendidikan atau pembentukan budaya yang mengembangkan moral, intelektual, dan fisik manusia.
- Why: Paideia mencerminkan konsep pendidikan yang menyeluruh, di mana tujuan pendidikan adalah menciptakan individu yang lengkap, baik dari segi intelektual maupun moral, sehingga mampu berperan dalam masyarakat.
- How: Dalam praktiknya, paideia bukan hanya tentang pembelajaran akademik, tetapi juga mencakup pendidikan etika, estetika, dan pengembangan karakter, sering kali melalui bimbingan langsung dari guru kepada murid.

Paideia dan Problem Humanitas
- What:Paideia berhubungan dengan pembentukan manusia yang ideal, yang mencakup semua aspek kemanusiaan: akal, moralitas, dan jasmani. Problem humanitas, dalam hal ini, adalah bagaimana manusia dapat mencapai keunggulan atau aret melalui pendidikan.
- Why: Plato percaya bahwa pendidikan yang tepat adalah kunci untuk membangun masyarakat yang adil dan harmonis. Problem humanitas terletak pada bagaimana pendidikan dapat menyeimbangkan antara aspek rasional, emosional, dan fisik dari manusia.
- How: Pendidikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mengembangkan semua aspek jiwa manusia. Misalnya, rasio harus dipupuk melalui filsafat dan sains, thumos melalui pendidikan moral dan kepemimpinan, dan epithumia melalui kontrol diri.

Filsafat Pendidikan Platon dan Ki Hajar Dewantara (Mimesis)
- What: Filsafat pendidikan Plato sangat berfokus pada konsep mimesis (peniruan). Plato berpendapat bahwa pendidikan adalah proses peniruan bentuk ideal atau konsep kebaikan yang tertinggi. Sementara itu, Ki Hajar Dewantara juga mengedepankan pendidikan yang tidak hanya berfokus pada intelektual tetapi juga pengembangan karakter dan moral.
- Why: Plato percaya bahwa dengan meniru model kebaikan dan keadilan, manusia dapat mencapai kebajikan yang lebih tinggi. Demikian juga, Ki Hajar Dewantara menekankan pentingnya pembentukan karakter bangsa melalui teladan yang baik.
- How: Dalam praktiknya, pendidikan menurut Plato dimulai dengan memberikan contoh moral yang baik dan mengajarkan konsep-konsep abstrak seperti kebaikan, keadilan, dan kebenaran. Ki Hajar Dewantara mengimplementasikan pendidikan yang berbasis pada budi pekerti, yang tercermin dalam semboyan "Ing Ngarso Sung Tulodo" (di depan memberi teladan).

Rumus Platon
Plato memberikan sebuah "rumus" atau formula bagi kehidupan yang baik, yang didasarkan pada keseimbangan dan harmoni antara tiga bagian dari jiwa manusia: rasio (logistikon), semangat (thumos), dan keinginan (epithumia). Rumus ini adalah keseimbangan antara ketiga bagian tersebut, di mana rasio memimpin, semangat melindungi, dan keinginan ditundukkan demi kebaikan bersama.

Foto Dokumen Pribadi_Prof Apollo 
Foto Dokumen Pribadi_Prof Apollo 
Simbol Kekuasaan dalam Diri Manusia: Logistikon, Thumos, Epithumia
- What: Logistikon (rasional), thumos (semangat), dan epithumia (keinginan) adalah tiga bagian utama jiwa manusia menurut Plato.
- Why: Plato membagi jiwa menjadi tiga bagian ini untuk menunjukkan bagaimana masing-masing bagian memiliki peran dalam kepemimpinan diri sendiri dan pengambilan keputusan yang tepat.
- How: Idealnya, bagian rasional (logistikon) harus memimpin, dengan thumos sebagai pelindung, dan epithumia yang dikendalikan agar tidak membawa ketidakseimbangan dalam kehidupan manusia.

Foto Dokumen Pribadi_Prof Apollo 
Foto Dokumen Pribadi_Prof Apollo 
Tiga Bentuk Metafora dalam Pemikiran Plato
- What: Plato menggunakan metafora untuk menjelaskan konsep-konsep filsafatnya. Tiga metafora utamanya adalah Matahari (Sun), Garis Terbagi (Divided Line), dan Gua (Cave).
- Why: Metafora ini digunakan untuk menjelaskan perbedaan antara dunia inderawi dan dunia ide, serta proses pencarian kebenaran oleh manusia.
- How: Dalam masing-masing metafora, Plato menunjukkan bagaimana manusia bergerak dari ketidaktahuan menuju pengetahuan melalui filsafat dan pendidikan.

Penjelasan tentang Matahari, Garis Terbagi, dan Gua
- Matahari (Sun): Matahari melambangkan ide kebaikan, yang memberikan cahaya pada semua pengetahuan. Seperti matahari yang menerangi dunia fisik, kebaikan menerangi dunia ide dan memungkinkan jiwa untuk memahami kebenaran.
- Garis Terbagi (Divided Line): Garis ini membagi dunia menjadi dua bagian: dunia inderawi yang kita lihat dan dunia ide yang hanya bisa dipahami melalui rasio. Garis terbagi menjelaskan bahwa pengetahuan sejati hanya dapat diperoleh melalui akal, bukan melalui pengalaman inderawi.
- Gua (Cave): Metafora gua menggambarkan manusia yang terperangkap dalam dunia bayangan (dunia inderawi) dan perlahan-lahan menemukan kebenaran ketika mereka keluar dari gua dan melihat dunia nyata (dunia ide). Proses ini melambangkan perjalanan pendidikan dan pencarian kebenaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun