Mohon tunggu...
DELLA ALVIANANURSABELA
DELLA ALVIANANURSABELA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Wanita yang memiliki ikatan emosional dengan warna Ungu dan Merah. Pecinta laut

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Espoir

27 Juli 2023   18:31 Diperbarui: 27 Juli 2023   18:49 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Hi Ra, aku tidak tahu ini tulisan keberapa tapi yang pasti kamu masih jadi peran utama disetiap tulisan - tulisan panjangku Ra.

Ra, aku tahu mungkin tulisan ini hanya akan menjadi tulisan yang tidak akan kamu baca sampai kapanpun tapi aku tidak bosan untuk menuliskan tiap -- tiap kata, menuliskan bagaimana aku jatuh cinta lalu merelakan dengan ikhlas. Aku tidak tahu bahwa hadirnya kamu membuatku ingin membagi rasa bahagiaku pada pena dan kertas, seolah - olah kamu punyaku selamanya.

Tapi Ra, ada satu waktu penaku berhenti berbisik pada kertas. Saat secara sadar kita memilih untuk berjalan dijalan kita masing - masing.  Aku lama sekali mematung, menerawang, membiarkan pikiranku berkelana mencari sebuah jawaban tentang mengapa penaku berhenti menuliskan apa yang ingin sedang aku rasakan.

Hingga tanganku aku paksa menuliskan perasaanku. Tulisanku kacau Ra hanya sebuah coretan - coretan tak jelas, tak terbaca. Aku terdiam lalu menutup mataku. Saat itu juga jawaban atas pertanyaanku terjawab. Air mata. Ternyata bukan tanganku yang tak mau menggerakkan pena tapi hatiku yang tak kuasa untuk menahan atas rasa sakit. Rasanya aku ingin membiarkan rasa sakit itu tetap dalam benakku, membiarkan ia bersarang disetiap ruang - ruang hati dan pikiranku. Aku tahu saat itu membuat dadaku sesak tapi memang seperti itu adanya.

Mungkin benar kata Sebagian orang ada saatnya kisah yang memilukan itu hadir ditengah - tengah kebahagiaan, memutar balik kisah.
Tentang hal membeci pada seseorang yang harusnnya disayangi. Tentang hati yang benar - benar hancur karena harapan. Tentang menemukan banyak hal saat kehilangan.
Apa yang bisa aku perbuat ? menangis ? mengurung diri ? mengutuk semua orang atau mencoba melihat dari sisi lain, mencoba memilah dan memilih tindakan seperti apa yang harus dilakukan ?
Seakan -akan diingatkan lagi bahwa pada dasarnya memutuskan melepaskan dan membiarkan kehilangan, akan menjadi pilihan yang tepat.

Mengenalmu dan berujung mengenangmu mungkin sudah suratan takdir Ra.
Tak apa, setidaknya aku bisa belajar apa itu kesabaran, keteguhan, komitmen dan konsisten.
Kita bertemu untuk mengambil hal yang baik dan sama - sama mencari jalan yang terbaik bukan kah seperti itu, Ra ?

Semoga dimanapun kamu berada tetap menjadi perempuan hebat yang aku kenal, Ra.

Sekali lagi aku pamit, Ra. Besok kutuliskan lagi cerita panjangku yang tidak tersampaikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun