Mohon tunggu...
Delvi Adri
Delvi Adri Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Batu Cincin Keramat

27 April 2015   15:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:38 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Indonesia kembali ke zaman batu. Jika dipikir, tidak ada salahnya sebagian orang berpendapat, bahwa Indonesia memang kembali ke zaman batu. Ups, tunggu dulu. Zaman batu yang dimaksud bukanlah zaman batu di mana manusia purba hidup, jutaan tahun lalu.

Ya, zaman batu yang dimaksud di sini kembalinya tren batu cincin yang juga sempat populer di Indonesia sejak zaman dahulu. Bahkan presiden pertama Indonesia, Soekarno sudah memakainya.

Di Indonesia sendiri, ada berbagai jenis batu. Seperti Bacan, Giok, Kalimaya, Sungai Dareh, dan banyak lagi. Varian harga sebuah batu juga beragam, ada yang dapat dibeli dengan uang Rp50 ribu bahkan ada yang dihargai Rp30 miliar, seperti Giok Aceh berbobot 20 ton yang ditemukan baru-baru ini. Semua tergantung ukuran dan keindahan sebuah batu.

Namun sayang, tidak sedikit 'penggila' batu cincin ini menilai, sebuah batu lebih dari perhiasan. Ada yang menyebut, batu yang diikatkan di cincin itu pembawa keberuntungan. Ada juga yang menilai, sebuah batu yang dipakai akan memancarkan aura si pemakainya, sehingga menjadi lebih percaya diri. Bagi saya pribadi, itu hanyalah sugesti yang dibisikkan Iblis.

Lebih parahnya lagi, ada yang mengaku mendapatkan cincin dari sebuah mimpi. Dengan kata lain, itu batu cincin merupakan batu keramat. Bahkan ada yang bercerita;

Si anu itu dapat batu cincin waktu perjalanan jauh. Waktu itu dia melihat ada kakek-kakek berpakaian lusuh perlu pertolongan. Lantas si anu itu menolong kakek-kakek tadi, sewaktu si anu ingin melanjutkan perjalanan, si kakek memberikan sebuah cincin lengkap dengan batu. Anehnya, ketika si anu sudah berada di dalam mobil, dan hendak mengucapkan salam kepada si kakek, si kakek tadi sudah hilang, lenyap tak berbekas.

Anda boleh percaya dan boleh tidak, kembali lagi kepada diri kita. Lalu berpikir, apakah mungkin sebuah batu memiliki kekuatan tertentu (magis)?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun