Pendahuluan
Pada September kemarin, Bencana Topan Yagi telah melanda Asia Tenggara. negara yang terdampak bencana tersebut ialah Myanmar, Vietnam, dan Filipina. Pada tanggal 18 September, Uni Eropa telah menyalurkan dana sebesar 22 juta Euro sebagai bantuan darurat untuk membantu para korban Topan Yagi yang melanda wilayah Asia Tenggara pada tahun 2024. Dalam bantuannya, Uni Eropa juga mengaktifkan layanan pemetaan satelit darurat bernama Copernicus. dan sejauh 10 peta telah diaktifkan pada 11 september. Bantuan yang diberikan berupa air bersih dan sanitasi, bantuan medis dan layanan kesehatan, serta tidak lupa makanan dan kebutuhan pokok seperti makanan, tempat tinggal sementara, dan barang kebutuhan pokok lainnya pasca bencana. Jumlah terbesar, hingga 1,2 juta, akan diberikan untuk membantu upaya kemanusiaan di Myanmar, di mana Topan Yagi menyerang wilayah yang telah sangat terdampak oleh konflik bersenjata yang berlangsung. Selain itu, 650.000 akan disediakan untuk Vietnam, 200.000 untuk Filipina, dan 150.000 untuk Laos.
Isi
Dari bantuan Uni Eropa kepada para korban Topan Yagi bisa dikaitkan dengan teori balance of power. Pada dasarnya, teori balance of power mengatakan bahwa negara-negara berusaha mempertahankan keseimbangan kekuatan dalam sistem internasional agar tidak ada satu negara yang mendominasi. Untuk mencegah munculnya hegemoni, negara-negara akan membentuk aliansi atau mengambil tindakan tertentu. Dalam hal ini, suatu negara menggunakan kekuatan yang "dimiliki" untuk mencapai kepentingannya. Morgenthau mempertahankan gagasan ini dan mengatakan bahwa orientasi kepentingan nasional menentukan kekuatan suatu negara. Meskipun bantuan kemanusiaan terlihat sebagai tindakan murni kemanusiaan, namun dalam konteks hubungan internasional, setiap tindakan negara memiliki dimensi politik. Bantuan Uni Eropa tersebut bisa saja hanya untuk menaikkan citra Uni Eropa yang ingin dilihat dunia internasional. Faktor lain adanya tekanan dari kelompok-kelompok masyarakat di Uni Eropa sendiri untuk mendorong pemerintah memberikan bantuan serta adanya hubungan bilateral dari Uni Eropa dan negara-negara yang terkena bencana Topan Yagi.
Kesimpulan
Bantuan kemanusiaan Uni Eropa pasca Topan Yagi, meskipun berkedok kemanusiaan murni, sejatinya memiliki dimensi politik yang mendalam. Tindakan ini dapat dikaitkan dengan teori balance of power di mana negara-negara berupaya menjaga keseimbangan kekuatan. Uni Eropa, melalui bantuan ini, tidak hanya ingin meningkatkan citra positifnya di mata dunia internasional, tetapi juga mungkin bertujuan untuk memperkuat pengaruhnya di kawasan tersebut, serta merespons tekanan dari dalam negeri. Dengan demikian, tindakan kemanusiaan ini menjadi instrumen politik yang kompleks, di mana kepentingan nasional dan citra internasional saling terkait.
Referensi
(ECHO), D.-G. f. (2024, September 18). EU releases 2.2 million in emergency assistance to help victims of typhoon Yagi in Southeast Asia. Diambil kembali dari European Civil Protection and Humanitarian Aid Operations: https://civil-protection-humanitarian-aid.ec.europa.eu/news-stories/news/eu-releases-eu22-million-emergency-assistance-help-victims-typhoon-yagi-southeast-asia-2024-09-18_en#:~:text=Following%20the%20devastating%20impact%20of,water%20and%20sanitation%2C%2
Darmawan, A. B., & Ndadari, G. L. (2017). Keterlibatan Amerika Serikat dalam Sengketa Laut Tiongkok Selatan pada Masa Pemerintahan Presiden Barack Obama. Jurnal Hubungan Internasional, 15.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H