Mohon tunggu...
Delta Nia
Delta Nia Mohon Tunggu... -

Teacher who concern with education and knowledge.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mengembalikan Taman Kota yang Hilang

20 November 2014   20:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:18 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah taman kota di Propinsi Riau, tepatnya di daerah Rumbai yaitu taman Politehnik Caltex adalah sebuah taman bermain dan arena olah raga yang terletak di kawasan Utara kota Pekanbaru. Sebelum tahun 2005 taman ini, hanya berupa tanah kosong yang masih dipenuhi pepohonan liar, dan semak belukar. Namun kini, seiring dengan berjalannya waktu, pelan-pelan tanah yang dipenuhi pohon tersebut dijadikan sebagai pusat taman bermain dan olah raga yang dikelola oleh perusahaan besar PT. Caltex pada masa itu. Ketika itu, masih banyak kita lihat penataan taman yang indah, tersusun rapi lengkap dengan sarana bermain untuk anak-anak dan sebagai tempat untuk melakukan kegiatan olahraga oleh masyarakat sekitar.

Namun kini, keindahan, dan keasrian alam di taman Politehnik Caltex Riau telah berubah secara dratis. Kiri kanan jalan pinggiran taman dipenuhi oleh para penjual kaki lima, berbagai jenis lapak dan asongan. Taman kota Rumbaitidak lagi menjadi tempat yang indah untuk dikunjungi warga, karena mulai dari awal hingga ujung jalan taman, sudah banyak bermunculan para penjual makanan jajanan maupun pernak-pernik barang yang dijajakan di pinggiran jalan, apalagi kios-kios para penjual tersebut belum diatur dan ditata dengan rapi, sehingga kurang sedap dipandang mata. Akhirnya taman kota seakan hilang dibalik hiruk pikuknya para penjual dan pembeli.

Seiring dengan pelaksanaan otonomi daerah, maka terjadi pergeseran peran dan tanggung jawab pengelolaan kegiatan pembangunan dari pemerintahan pusat ke pemerintahan kabupaten/kota yang tentunya lebih paham akan kondisi dan karakteristik wilayahnya, yang diharapkan mampu memanfaatkan secara optimal sumber dayanya dengan tetap dilandasi oleh rasa kepemilikan dan tanggung jawab yang kuat untuk memelihara kelestarian lingkungan. Pengelolaan taman kota akhirnya dipercayakan kepada pemerintah daerah, termasuk di antaranya taman Politeknik Caltex.

Memang benar, perlu adanya rencanaPemerintah Kota Pekanbaru, Riau, yang berkomitmen untuk melakukan pembangunan secara merata di seluruh wilayah termasuk Kecamatan Rumbai yang diwacanakan untuk dijadikan sebagai central bisnis baru. Sebagaimana yang telah disampaikan oleh Wali Kota Pekanbaru Firdaus MT kepada wartawan Riau Pos Kamis (24/4/2014) lalu di Pekanbaru yang mengatakan bahwa, Rumbai akan dijadikan sebagai central bisnis baru, bahkan ke depannya pemerintah daerah akan memprogramkan pengembangan pusat bisnis di Meranti Pandak, Water Front City di jalan Nelayan, serta Sentra Pariwisata di Danau Buatan.(sumber: Riau Pos). Sungguh sangat disayangkan, apabila program yang dengan penuh semangat membangun Riau menjadi pusat bisnis tidak diimbangi dengan pelestarian lingkungan hidup. Jika saja kita boleh bermimpi, mungkin akan lebih bijaksana jika taman yang luasnya kurang lebih 3X luas lapangan bola ini dikembalikan lagi fungsinya sebagai taman bermain dan olah raga, taman bunga yang indah atau taman tempat tumbuhnya pepohonan yang rindang, sehingga taman ini bisa dijadikan sebagai tempat belajar oleh para siswa maupun masyarakat serta pelestarian lingkungan hidup. Serta perlunya usaha mendesak terhadap pengaturan para penjual jajanan kaki lima dan asongan agar tertata rapi dan bersih sehingga lingkungan taman tetap terlihat indah dan asri.

Kondisi propinsi Riau khususnya, dan Indonesia pada umumnya telah membuat para siswa di sekolah-sekolah negeri maupun swasta agak kesulitan membawa anak-anak didik mereka mencari tempat sumber belajar yang nyata dalam lingkungan sekitar. Kurikulum baru 2013 menuntut guru maupun tanaga pendidik lainnya untuk senantiasa mengajarkan kepada anak didik agar cinta terhadap lingkungannya. Baik cinta terhadap kebersihan, cinta terhadap alam maupun cinta terhadap kondisi lingkungan sekitar mereka. Namun, kondisi real yang terjadi di lapangan justru kurang mendukung proses pembelajaran ini. Perencanaan tata ruang di Propinsi Riau belum mampu meredam atau mempercepat penyelesaian pemanfaatan lahan terutama lahan yang diperuntukkan untuk taman kota. Hal tersebut terbukti dari pemanfaatan lahan seperti taman-taman di Rumbai. Banyak lahan-lahan taman seperti lahan taman Politehnik Caltex Riau, lahan taman PON yang hingga kini tidak terurus dengan baik. Padahal dengan sedikit sentuhan saja, penggalakan program penghijauan, dan pelestarian sumber daya alam, justru manfaatnya akan terasa lebih besar bagi warga, anak-anak maupun masyarakat dapat menghirup udara segar, apalagi akhir-akhir ini kondisi udara di kota Rumbai khususnya dan propinsi Riau pada umumnya selalu dirudung asap.

Seandainya saja kita boleh bermimpi, menciptakan sebuah lingkungan yang hijau, yang diiringi nyanyian merdu berbagai jenis burung di dalamnya, tempat anak-anak bermain dan berolah raga, yang berada di daerah perkotaan seperti Rumbai, barangkali kita sebagai warga masyarakat dan anak-anak bisa berpergian untuk refreshing ke sana. Lebih dari sekedar tempat wisata ataupun refreshing, taman kota bisa juga dijadikan sebagai sarana tempat sumber belajar. Adanya sambungan benang merah yang kuat antara proses pembelajaran di sekolah dengan program pemerintah yang mau mencerdaskan anak bangsa yang peduli terhadap lingkungannya.

Sudah selayaknya kita bercermin dari Negara-negara maju dalam merencanakan penataan kota-kotanya. Contohnya seperti Negara Jepang. Kebijakan penataan ruang di Jepang menggunakan pendekatan pengklasifikasian tata ruang menjadi hanya dua kelompok besar kawasan yaitu kawasan untuk direncanakan masa sekarang dan kawasan yang diperuntukan untuk masa depan. Kebijakan penataan ruang ini dikuti oleh kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang melalui mekanisme perizinan pemanfaatan ruang. Jadi jangan harap pemerintah mengabulkan permohonan izin lokasi atau izin bangunan untuk lokasi yang peruntukannya untuk masa depan. Tata ruang di Jepang menyiapkan lahan untuk peruntukan generasi yang akan datang. Mereka telah memikirkan jauh ke depan manfaat yang bisa diambil bagi generasi masa depan. Sedangkan Negara Amerika walaupun belum mempunyai tradisi yang kuat dalam penataan ruang, akan tetapi setiap negara bagian di Negara tersebut sudah mempunyai peraturan yang ketat tentang Sistem Penataan ruang dan Lingkungan. Penataan ruang didasarkan kepada zona-zona yang dibuat oleh pemerintah. Pengaturan, pengendalian dan pengawasan terhadap kawasan konservasi lingkungan hidup dan area-area perlindungan sumber-sumber daya alam dan keindahan pemandangan merupakan kewenangan pemerintah negara bagian sepenuhnya. Hal ini bisa kita saksikan sendiri di acara-acara televisi, bagaimana bersih, teratur, indah dan hijaunya kota-kota Negara maju tersebut, bahkan negara Singapura yang luasnya hanya 581.5 m² saja mau menyediakan lahan yang cukup luas sebagai tempat pelestarian alam, seperti Singapura Zoo yang luasnya mencapai 30 ha. (Wikipedia).

Bisa jadi masalah penataan taman-taman kota di area Rumbai muncul akibat pengelolaan tata ruang setiap aktor pembangunan belum menyadari tentang adanya perubahan-perubahan yang fundamental, yang menuntut perlunya perubahan dalam pola pikir, pola hubungan, dan pola tindakannya terhadap sesama pelaku, masyarakat, dan lingkungannya. Dalam kaitannya dengan penataan ruang, pada masa kini pola pemanfaatan ruang lebih ditentukan dan dipengaruhi oleh faktor pasar, dan semakin berkurangnya peran kebijaksanaan dan strategi yang ditetapkan melalui mekanisme pemerintahan. Keberadaan penataan ruang yang diharapkan sebagai media untuk mengatur dan mengelola sumber daya alam yang ada barangkali juga belum sepenuhnya dapat diimplementasikan. Sehingga taman-taman yang terletak di kawasan kota tidak tertata dan terjaga dengan baik.

Efek pemanasan global sebagai dampak yang ditimbulkan oleh berbagai kegiatan pembangunan yang tidak ramah lingkungan, rusaknya lapisan ozon yang salah satunya akibat dari efek rumah kaca sangat mengancam keberlangsungan dan kelestarian hidup seluruh mahluk hidup di atas permukaan bumi, hal ini seharusnya sudah mampu membuat para pemegang kekuasaan mulai memikirkan masa depan bangsa ini. Ditambah lagi dengan punahnya berbagai keanekaragaman hayati sebagai akibat kurangnya pertimbangan upaya perlindungan dan pelestarian lingkungan, kebakaran hutan yang tidak terkontrol, penebangan pohon secara illegal yang sering terjadi, paling tidak sudah bisa dijadikan tolak ukur dalam pembenahan tata ruang kota yang lebih menfokuskan pelestarian lingkungan.

Sebagai gambaran dan solusi ke depan mungkin sudah selayaknya para pemangku jabatan yang memiliki wewenang dalam mengatur dan menata tata ruang perkotaan untuk mau melakukan evaluasi dan review atas institusi penanggung jawab pertanahan dan institusi penanggungjawab pengelolaan sumber daya alam serta pelestarian lingkungan hidup, sehingga lembaga-lembaga tersebut mampu mengintegrasikan isu-isu sosial, ekonomi dan isu pelestarian lingkungan hidup dalam menyelamatkan bumi kita. Perlunya penguatan kembali mekanisme koordinasi kerja antar lembaga-lembaga yang bertanggung jawab atas pertanahan dan institusi penanggungjawab atas pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan hidup, sehingga memiliki kapasitas yang memadai dalam melakukan tindakan-tindakan nyata dalam membenahi taman-taman besar menjadi taman-taman yang memiliki multifungsi yang bisa bermanfaat bagi manusia, alam, terutama bagi penerus bangsa ini nantinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun