Mohon tunggu...
Darlis Darwis
Darlis Darwis Mohon Tunggu... -

Darlis Darwis, lahir di jakarta th 1957 profesi PNS, pemerhati masalah ekonomi dan sosisal budaya. Tempat tinggal disekitar x malang jakasempurna

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

PENTINGNYA PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN BAGI PENDUDUK USIA MUDA *)

29 Oktober 2016   22:11 Diperbarui: 30 Oktober 2016   13:40 1690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

PENTINGNYA PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN
BAGI PENDUDUK USIA MUDA *)

Bicara kependudukan tidak hanya bicara tentang “jumlah penduduk” saja, namun juga mencakup pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, kondisi kesejahteraan dan juga politik, ekonomi, sosial, budaya, agama, serta lingkungan.

Peranan Pendidikan Kependudukan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan kependudukan menjadi sangat penting dan strategis, karena isu dan permasalahan kependudukan bersifat universal dan memiliki spektrum yang sangat luas dalam tata kelola kehidupan umat manusia di muka bumi.

Pendidikan Kependudukan telah menjadi isu dunia ditandai dengan adanya Deklarasi Kependudukan PBB tahun 1967, bahwa pemecahan masalah kependudukan harus dilakukan secara terencana, sistematis, dan komprehensif dalam jangka panjang dengan mengikutsertakan bidang dan serktor pembangunan terkait termasuk pendidikan.

Tahun 1970 menjadi “Tahun Pendidikan Internasional” yang ditetapkan oleh PBB, pada tahun yang sama telah diselenggarakan seminar dengan tajuk “Pendidikan Kependudukan” (Population Education) se-Asia Pacifik di bangkok Tahiland yang disponsori oleh UNESCO.

Program Pendidikan Kependudukan tidak dapat berhasil tanpa bantuan dan kerja sama dari seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat yaitu dengan mengintegrasikan pendidikan kependudukan ke dalam berbagai kegiatan yang telah ada di mitra kerja dan masyarakat, meningkatkan kualitas materi pendidikan kependudukan dengan prinsip berdasarkan bukti (evidence based) sesuai dengan kebutuhan segmentasi sasaran dan mudah digunakan (user friendly) termasuk kebutuhan muatan lokal, selalu meningkatkan pemanfaatan berbagai media, baik tradisional, cetak maupun elektronik, termasuk teknologi informasi dalam rangka memepercepat proses pendidikan kependudukan.

BKKBN telah menggagas Sekolah Siaga Kependudukan (SSK), yaitu sekolah yang mengintegrasikan pendidikan kependudukan dan keluarga berencana ke dalam beberapa mata pelajaran sebagai pengayaan materi pembelajaran, dimana didalamnya terdapat pojok kependudukan sebagai salah satu sumber belajar peserta didik sebagai upaya pembentukan generasi berencana, agar guru dan peserta didik dapat memahami isu kependudukan dan guru mampu mengintegrasikan isu kependudukan ke dalam pembelajaran sesuai kurikulum 2013.

Dalam Program SSK, materi kependudukan diintegrasikan dengan mata pelajaran sesuai dengan pokok bahasan sehingga bukan mata pelajaran baru, tidak menambah jam pelajaran, tidak menganggu kegiatan belajar mengajar namun justru mempertajam materi yang dibahas, dan Program SSK menjadi wadah bagi program-program yang digulirkan BKKBN seperti PIK Remaja, Genre (Genre Goes to School), dan lain-lain. Sehingga dapat berjalan berdampingan dan simultan

25% atau sekitar 63.233.703 jiwa (enam puluh tiga juta dua ratus tiga puluh tiga ribu tujuh ratus tiga jiwa) dari total jumlah penduduk Indonesia yaitu 255.182.144 jiwa (dua ratus lima puluh lima juta seratus delapan puluh dua ribu seratus empat puluh empat jiwa) yang berumur 16-30 tahun adalah Pemuda (menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009). Sebagai generasi penerus pengelola bangsa, besarnya jumlah penduduk usia muda di Indonesia tersebut merupakan potensi besar bagi keberlangsungan pembangunan dalam rangka mencapai cita-cita pendiri bangsa. Oleh karena itu peranan Pendidikan Kependudukan diperlukan agar para pemuda ini tumbuh dan berkembang menjadi gengerasi penerus bangsa yang berkualitas yang memiliki pengetahuan, pemahaman dan kesadaran serta sikap dan perilaku berwawasan kependudukan.

Oleh sebab itu sangat diperlukan untuk mengajak para pemuda untuk ;
1. Saya Sadar (i aware), mengenai perkembangan dengan jumlah penduduk dunia, kebutuhan dan ketersediaan air, pangan dan energi
2. Saya Peduli (i care), mengenai isu-isu kependudukan
3. Saya Melakukan (i do), mulai melakukan langkah-langkah aksi nyata melalui perilaku hidup berwawasan kependudukan

*) Dir.Dit.Kerjasama Pendidikan Kependukdukan, BKKBN

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun