Mohon tunggu...
Adelia Sulasi
Adelia Sulasi Mohon Tunggu... mahasiswa penulis -

Anak Zaman millenial yang suka menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Traveling Nekat Rasa Asik Geliga

23 Desember 2017   12:18 Diperbarui: 27 Desember 2017   14:06 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menara Masjid Agung Banten

HELLO, sobat Traveler kali ini aku akan membagikan kisah travelingku dengan berjalan kaki..

     Wow!!!! mungkin sebagian orang enggan buat traveling berjalan kaki, yap banyak dari mereka lebih suka travelling dengan alat transportasi yang mudah, nyaman dan tidak bikin lelah yang penting bisa sampai ketempat tujuan. Aku juga pernah berfikir sama seperti sobat traveler yang ingin serba mudah, tapi kali ini aku berfikir berbeda karena efek kelelahanku yang tinggal di Ibu Kota yang macetnya bisa dibilang mainstream, sejak keterlambatanku mulai dari terlambat kuliah sampai terlambat dari segala acara. Dari situlah aku memulai untuk membiasakan jalan kaki kemana-mana, memang awal mulaku berjalan kaki untuk rutinitas kegiatanku sangat lelah, cape, pegal sampai nyut-nyutan diengkel kaki dan betis karena kebiasaanku yang jarang sekali olahraga serta bergerak. Lalu aku mencari-cari krim yang pas untuk meredakan nyeri ototku agar rileks dan nyaman saat aku berjalan. Dari mulai merk A sampai Z Sudah kucoba tidak berefek nyaman bagi rasa nyeri otot kakiku.

      Pada suatu hari akhirnya aku menemukan iklan yang ada di salah satu stasiun televisi lalu kucoba untuk membeli krim tersebut wahh bener banget loh krim nya pas dan nyaman banget buat rasa nyeri ototku. Mau tau? nih aku kasih tau yaa... GELIGA krim krim otot yang panasnya berganda uhhh aromanya segerrr loh sobat traveler. Sejak saat itu sampai saat ini Geliga krim termasuk menjadi poin tersendiri dalam kegiatan travelingku dengan berjalan kaki yang selalu kubawa kemana-mana. Trip pertamaku dengan jalan kaki asik geliga adalah menjelajah provinsi banten.  Aku dan temanku memutuskan untuk nekat traveling ke daerah Serang Banten dengan berjalan kaki, namun sebelum berangkat aku selalu memakai geliga krim agar perjalananku tidak terhambat karena rasa pegal. Setelah sudah siap dengan semua persiapan, kamipun mulai berjalan dan yeahhhh!!! Selamat datang dikota Serang Banten..... Ya, kenapa kami memilih traveling ke Serang Banten ini karena banyak museum-museum peninggalan sejarah islam disana yang wajib dikunjungi seperti benteng spalwijk, sampai dengan Masjid Agung Banten.

     Jarak dari pusat kota serang banten ke lokasi Masjid Agung Banten sekitar 10 km yang kami jelajahi dengan berjalan kaki sambil menikmati pemandangan jalanan di kota serang. Dua setengah jam kami berjalan untuk sampai kelokasi dengan jalanan yang terjal, berbatu dan aspal yang masih diperbaiki kemudian sampailah di lokasi. Lokasi pertama yang terlihat yaitu adanya benteng spalwijk. Benteng yang unik peninggalan zaman belanda. kami berniat untuk mengabadikan moment disana untuk sekedar berfoto-foto.  

tampak depan benteng spalwijk
tampak depan benteng spalwijk
sejarah benteng spalwijk
sejarah benteng spalwijk
Setelah puas dengan kegiatan selfie zaman now lalu kita melanjutkan trip ke Masjid tersebut berlokasi agak jauh dari jalan. Untuk menuju ke sana, kami harus melewati deretan para pedagang yang berjualan seperti etalase sepanjang lorong menuju Masjid. Memang keberadaannya berguna bagi para pengunjung. Selain mudah untuk mendapatkan aneka makanan, minuman atau pernak-pernik, pengunjung juga tidak kepanasan karena atap dari terpal pedagang tersebut melindungi pengunjung  dari terik matahari.

    Sampai didepan Masjid Agung Banten hal pertama yang membuatku tertarik  yaitu menara tinggi yang berada disamping masjid agung. Letaknya di sisi timur dari masjid. Menara yang terbuat dari batu bata tersebut memiliki tinggi +/- 24 meter dengan diameter 10 meter (pada bagian bawah). Berdasarkan informasi dari para penjaga menara tersebut bahwa menara ini dibuat oleh Hendrick Lucasz Cardeel yaitu seorang arsitek Eropa yang membangun menara tersebut dengan fungsi sebagai tempat untuk mengumandangkan adzan serta tempat penyimpanan senjata. Keren ya sobat traveler. Akhirnya aku mencoba untuk naik menara tersebut dengan menaiki 83 buah anak tangga untuk mengobati rasa penasaranku. Sampai juga diatas dan wahhhh..... pemandangannya indah sekali hamparan laut putih membentang dan gunung tinggi yang membuat panorama mata tertuju pada keindahan yang amat luar biasa. Dan tidak lupa seperti biasa kami mengabdikan momen ini dengan berfoto selfie.

Menara Masjid Agung Banten
Menara Masjid Agung Banten
     Setelah puas kamipun turun dan bersantai dipinggir masjid karena temanku mendadak lelah, cape dan kaki sudah tidak kuat untuk berjalan, langsung  saja aku keluarkan sahabat kecilku peneman travelingku yaitu Geliga krim. Setelah dioles dan digosok ketempat yang nyeri seketika temenku sudah tidak pegal lagi loh sobat traveler, nyaman banget dan panasnya merata juga berganda. Temanku sangat suka dengan Geliga krim ini baginya krim ini sangat cocok buat para traveler pejalan kaki seperti kami. Kamipun melangkahkan kaki kiri meninggalkan masjid tersebut. Karena cuaca sudah mulai panas serta udara khas tepian pantai begitu meraja. Tak terasa sebotol air mineral pun telah habis dan sebuah Geliga krim pun telah ditangan untuk menemani langkah kaki menuju tempat penginapan. Dengan rute sebaliknya, dengan berjalan kaki, diriku dan temanku kembali ke kota Serang. Mulai saat itu aku menjadi seseorang anak dizaman milenial yang sangat suka jalan kaki ditambah aku memiliki sahabat geliga krim yang kubawa kemana-mana disetiap perjalananku. karena dengan geliga krim aku bebas dari pegal dan bebas kemanapun aku mau..

persiapan travelling selanjutnya bebas pegal dengan geliga krim
persiapan travelling selanjutnya bebas pegal dengan geliga krim
yukk dicoba sobat-sobat pencinta traveler aku dan teman travelerku sudah membuktikan loh, sekarang giliran kamu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun