Mohon tunggu...
Ade Ayu Astuti
Ade Ayu Astuti Mohon Tunggu...

Assalamu'alaikum Ahlan wa sahlan Persaudaraan kita diawali oleh perjumpaan karena Allah Perlahan berubah menjadi sahabat Dan hanya kan berakhir karena Allah SWT. ana uhibbukum fillah hatta fil jannah abadan abada, ^_^

Selanjutnya

Tutup

Money

Belajar dari Singapura dalam Mengahadapi MEA

19 April 2016   20:27 Diperbarui: 19 April 2016   20:43 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

ASEAN merupakan suatu organisasi kawasan di wilayah Asia Tenggara yang terdiri atas 10 negara yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, Laos, Kamboja, Vietnam, Thailand, Brunei Darussalam, dan Myanmar. Singapura merupakan sebuah negara kepulauan yang paling maju di wilayah Asia Tenggara yang terletak di ujung selatan Semenanjung Malaya. Negara ini terletak pada posisi yang sangat strategis yaitu di jalur silang pelayaran internasional dari Australia, Asia Timur, Eropa, dan Indonesia. Peluang ini yang dikelola oleh pemerintah Singapura untuk mengembangkan negara melalui pelabuhan sehingga membuat negara ini mampu menjadi pusat keuangan terdepan keempat di dunia yang memiliki peranan penting dalam perdagangan dan keuangan internasional.

Dinamika transformasi negara Singapura menjadi negara maju senantiasa mengalami fluktuasi yang diakibatkan oleh berbagai factor baik internal maupun eksternal. Sistem pemerintahan memiliki peran yang cukup penting dalam meningkatkan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Singapura. Dalam rangka menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN berbagai upaya telah dilakukan oleh negara Singapura untuk menghadapi era ini

Dalam rangka menghadapi MEA berbagai upaya telah dilakukan oleh negara-negara ASEAN. Negara Singapura sebagai negara maju di ASEAN juga telah mempersiapkan diri untuk memenangkan kompetisi ini. Pemerintah Singapura menyadari bahwa kemakmuran Singapura tergantung pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan penduduk negara tetangganya di ASEAN, karena keterbatasan sumber alam, energi, dan lahan di Singapura, angkatan kerja yang semakin sedikit, kesulitan pengusaha untuk mendapat tenaga kerja.

Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah Singapura sangat mendorong sektor swasta Singapura untuk berekspansi terutama ke Indonesia melalui: 

Ø  Pengiriman berbagai misi bisnis ke Indonesia: IE, SBF, SMF, SCCCI, SMCCI, dll. 

Ø  Penyelenggaraan berbagai forum bisnis dan seminar tentang “Doing Business in Indonesia” di berbagai sektor dan daerah

Ø  Pemberian government grant bagi pengusaha Singapura yang akan berekspansi ke Indonesia. [1]

Singapura merupakan negara yang menjadi pusat ratusan perusahaan  multinasional untuk melakukan investasi dan  transaksi di ASEAN. Hal  ini menjadi sebuah kekuatan yang dimiliki negara ini sehingga pemerintah mulai memperkuat praktek perdagangan serta konsultasi klien terhadap isu-isu yang berkaitan dengan perdagangan di seluruh wilayah, termasuk transfer pricing, kebijakan perdagangan anti-kompetitif akuisisi strategis dan investasi, dan pasokan integrasi rantai dan sebagainya. [2]

Pemerintah Singapura memiliki sebuah lembaga pemerintah yang disebut SPRING, lembaga ini telah memberikan dukungan keuangan kepada lebih dari 1.500 perusahaan untuk membantu mereka meningkatkan kualitas output dan outcome mereka, sementara International Enterprise Singapore membantu UKM lokal untuk internasionalisasi bisnis tersebut. Selain itu, Singapura juga memiliki beberapa strategi yang komprehensif untuk membangun keterampilan, inovasi, dan produktivitas sebagai upaya penguatan perekonomian local.[3]

Indonesia merupakan negara yang memiliki SDA dan SDM yang banyak,akan tetapi hal ini belum meunjukkan suatu sinergi yang baik dengan tingkat kesejahteraan masyarakat, khusunya untuk menghadapi MEA. Apabila pemerintah Indonesia tidak segera membenahi diri maka pada akhirnya negara ini hanya menjadi pasar yang cukup menjanjikan bagi negara ASEAN. Masyarakat yang “ikut-ikutan” sudah menjadi ciri dari masyarakat Indonesia itu sendiri. Bahwa secara umum, manusia dan bangsa Indonesia mengalami kerentanan dalam mentalitas berdikari, berdaulat, dan berkepribadian. Pola berpikir masyarakat Indonesia saat ini menjadi pertanyaan besar, apakah bisa kita berpikir visioner untuk menuju kemajuan bangsa dan mengubah kebiasaan buruk dari cara berpikir masyarakat yang enggan untuk berperan aktif dalam membangun bangsa ini.Oleh karena itu, dibutuhkan suatu pemahaman yang mendalam dan intervensi aktif pemerintah dalam mempersiapkan masyarakat Indonesia untuk menghadapi kompetisi MEA

[1] Kementerian Perindustrian Republik Indonesia,” Sosialisasi Implementasi MEA(part 5): Strategi Thailand dan Singapura diakses dari www.kemenperin.go.id/artikel/13639/Sosialisasi-Implementasi-Masyarakat-Ekonomi-ASEAN-(part5) pada tanggal  14 April 2016 pukul 22:30
[2] Ranajit Dam,  “Getting Ready for the AEC”, diakses dari http://www.legalbusinessonline.com/features/getting-ready-aec/69283 pada tanggal 15 April 2016 pukul 13:00
[3]  Bcg perspectives, “Winning in ASEAN: How Companies Are Preparing for Economic Integration, The Reasons for Optimism About Southest” diakses dari https://www.bcgperspectives.com/content/articles/growth_globalization_winning_asean_how_companies_are_preparing_economic_integration/?chapter=2 pada tanggal 15 April 2016 pukul 15:00
 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun