Dikutip dari buku Samovar, "Communication Between Cultures", budaya memiliki peran utama dalam menentukan pedoman dalam menetapkan perilaku komunikatif yang sesuai untuk hal-hal di dalam lingkungan masyarakat, sosial dan fisik yang berbeda. Artinya, budaya itu akan terbentuk dari sebuah kebiasaan yang dilakukan oleh manusia dengan konteks yang berbeda beda.
Seperti yang kita tahu bahwa manusia memiliki latar belakang dan karakter yang berbeda-beda. Namun, dengan kondisi yang seperti itu, manusia tidak bisa hidup sendiri. Setiap orang pasti memerlukan orang lain untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Di dalam kehidupan pasti ada seorang teman yang membantu kita di dalam hidup teman. Maka dari itu, manusia berteman dengan satu sama lain. Sebuah hubungan pertemanan yang baik dapat dilihat dari interaksi yang dilakukan. Kita dapat menilai sebuah persahabatan sebagai hubungan teman yang baik ketika setiap pribadi membangun koneksi dengan saling menghargai, saling mempercayai, jujur, mendukung satu sama lain, bersikap adil, serta berkomunikasi dengan baik. Kita dapat melihat dari hal tersebut, apakah sebuah pertemanan perlu dipertahankan atau tidak.
 Sebagian orang berpikir berteman itu mudah, namun ada sebagian orang juga yang menganggap bahwa berteman itu cukup sulit. Menurut saya, berteman memerlukan usaha yang cukup banyak dan sulit untuk dipertahankan. Kembali lagi ke aspek yang sudah saya jelaskan sebelumya, bahwa manusia memiliki karakteristik kebudayaan dan latar belakang yang berbeda. Kita tidak datang atau berasal dari daerah dan kehidupan yang sama. Semuanya pasti memiliki kepercayaan dan perngalaman hidup masing-masing. Hal-hal yang diajarkan di dalam hidup kita pu berbeda-beda. Dro hal tersebut, bisa dikatakan bahwa tidak semua orang bisa cocok dengan orang lain. Tanpa adanya pengenalan dengan budaya yang dianut oleh masing-masing manusia, maka hubungan yang dijalani akan mudah terpecah atau bahkan tidak behasil. Jadi, perlu adanya pehamaman tentang budaya dari setiap orang ketika ingin berteman. Jika hal tersebut terlaksana dengan baik, maka pertemanan yang dijalani akan menjdai baik dan lancar.
 Selain itu, kita juga perlu membangun sebuah kepercayaan saat kita menjalin pertemanan dengan orang lain. Rasa percaya itu sangat penting dalam pertemanan, karena manusia butuh suatu kepercayaan untuk merasa aman dan bisa menceritakan berbagai hal yang perlu untuk diceritakan. Terkadang, manusia tidak bisa dipercayai. Masih banyak yang menyalah gunakan kepercayaan yang diberikan untuk suatu hak yang bisa merusak suatu pertemanan. Maka dari itu, kita harus mempelajari budaya dalam berteman, dimana kita perlu menanam dan memegang erat sebuah kepercayaan.
 Tidak hanya kepercayaan, namun juga perilaku kita masing-masing juga bisa mempengaruhi hubungan pertemanan yang kita jalin. Pertemanan dijalankan oleh beberapa individu, tidak hanya satu individu saja. Jadi, kita sebagai manusia pun harus mengintropeksi diri sebelum melihat kepribadian orang lain. Kita bisa menilai orang lain, namun sebelum itu kita harus melihat diri kita sendiri, apakah sudah benar atau belum. Jika ada yang masih kurang, kita bisa memperbaikinya tanpa harus menghilangkan jati diri kita sebagai seseorang yang berkebudayaan dan berkarakter.
 Jadi, jangka waktu hubungan pertemanan antara satu sama lain itu tergantung dari masing-masing individu. Berteman akan terasa lebih menyenangkan apabila kita mampu menerima kebudayaan lain dengan cara yang logis dan tidak menyinggung perasaan orang tersebut. Tidak perlu memikirkan apa yang ada dibalik orang tersebut, karena sejatinya kita ini manusia, tidak ada yang sempurna.Â
Daftar Pustaka :
Samovar, L. A., Roy, C. S., Porter, R. E., & McDaniel, E. R. (2017). Communication Between Cultures. Cengage Learning.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H