Mohon tunggu...
Delfitria
Delfitria Mohon Tunggu... Penulis - Mental Health Enthusiast

Perempuan yang senang berbicara soal kewarasan manusia~

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Siapa Bilang Ini Biasa

7 Januari 2014   21:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:03 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Bicara tentang biasa dan luar biasa pasti ada faktor yang menghambat seseorang untuk berbuat luar biasa bahkan harus bertingkah biasa. Ingat, bukan hanya orang yang ada di TV saja yang bisa luar biasa. Kita juga bisa. Jelas. Lalu apa factor yang menghambat seseorang untuk menjadi luar biasa? Banyaknya kekangan dan kurangnya dukungan adalah salah dua faktor yang mempengaruhi seseorang untuk bertindak biasa saja.  Banyaknya kekangan alias terlalu diawasi membuat si Dia mati gaya dengan dunia yang semakin modern ini. Apalagi bicara dukungan. J sudah tidak ada dukungan di hidupnya,  si Dia akan takut untuk melihat keadaan di luar jendela. Sedih. Dua hal itu yang harus diperhatikan para pendidik (orang-orang yang menginginkan asuhannya menjadi luar biasa) sehingga apa yang ia lakukan tidak menjadi boomerang baginya.

Hal yang paling mudah dalam mempengaruhi orang lain adalah dengan memperlihatkan kebiasaan kita kepada target kita itu. Ya, sekarang giliranku untuk mendeklarasikan kegiatan biasaku namun jika dilakukan terus menerus menimbulkan dampak yang luar biasa untukku dan orang-orang di sekitarku. Kalau kata pembawa acar musik "Cek it out!"

Dari sekian banyak seminar yang aku lakukan hampir semuanya secara tidak langsung mengajakku untuk menjadi orang yangluar biasa. Ya,  tepatnya luar biasa seperti produk yang satu ini. Jika ayahku ingin menyetir mobil dengan jarak yang cukup jauh tak jarang ia beli produk ini. Katanya biar kuat. Akhirnya kita dapat sampai ketempat tujuan. Ku akui keselamatan ini memang karena Allah swt tapi pasti ada penunjang lain yaitu Kratingdaeng. Terimakasih ya Allah kau telah mempertemukanku dengan minuman ini.

Kembali lagi ke kegiatan biasaku. Kegiatan yang pertama adalah menghadiri berbagai perkumpulan di sekelilingku dan membuat hidupku layaknya pejabat wanita terpenting di dunia. Semua bisa melakukan ini. Bahkan lebih baik dariku. Mungkin jika ku sebutkan satu persatu akan memenuhi dekstop anda. OK, maaf,  jika terlalu berlebihan. Dalam seminggu aku mengikuti Pramuka, OSIS, Karate Club, Language Club, Rohis, PMR, pengajian di rumah dan aktif sebagai remaja masjid. Kegiatan itu ku lakukan setiap harinya. Tidak ada hari yang membosankan di hidupku. Apalagi kegiatanku harus dibarengi dengan PR2013 yang kita tahu seberapa banyaknya. Lalu apa luar biasanya? Ya, dengan mengikuti semua itu aku bisa lebih dekat dengan lingkungan di sekitarku. Jika aku sudah dekat dengan lingkunganku aku akan lebih mudah sukses, toh? Itu luar biasanya. Aku juga dapat membantu masyarakat di dekatku. Bukan hanya dapat pahala namun bantuan timbal balik juga datang kepadaku. Intinya percaya lingkungan dan organisasilah. Kalau kau lelah setelah membantu masyarakat, aku anjurkan untuk minum kratingdaeng. Terbukti.

Kegiatan biasaku yang lain adalah menggalang dan untuk korban banjir tahun lalu. Membawa sebuah kardus bertuliskan "SUMBANGAN UNTUK KORBAN BANJIR" dengan usaha doortodoor bersama teman-teman sekelasku. Alhasil dapatlah membeli beberapa puluh liter beras, sembako dan mengumpulkan baju layak pakai. Huft, lelah! Rasanya ingin tiduran di aspal yang ku pijak saat itu. Namu jika mengingat tujuannya oh tidak! Itu tidak melelahkan. Justru luar biasa. Kita dapat membantu kesusahan mereka. Sempat ku berfikir jika yang ada dikerdus ini uangku pasti akan kubelikan sebotol Kratingdaeng dan membeli laptop untuk menceritakan kelelahanku dalam kompasiana. Hmm..

Hal biasaku lainnya adalah menjaga ibadah. Hal ini menjadi luar biasa karena sudah mulai jarang orang yang mempertahankan ini. Keyakinan. Bicara keyakinan bukan hanya ucapan. Harus ada bukti dan buktinya ya ini, menjalakan ibadah Tuhan. Katanya semua agama sama. Sama-sama ada kubu yang merugi dan beruntung. Merugi karena tidak menjaga ibadahnya dan beruntung karena selalu menjalankan ibadahnya. Dimanakah kita? Pasti ada di keberuntungan dan menjadi luar biasa.

Hal yang biasa namun luar biasa terakhir yang ada difikiranku adalah membantu orang tua. Kegiatan ini sangat susah karena terkadang suruhan orang tua membuat kita lelah padahal sebelumnya sudah disuruh. Itu ujiannya. Kita harus sediakan waktu untuk orang tua agar dapat ridhonya. Dampak luar biasa lain selain dapat ridho orang tua yang juga ridho Allah adalah kita juga dapat dukungan dalam kegiatan apapun yang kita sukai. Nah, lancarlah semua kegitan kita. Berhubung ayahku adalah seorang pengusaha kecil-kecilan Aku membantunya menjaga toko di liburan ini. Dimana saat teman-temanku memikirkan destinasi yang tepat untuk liburan, aku malah memikirkan toko "Apakah ada pembeli, Apakah ada pembeli" rasanya takut mengecewakan. Coba kau bayangkan remaja satu SMA harus berada di Pasar Tanah Abang sendirian bersama orang-orang yang ia tidak kenal. Namun, ada pesan luar biasaku untuk kalian. Jangan mudah percaya dengan orang lain. Di sini aku pernah tertipu dengan orang tak dikenal. Ia mengaku teman ayahku dan ingin meminjam uang, aku langsung memberinya Rp. 275.000 lalu ku telpon ayahku ternyata tidak ada yang ia suruh untuk meminta uang di toko. Dalam hati "Ya Allah ketipu lagi dengan sebelumnya daganganku dimaling" untuk saja ayahku memaklumi. Hatihati ya, kawa!

Baik, itulah kegiatan biasaku yang dampaknya nyata luar biasa untuk orang-orang disekitarku. Segelintir kegiatan diatas harus ku usahakan berjamur dalam hidupku agar hidupku selalu berguna. Intinya dekat dengan tuhan, masyarakat dan punya keahlian dengan berbagai ekskul adalah kuncinya jadi luar biasa. Sekarang pertanyaannya seperti ini "Sudahkah kita luar biasa?" atau "Seberapa luarbiasanyakah kita?" Jika kita masih belum merasa berbuat sesuatu yang luar biasa, masih ada waktu. Pertanyaan terakhir "Mengapa harus jadi yang luar biasa?" Jawaban terakhir saya adalah "Karena dunia ini hanya untuk orang yang luar biasa!" []

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun