Dari tempat ini, matatimor.com, turut merasa sedih dan tersayat hati atas kejadian yang menimpa adik-adik siswa SD di Kab. Sabu Raijua. Tuhan senantiasa punya rencana yang indah. Mari kita jadikan pengalaman pahit ini sebagai pelajaran yang amat berharga bagi keberlangsungan hidup kita ke depan.
Terjadinya kekerasan yang menimpa adik-adik ini membuat saya ikut bicara. Bicara secara matatimor.com. yang mana walau saya tak punya keahlian khusus tentang masalah sosial, tentang pemberdayaan dan perlindungan anak, namun paling tidak matatimor.com punya mata untuk melihat, dan berusaha untuk dapat melihat dengan hati...yah...ada kasih yang bersinar untuk dapat merasakan dan melihat mereka yang dilindungi hanya dengan wacana belaka.
Kejadian di luar dari pada kewajaran ini, kalau mau saya bilang, adalah TAMPARAN KERAS untuk kita semua di persada nusantara ini.
Di Negara tercinta kita ini, ada salah satu lembaga pemerintah yang mengurusi khusus tentang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. ada kan?
Namun pada permasalahan yang menimpa adik-adik di Sabu Raijua, kita jangan saling mempersalahkan. Karena secara umum ini adalah masalah kita semua. Kita Indonesia.
Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) namanya.
Anak yang mana? yang mana yang mau dilindungi?
Program unggulan dari lembaga ini di  tahun 2016 cukup baik adanya.
Program yang dirangkai dalam dua Kata Asing itu bernama Three End. Tiga Akhir jika secara lurus diterjemahkan.
Dalam uraian program ini cukup jelas berjuang mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak. Walau secara saya, ketegasan perjuangan dalam program ini terkesan menerobos arus banjir tanpa. APa karena terlalu asing istilahnya? hm.....
Lain kali pakai Bahasa kita saja. biar mudah merealisasikannya. Sebab dengan bahasa asing terkesan terlalu internasional. Padahal kita perlu meregionalkan perlindungan itu hingga ke daerah-daerah pedalaman di seluruh Tanah air dengan keadaan geografis yang cukup berfariasi ini?