Mohon tunggu...
Della Syifa
Della Syifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya suka melihat sunset, bintang, dan bulan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gambaran Pergaulan Bebas Remaja di Indonesia - Fakta Upaya Untuk Mengatasinya

20 Desember 2023   13:18 Diperbarui: 20 Desember 2023   13:22 995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber : kompas.com)

Pergaulan bebas pada remaja seringkali menjadi permasalahan yang dapat merugikan perkembangannya. Banyak bukti dari berbagai sumber menunjukkan bahwa pergaulan bebas dapat terjadi karena kurangnya perhatian orang tua, pengaruh teman sebaya, dan pengaruh media. Dampaknya antara lain menurunnya prestasi akademik, meningkatnya angka putus sekolah, dan perilaku seksual yang tidak sehat.

Pergaulan bebas pada remaja dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain kurangnya perhatian orang tua, pengaruh teman sebaya, dan pengaruh media. Penelitian yang dilakukan di beberapa negara menunjukkan bahwa pergaulan bebas di kalangan remaja cenderung meningkat, terutama di perkotaan. Menurut data BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana) tahun 2020, jumlah remaja perempuan yang kehilangan keperawanannya mencapai 51%.

Pergaulan bebas pada remaja dapat menimbulkan akibat yang serius bagi perkembangannya. Salah satu dampak yang paling umum adalah perilaku seksual yang tidak sehat. Data dari Lembaga Kesehatan menunjukkan bahwa remaja yang melakukan hubungan seks tanpa pengaman lebih mungkin menularkan infeksi seperti HIV/AIDS, klamidia, gonore dan penyakit menular seksual lainnya. Selain itu, pergaulan bebas juga dapat menurunkan prestasi akademik, meningkatkan angka putus sekolah, dan mengancam kemajuan sosial mereka.
 
Untuk menghindari pergaulan bebas di kalangan remaja, diperlukan upaya yang tepat dari orang tua dan remaja itu sendiri. Pertama, orang tua harus menetapkan aturan yang jelas dan menyadarkan anak akan bahaya pergaulan bebas. Kedua, remaja perlu selektif dalam memilih teman agar tidak terjerumus ke dalam hubungan yang tidak sehat. Ketiga, orang tua hendaknya membekali remaja dengan pendidikan seks yang terbuka, sabar, dan bijaksana. Keempat, remaja memerlukan bimbingan dalam memahami aspek kematangan seksual serta akibat baik dan buruk yang terkait dengan kematangan tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun