Kampung Adat Cireundeu terletak di Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jawa Barat. Kampung adat ini memegang teguh ajaran leluhur atau dikenal dengan sunda wiwitan. Ajaran ini peduli terhadap alam dan sopan santun.
Kampung ini banyak dikunjungi oleh wisatawan, jika mengunjungi kampung ini kita akan diajak mendaki bukit Salam dengan ketinggian 903 mdpl dan untuk mendaki puncak ini harus nyeker alias tidak boleh menggunakan alas kaki. Masyarakat adat percaya hal ini sebagai bentuk hormat kepada alam seperti saat kita lahir kita tidak menggunakan alas kaki. Dengan tidak menggunakan alas kaki kita belajar untuk bersyukur dan lebih menyatu dengan tanah.
Puncak salam juga digunakan untuk meditasi masyarakat adat yang ada di Kampung Cireundeu. Selain sebagai tempat meditasi beberapa wisatawan juga menjadikan bukit salam sebagai tempat berkemah.
Keunikan lain juga terdapat pada makanan pokok yang dikonsumsi oleh masyarakat Kampung Adat yang tidak mengonsumsi beras. Masyarakat disini mengonsumsi singkong sebagai makanan pokok yang lebih dikenal dengan rasi. Sebenarnya hampir sama dengan nasi tapi terbuat dari singkong. Masyarakat cireundeu mendorong pangan non beras dan sudah mendapatkan berbagai penghargaan.
Adapun alat musik tradisional yang terkenal disini ialah angklung buncis. Angklung ini merupakan angklung pentatonis yang hanya memiliki lima tangga nada. Saat saya berkunjungi kesini saya juga berkesempatan untuk belajar cara memainkan angklung buncis. Masyarakat adat kampung Cireundeu sangat menyambut baik kedatangan pengunjung yang ingin mengenal adat di kampung Cireundeu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H