Mohon tunggu...
Sayadella
Sayadella Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Hobi saya memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kehidupan Anak Tenaga Kerja Wanita

26 November 2024   19:56 Diperbarui: 26 November 2024   20:00 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

TKW (Tenaga Kerja Wanita) merujuk pada perempuan Indonesia yang bekerja di luar negeri, umumnya sebagai buruh migran di berbagai bidang. Sebagian besar TKW bekerja di sektor domestik, seperti asisten rumah tangga, perawat lansia, atau petugas kebersihan. Selain itu, ada juga yang terlibat di sektor manufaktur, konstruksi, atau jasa lainnya.

Sebagai pahlawan devisa, TKW tidak hanya berjuang demi kesejahteraan keluarga mereka tetapi juga memberikan kontribusi besar bagi perekonomian nasional. Meskipun peran mereka sering kali kurang mendapat perhatian, upaya keras para TKW layak mendapatkan penghargaan dan dukungan, baik dari pemerintah, masyarakat, maupun keluarga.

Sementara itu, anak-anak TKW juga menghadapi tantangan tersendiri dalam kehidupan mereka. Banyak ibu yang bekerja di luar negeri demi meningkatkan taraf hidup keluarga di Indonesia. Namun, pengorbanan tersebut kerap dibarengi dengan berbagai dinamika yang sulit bagi anak-anak mereka, termasuk tantangan emosional, sosial, dan pendidikan.

Tantangan yang Dihadapi Anak TKW:

  • Kehilangan Kehangatan Orang Tua
    Anak TKW sering tumbuh tanpa kehadiran ibu di masa-masa penting kehidupan mereka. Meskipun ada keluarga besar atau kerabat yang mengasuh, ketidakhadiran ibu dapat memengaruhi hubungan emosional anak dan mengurangi rasa nyaman mereka.
  • Stigma Sosial
    Di beberapa komunitas, anak-anak TKW menghadapi stigma atau prasangka, seperti dianggap kurang perhatian karena orang tua bekerja jauh. Hal ini dapat memengaruhi kepercayaan diri mereka.
  • Masalah Pendidikan
    Ketidakhadiran orang tua juga sering kali berdampak pada pendidikan anak. Mereka mungkin kurang mendapat bimbingan langsung dalam belajar atau kesulitan mengelola waktu karena tanggung jawab rumah tangga yang harus mereka pikul.
  • Perasaan Kesepian
    Anak-anak TKW mungkin merasa kesepian atau tidak memiliki tempat untuk berbagi pengalaman. Mereka juga kerap merasa terisolasi karena jarangnya komunikasi yang mendalam dengan orang tua.

Solusi yang dapat dilakukan untuk mendukung perkembangan anak tkw :

  • Meningkatkan Komunikasi
    Teknologi modern, seperti video call dan aplikasi pesan singkat, dapat digunakan untuk menjembatani jarak emosional antara anak dan orang tua. Konsistensi dalam berkomunikasi akan membantu anak merasa lebih terhubung.
  • Peran Keluarga Besar
    Keluarga besar atau kerabat yang mengasuh anak TKW perlu memberikan perhatian dan kasih sayang ekstra. Mereka juga harus memastikan bahwa anak merasa diterima dan dihargai.
  • Pendidikan yang Mendukung
    Pemerintah dan organisasi sosial dapat memberikan bantuan pendidikan, seperti beasiswa atau program mentoring, untuk membantu anak-anak TKW mencapai potensi mereka.
  • Komunitas Pendukung
    Membentuk komunitas bagi anak-anak TKW bisa menjadi cara efektif untuk memberikan ruang bagi mereka berbagi pengalaman, belajar, dan tumbuh bersama.
  • Pelatihan untuk Orang Tua
    Sebelum berangkat, TKW dapat diberi pelatihan tentang cara menjaga hubungan yang sehat dengan anak meski berada jauh. Hal ini mencakup teknik komunikasi yang efektif dan pengelolaan konflik jarak jauh.

Tidak sedikit anak-anak TKW yang tumbuh menjadi individu sukses dan berprestasi. Mereka adalah bukti nyata bahwa dengan dukungan yang tepat, tantangan bisa diatasi. Salah satu kisah inspiratif datang dari seorang anak TKW yang berhasil menyelesaikan pendidikan hingga tingkat universitas dengan beasiswa, berkat tekad dan semangat yang diwarisi dari ibunya. Anak-anak TKW adalah bagian penting dari kisah perjuangan keluarga Indonesia. Dengan perhatian dari keluarga, masyarakat, dan pemerintah, mereka dapat tumbuh menjadi generasi yang kuat dan berdaya. Peran kita semua adalah mendukung mereka agar tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang dalam situasi yang tidak mudah. Semangat para TKW dan anak-anak mereka adalah bukti bahwa cinta keluarga tidak mengenal batas geografis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun