Persoalan merantau bukanlah hal yang sepele dan sederhana. Ada waktu dan kebahagiaan yang harus dikorbankan demi kebahagiaan lebih besar dan indah. Segala ketakutan ditepis dan kaki dikuatkan demi mengejar mimpi yang terbungkus dalam satu doa "ingin membahagiakan orang tua". Satu keinginan itulah yang menjadikan orang merantau berlagak kuat diperantauan. Ini sering kali dirasakan mahasiswa yang mengejar mimpinya untuk membahagiakan orang tua. Dilain itu para perantau juga sering kali merasakan perasaan homesick yang hampir membuat mereka menyerah.
Apakah kalian tau apa itu homesick? Ya homesick merupakan perasaan rindu terhadap suasana dirumah saat kita meninggalkan rumah dan lingkungan tempat tinggal kita. Perasaan homesick ini sering kali muncul pada saat kita memulai tinggal di lingkungan baru, beradaptasi dengan lingkungan baru, dan melakukan rutinitas baru. Perasaan ini sering kali dirasakan oleh orang yang merantau jauh dari keluarga. Tak hanya perantau jauh bahkan perantau dekat yang hanya membutuhkan waktu kisaran 1-2 jam sampai rumah itu juga sering kali merasakan homesick. Perasaan homesick sering kali menggangu mental seseorang.
Gejala atau pertanda jika seseorang merasakan homesick adalah ia merasakan cemas, takut, mood yang tidak setabil (gampang berubah), kesepian, malas melakukan aktivitas, sulit berkonsetrasi, dan kesulitan untuk tidur. Perasaan ini sering muncul saat seorang perantau (mahasiswa) yang merasakan capek dengan tugas-tugas yang ada, kurang bisa beradaptasi dengan lingkungan baru mereka, bahkan lebih parahnya lingkungan baru yang negative juga mempengaruhi seseorang merasakan homesick. Selain itu biasanya homesick akan muncul saat seseorang dalam kesendirian/kesunyiaan. Biasanya rasa homesick muncul karena kondisi di perantauan saat ini sedang tidak menyenangkan dan membandingkan dengan kondisi hidup bersama orang-orang tercinta di kampung halaman.
Cara mengatasi homesick
Ada beberapa cara yang dapat digunakan perantau untuk mengatasi perasaan homesick, antara lain sebagai berikut :
- Melakukan perkenalan dan pendekatan kepada lingkungan (teman, tetangga) baru yang ada di lingkungan tersebut.
- Menyibukkan diri dengan aktivitas yang disukai, sehingga lupa dengan sendirinya.
- Mengikuti kegiatan-kegiatan kemahasiswaan agar dapat mengalihkan pikiran serta perasaan homesick.
- Menghubungi keluarga walau hanya lewat telepon maupun mengirim pesan singkat.
- Mencari teman yang bisa diajak curhat, hangout, dll
- Jika tak kujung sembuh bisa pulang kerumah saat tidak ada kegiatan atau waktu luang jika jarak rumah tidak terlalu jauh.
Namun perasaan homesick merupakan perasaan yang wajar dialami perantau, hal ini tidak membahayakan mental maupun jiwa seseorang jika tidak dibawa larut-larut atau menyibukkan diri dengan kegitan lain dan menghindari berdiam diri di kost setiap hari.
Jauh dari orang tua kita dituntut harus mampu hidup mandiri dan tanggung jawab akan diri kita sendiri. Tapi sejauh ini, terkadang terbesit pikiran apa yang sudah saya capai? apa yang sudah saya dapat? Pedih, sedih terkadang menjadi kata yang tepat untuk menggambarkan rasa dalam hati, saat menyadari bahwa hidup kita masih begini-begini saja. Meski mimpi ini terlihat masih sangat jauh di sana. Namun sejauh apapun itu, kita saat ini sedang berjuang menuju kearah mimpi itu berada, percayalah Tuhan selalu bersama kita, Doa orang tua selalu mengiringi langkah kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H