Mohon tunggu...
DELLA PUTRI KHOERINA
DELLA PUTRI KHOERINA Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA-UIN SIBER SYEKH NURJATI CIREBON-JURUSAN TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Saya merupakan mahasiswa dari salah satu universitas islam yang ada di Cirebon. Saya tergolong mahasiswa aktif karena selalu mengikuti kepanitiaan event. Menjadi bagian dari himpunan mahasiswa jurusan membuat saya terus menggali bakat saya dan fokus untuk mengembangkan diri. Saya juga selalu berkontribusi dalam kegiatan himpunan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meruntuhkan dinding stereotip: Memanfaatkan Hakikat IPS untuk mengembangkan potensi siswa

15 Desember 2024   13:50 Diperbarui: 15 Desember 2024   13:48 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada dasarnya sekolah menyediakan program penjurusan untuk menggali minat dan bakat peserta didik sehingga peserta didik dengan mudah mengembangkan kemampuannya dan terarah untuk mencapai tujuan. Adanya jurusan IPA dan IPS pada saat ini menimbulkan kontra seperti labeling negatif dari masyarakat terhadap siswa jurusan IPS. 

Masyarakat seringkali memandang sebelah mata terhadap siswa jurusan IPS tanpa mengetahui sisi lainnya. Siswa IPS seringkali mendapatkan labeling siswa yang malas, memiliki nilai akademik  yang rendah, dan juga nakal. Sedangkan siswa IPA dipandang sebagai siswa yang rajin dan tekun. Dengan adanya labeling ini sangat berpengaruh terhadap perilaku siswa itu sendiri karena menurut Durkheim dan Frank Tannenbaum pada abad ke-19 menyatakan bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh label yang diberikan masyarakat. Teori ini menjelaskan bahwa perilaku menyimpang terjadi ketika seseorang diidentifikasi dengan perilaku tersebut oleh masyarakat. Maka dari itu beberapa siswa IPS menganggap cap itu memang benar adanya, sehingga ia melakukan perbuatan yang menyimpang karena dorongan dari labeling tersebut. 

Menurut Edwin M. Lemert (1951). Dua konsep penting dalam teori labeling adalah primary deviace dan secondary deviance. Primary deviance ditujukan pada perbuatan penyimpangan tingkah laku awal, sedangkan secondary deviance adalah berkaitan dengan reorganisasi psikologis dari pengalaman seseorang sebagai akibat dari penangkapan dan cap sebagai penjahat. 

Kasus ini terjadi pada remaja, dimana masa remaja adalah masa pencarian jati diri, mudah menyerap pengaruh dari luar. Labeling negatif mengenai siswa IPS ini harus segera dihilangkan dengan cara mengubah perspektif masyarakat bahwa pendidikan IPS sangatlah penting untuk kehidupan karena didalamnya mempelajari tentang ekonomi, sosiologi, antropologi, ilmu politik, dan semuanya yang berkaitan dengan manusia dan interaksinya dengan ini pendidikan IPS dapat dikatakan multidisipliner karena memadukan beberapa cabang ilmu sosial, sehingga memberikan perspektif yang luas tentang kehidupan sosial manusia. Pendidikan IPS ini bersifat dinamis mengikuti perkembangan zaman, maka dari itu penting untuk dipelajari. Tujuan dari pembelajaran IPS yaitu untuk mengembangkan potensi siswa agar siap berperan aktif dalam masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun