Di era globalisasi ini budaya popular bukanlah hal yang asing lagi bagi kita, bagaimana tidak budaya popular seolah menjadi makanan sehari- hari di masyarakat belakangan ini. Munculnya budaya popular ini pun tak terlepas dari pengaruh globalisasi, sebab pada dasarnya globalisasi bersifat universal sehingga tidak ada satupun aspek dalam kehidupan yang tidak terdampak oleh hal tersebut.
Kehadiran budaya popular dalam suatu masyarakat digunakan sebagai bagaimana suatu masyarakat menggambarkan kehidupan yang sedang mereka jalankan. Budaya popular masuk dan bercampur dengan kebudayaan lokal yang menjadikan budaya tersebut menjadi kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat.
Kebudayaan popular atau biasa disebut budaya pop sering diartikan sebagai perebutan makna untuk menarik hati masyarakat. Budaya popular mengedepankan keinstanan atau kepraktisan sebagai ciri utamanya agar hal tersebut dapat lebih mudah dicerna dan di terima di kehidupan masyarakat, sebab tujuan awal dari budaya popular itu sendiri adalah suatu hal yang bisa diperdagangkan dan menghasilka keuntungan untuk memenuhi kebutuhan manusia, biasanya hal ini bisa dalam bentuk produk ataupun hiburan.
Media massa merupakan hal yang tidak bisa dilepaskan dari proses masuknya budaya popular ke dalam aspek kehidupan. Media massa berperan sebagai pembawa budaya tersebut, budaya popular pada dasarnya adalah budaya asing yang beradaptasi dengan kebudayaan lokal sehingga dapat lebih mudah di terima oleh masyakat. Budaya pop memberikan dan memudahkan mencari apapun yang kita cari dan kita butuhkan.
Demam korea atau Korean wave merupakan salah satu dari banyaknya bentuk kebudayaan popular yang masuk dan diserap oleh kalangan masyarakat luas. Bentuk dari kebudayaan ini juga beraneka ragam mulai dari film, acara televise, festival budaya , makanan khas korea, music sampai produk kecantikan dipandang suatu hal yang bisa menghasilkan keuntungan. Kebudayaan pop dalam konteks budaya korea tidak hanya membahas tentang apa itu pop sendiri, bahkan lebih dari itu, dalam hal ini budaya tradisional korea diminati dan memiliki nilai bagi masyarakat yang diluar dari wilayah tersebut, mereka menilai bahwa kebudayaan tersebut adalah hal yang baik jika diterapkan dalam kehidupan. Sebab budaya korea sendiri merupakan budaya baru yang masuk dan masyarakat merasa budaya ini adalah sebuah budaya yang menarik sehingga hal ini dipandang sebagai peluang yang bisa menghasilkan keuntungan.
Munculnya Korean wave atau hallyu dibilang banyak membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat, di satu sisi budaya ini masuk menambah keberagaman budaya yang belum ada sebelumnya, sehingga masyarakat harus lebih menghargai kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan lokal. Disisi lain hadirnya kebudayaan baru yang lebih massive ini dapat menggeser kebudayaan asli lokal sehingga banyak masyarakat yang cenderung lupa akan kebudayaan mereka sendiri.
Korean wave pertama hadir di Indonesia ditandai dengan munculnya drama yang ditayangkan oleh salah satu televisi nasional, kemudian drama ini diterima baik oleh masyarakat sehingga banyak televise lain yang mulai berlomba- lomba untuk menayangkan bahkan membuat ulang dengan versi Indonesia. Selain drama, music korea atau yang disebut dengen K-pop juga mulai merambah, music yang dikemas dengan nada yang easy listening dan dibawakan oleh penyanyi yang berparas tampan dan cantik ini seolah menyihir masyarakat untuk terus menikmati hal tersebut.
Dengan masuknya drama dan music ini kehidupan masyarakat mulai berubah, seolah meniru dengan life style yang ada di korea atau bisa dibilang kekoreaan. Music dan drama yang muncul tidak hanya membawa hiburan semata namun lebih dari itu. Drama dan music yang sehari- hari dinikmati oleh masyarakat secara tidak langsung membawa kebiasaan baru bagi kehidupan masyarakat dan bahkan merubah masyarakat untuk meniru kebiasaan yang dilakukan oleh actor atau selebriti yang biasa lakukan. Hal tersebut yang kemudian menjadi peluang para pebisnis untuk menjual produk yang berbau kekoreaan untuk menghasilkan keuntungan.
Dari produk yang diperjual belikan dengan aksen korea itulah mendimbulkan masyarakat menjadi perilaku konsumtif, mereka membeli suatu hal yang berbau dengan korea agar mereka merasa tidak ketinggalan jaman. Sesuai dengan ciri khas kebudayaan popular itu sendiri yakni bersifat trend atau munculnya hal baru tersebut cenderung digemari dan diikuti oleh banyak orang sehingga orang yang tidak mengikuti hal tersebut dianggap sebagai orang yang tidak up to date.Â
Dalam kajian cultural studies K- Wave sebagai kebudayaan popular dipandang sebagai cerminan dari postmodernisme. Sebab pada hal ini budaya bisa menjadi suatu hal yang bernilai ekonomi, dengan kebudayaan lokal korea yang disorot oleh media menjadikan hal tersebut sebagai konsumsi oleh khalayak dan pada akhirnya menjadi suatu trend yang harus diikuti oleh semua orang.
Postmodern dalam hal ini adalah menciptakan suatu hal baru di masyarakat dan masyarakat tersebut memandang hal itu sebagai suatu standar baru yang setidaknya harus dimiliki oleh orang. Jika dikaitkan dengan kebudayaan korea yang tengah gencar belakangan ini salah satu bentuknya ialah seperti artis, idol ataupun selebriti korea yang menjadi wajah dari kebudayaan korea tersebut.