Mohon tunggu...
Della Nuramalia
Della Nuramalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

Saya salah satu Mahasiswi Universitas Binawan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

PPK ORMAWA Universitas Binawan 2023 Berkolaborasi Bersama Masyarakat dalam Menanggulangi Permasalahan Sampah di Desa Cijagang

29 September 2023   18:02 Diperbarui: 29 September 2023   18:39 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dewasa ini, kesadaran terhadap lingkungan masih minim dimiliki oleh masyarakat dan secara global permasalahan terkait sampah telah menjadi isu serius yang menjadi tantangan bagi tiap negara, terutama di negara-negara berpendapatan rendah. Hal ini disebabkan karena minimnya fasilitas infrastruktur berupa pengumpulan, pengelolaan, dan transportasi pengangkutan sampah sehingga masyarakat dengan mandiri menyelesaikan hal tersebut dengan cara yang riskan bagi lingkungan, dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari banyak masyarakat yang dengan mudah membuang sampah kedalam aliran sungai yang nantinya akan menyebabkan tersumbatnya saluran air sehingga ketika musim hujan dengan curah tinggi datang akan terjadi banjir. Pembakaran sampah yang terus menerus juga dapat berakibat fatal pada tingginya polusi udara dan masalah kesehatan, serta belum semua masyarakat paham akan pemisahan sampah organik dan anorganik

Permasalahan kesehatan yang biasanya berkaitan dengan sampah adalah diare dan cacingan, hal ini biasanya cenderung menjangkit anak-anak karena mereka belum paham dan mengerti apa yang harus mereka hindari ketika bermain oleh karena itu kami tim PPK ORMAWA HMPKS 2023 memberikan solusi yang tentunya dapat mengurangi penumpukan sampah, mengatasi permasalahan kesehatan, memilah dan memisahkan sampah organik dan anorganik, serta mencegah kebiasaan membuang sampah sembarangan terulangi dengan Program “Desa Sehat”.

Pada Februari 2023 kami melakukan survey dan berkunjung ke Desa Cijagang, Kampung Majalaya, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Disana kami bertemu dengan jajaran perangkat dan pemerintah desa untuk membicarakan program kerja dan tujuan kami selain itu kami juga turut mengajak dinas lingkungan hidup untuk berkolaborasi dalam program kami untuk menjadi narasumber dalam sosialisasi yang akan dilakukan. Melihat adanya kesinambungan antara permasalahan desa dengan program kerja yang kami usung maka dipilihlah desa tersebut sebagai tempat yang mewadahi kami untuk melakukan kegiatan ini.

Pertemuan Tim dengan Dinas Lingkungan Hidup
Pertemuan Tim dengan Dinas Lingkungan Hidup

Untuk mengurangi penumpukan sampah anorganik terutama plastik kami pilih ecobrick sebagai alternatif untuk penanggulangan dan penumpukan sampah. Ecobrick merupakan inovasi visioner terbaik dalam mengurangi penumpukan limbah plastik. Pada tanggal 27 Agustus 2023 Tim dan segenap kelompok anak sekolah bahu membahu membuat dan menyusun ecobrick. Selain menjadi hiasan limbah plastik ini juga dapat dibuat ulang sebagai furniture, dinding taman, dll. Pada program ini kami mengajak segenap masyarakat dan anak-anak sekolah yang ada di desa tersebut untuk terlibat dalam pengumpulan sampah dan pembuatan ecobrick.

Pembuatan ecobric di MTS Al-Barokah
Pembuatan ecobric di MTS Al-Barokah

Selanjutnya untuk sampah organik, kami mengembangkan inovasi dengan biokonversi maggot BSF (Black Soldier Fly).  Dalam proses penguraian bahan-bahan organik Maggot dapat mengkonsumsi sampah sayuran dan buah dan mengurainya dengan sangat cepat. Dalam waktu 24 jam 10.000 ekor Maggot BSF dapat mengurai 5 kg sampah organik. Maggot juga mampu memakan sampah organik sebanyak 2 hingga 5 kali berat badannya per hari. Dalam bidang peternakan maupun pertanian, Maggot juga memiliki manfaat tersendiri. Maggot dapat dimanfaatkan masyarakat sebagai sumber kompos atau pupuk organik yang tidak berbau. Penggunaan maggot untuk pertanian juga dapat menekan penggunaan pupuk berbahan kimia. Sementara itu, dalam bidang peternakan Maggot dapat dijadikan pakan unggas dan ikan karena  memiliki nilai protein yang tinggi yaitu mencapai 51%. Pada kegiatan ini kami turut serta mengajak kelompok sadar wisata desa cijagang untuk turut andil dalam pembangunan dan budidaya maggot.

Proses pembuatan kandang maggot
Proses pembuatan kandang maggot

Dari berbagai permasalahan sampah ini tentunya akan berakibat fatal kepada kesehatan seperti diare dan cacingan, sehingga kami mengusulkan budidaya daun kelor dan cara pengolahannya dengan sasaran ibu pkk, selain itu kami juga memanfaatkan lahan dari warga untuk penanaman kelor sebesar 10 x 6 meter yang disertai dengan sistem perairan otomatis sehingga dapat memudahkan penyiraman dan menghemat tenaga kerja. Pada tanggal 12-25 Agustus 2023 Tim bersama segenap TPKDS berkolaborasi dalam membangun lahan penanaman daun kelor dan budidaya maggot. Kami memilih daun kelor karena selain mudah didapat daun kelor juga mudah ditanam dan dirawat sehingga masyarakat dapat lebih mudah menjangkaunya. Daun kelor mengandung flavonoid sebagai antioksidan yang baik untuk kesehatan. Daun kelor ini kita perkenalkan ke masyarakat sebagai produk yang nantinya dapat meningkatkan UMKM dan diharapkan akan menjadi hal yang ikonik untuk desa tersebut. Produk yang dihasilkan adalah teh dan nugget kelor yang cara pembuatannya mudah, murah, serta efisien.  

Sosialisasi Budidaya Maggot dan Pembuatan produk dari daun kelor
Sosialisasi Budidaya Maggot dan Pembuatan produk dari daun kelor

Pada tanggal 25 September 2023 Tim PPK Ormawa melakukan latihan pemasaran produk bersama warga setempat, beberapa diantaranya ada pupuk maggot (Maggobic), pakan maggot (Maggobic), serta Teh kelor (Tjawan).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun