Mohon tunggu...
Della Juni Anggraini
Della Juni Anggraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Dellaa

Mahasiswi Universitas Bengkulu

Selanjutnya

Tutup

Financial

Inflasi Melambung Tinggi BI Prediksi Inflasi Tahun 2022 Tembus 6,5%

6 Desember 2022   13:36 Diperbarui: 6 Desember 2022   13:50 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pixabay.com

Pada september lalu kita dihebohkan oleh kenaikan harga BBM, hingga terjadi demo dimana-mana karena kenaikan BBM. Seberapa penting sih BBM berpengaruh terhadap perekonomian? Kita ketahui BBM sebagai salah satu elemen utama, bahkan terbesar, dalam komponen ongkos produksi dan distribusi. Naiknya bahan bakar minyak atau BBM mempengaruhi naiknya harga kebutuhan pokok, sejumlah komoditas makanan, sandang dan lainnya akan menyesuaikan harganya karena dampaknya pada biaya produksi atau berdampak tidak secara langsung.

Selanjutnya kenaikan BBM juga mempengaruhi keadaan inflasi. Apa sih inflasi itu? Inflasi dapat diartikan sebagai fenomena kenaikan harga barang dan jasa yang terjadi secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. 

Jika harga barang dan jasa di dalam negeri meningkat, maka inflasi pasti terjadi. Naiknya harga barang dan jasa tersebut menyebabkan turunnya nilai uang dan turunnya daya beli masyarakat sehingga pertumbuhan ekonomi menjadi melambat dan perekonomian menjadi terhambat.

Menurut Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, peningkatan harga BBM akan memberi tambahan inflasi sebesar 1,8% hingga 1,9%. Dengan demikian, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada akhir tahun 2022 akan lebih dari 6% secara tahunan atau year on year (yoy). Dimana pada november 2022 inflasi sebesar 5,42% sudah melebihi target inflasi tahunan BI sebesar 3%+1%.

Bank sentral lain mengikuti menaikkan suku bunganya karena juga menghadapi inflasi tinggi dan menyesuaikan langkah The Fed untuk mengatasi aliran modal keluar dan pelemahan nilai tukar mata uang. Bank Indonesia (BI) juga menaikkan lagi suku bunga kebijakan bahkan lebih tinggi 0,50% menjadi 4,75%. Dengan inflasi 5,42% dan perkiraan inflasi pada 2022 sekitar 6 persen, nilai rupiah melemah melebihi Rp 15.000 per dollar AS, BI kemungkinan masih harus menaikkan suku bunga lagi untuk mengendalikan inflasi dan stabilitas rupiah.

Inflasi tidak mungkin dihindari karena BBM adalah unsur utama dalam proses produksi dan distribusi barang. Kita dapat merasakan sangat jelas inflasi terjadi, dimana harga-harga kebutuhan pokok yang naik seperti minyak goreng, cabai yang sempat melambung tinggi. Permasalahan inflasi tinggi masih akan kita hadapi.

Bagaimana cara pemerintah mengatasi inflasi? Kita tahu bahwa pemerintah memiliki berbagai alat untuk mengendalikan inflasi melalui kebijakan fiskal, kebijakan moneter, kebijakan nonfiskal, dan kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas ekonomi harus terus disesuaikan. Meski demikian, pertumbuhan ekonomi dapat terus berjalan, tak bergantung pada harga komoditas yang tinggi, dengan meningkatkan perkembangan industri Permasalahan inflasi tinggi masih akan kita hadapi. Kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas ekonomi harus terus disesuaikan. 

Meski demikian, pertumbuhan ekonomi dapat terus berjalan, tak bergantung pada harga komoditas yang tinggi, dengan meningkatkan perkembangan industri. Kita sebagai masyarakat juga harus berupaya mengatasi dampak inflasi agar tidak berlanjut.

Cara yang bisa kita lakukan dalam menghadapi inflasi yang terjadi, Pertama, kita bisa menghemat uang dan fokus pada kebutuhan. Di tengah pertumbuhan barang, energi, dan pangan yang tidak stabil, masyarakat perlu mengonsumsi barang dan jasa sesuai kebutuhan, terutama dalam penggunaan bahan bakar dan turunannya. Mari atur ulang pengeluaran untuk fokus pada kebutuhan dasar. Salah satunya adalah pembatasan perjalanan dan liburan.Kedua, meningkatkan produktivitas untuk tambahan pendapatan alternatif.

Selain menabung dan fokus pada kebutuhan pokok, menambah penghasilan mereka. Ketiga, pengurangan atau pembayaran utang. Diantaranya kondisi yang tidak stabil akibat inflasi, yang dapat menimbulkan ketidakpastian dalam pengambilan keputusan oleh pelaku ekonomi. Itu sebabnya kami berpikir dengan hati-hati sebelum kami memutuskan untuk berutang. Keempat, mulailah menabung dan berinvestasi. Di tengah situasi keuangan yang buruk, cobalah untuk menginvestasikan pendapatan sebanyak mungkin. Ini dapat dilakukan dengan mengalokasikan gaji pada tanda terima dan di akun terpisah.

Tabungan ini digunakan sebagai dana darurat ketika terjadi hal-hal yang tidak terduga, untuk cadangan dan likuiditas cepat. Kelima, mulailah membangun dana darurat dan asuransi. Pada saat yang sama, efek inflasi dapat menyebabkan perampingan atau bahkan pemutusan hubungan kerja. Dana darurat dan asuransi untuk menggantikan pendapatan yang hilang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun