Anak adalah titipan dan juga anugerah bagi setiap orang tua. Tidak semua orang di anugerahi seorang anak oleh Tuhan YME. Terkadang ada orang tua yang di anugerahi oleh seorang anak yang mungkin perilakunya sangat berbeda dengan anak normal pada umumnya, dan itu menjadi penyebab kekhawatiran bagi orang tua dan orang tua harus sangat peka terhadap perilaku-perilaku yang aneh terhadap anaknya tersebut. Sayangnya tidak banyak orang tua yang intens memperhatikan perilaku sang anak, ada beberapa orang tua yang tidak peduli bahkan menganggap remeh terhadap perilaku anak yang tidak seperti anak normal pada umumnya, dan nantinya setelah berhari-hari bahkan berbulan-bulan saat anak menunjukkan perilaku abnormalnya yang sangat mencolok, orang tua baru menyadari dan mulai merasa khawatir. Itulah sebabnya sangat di butuhkan perhatian khusus orang tua kepada anaknya, agar nantinya dia tidak menyesal mengetahui penyebab-penyebab anaknya mempunyai perilaku yang berbeda pada umumnya dengan anak normal lainnya.
Untuk mengetahui perilaku abnormal pada seorang anak, kita harus mengetahui terlebih dahulu perilaku seperti apa yang di anggap normal pada anak usia tersebut. Gangguan abnormal pada anak di kelompokkan menjadi 2 bagian , yaitu karena factor internal dan juga karena factor eksternal. Gangguan internal biasanya di tandai dengan gangguan-gangguan yang muncul karena factor dari dalam individu itu sendiri, seperti depresi, kecemasan, menarik diri dari pergaulan social, dan juga mood seorang anak. Selain itu ada juga factor eksternal yang berasal dari luar diri individu yang menyebabkan perilaku abnormal pada seorang anak, misalnya gangguan tingkah laku, seorang anak mempunyai sifat menentang, agresivitas, tidak patuh terhadap peraturan-peraturan yang ada dll.
Tidak sedikit anak yang mempunyai gangguan tingkah laku. Gangguan tingkah laku ini menckup berbagai tentang agresi, kekejian terhadap orang lain, merusak kepemilikan orang lain, berbohong dan mencuri. Gangguan tingkah laku ini merujuk pada perbuatan-perbuatan yang kasar dan sering di lakukan oleh anak. Dan perilaku ini melampaui kenakalan yang umum di lakukan oleh anak-anak. Perilkau ini biasanya di lakukan dengan sewenang-wenang tanpa ada rasa penyesalan setelah melakukan hal tersebut. Gangguan tingkah laku pada anak-anak tidak sendirinya berlanjut menjadi perilaku antisocial di masa dewasa. Beberapa individu tampak menunjukkan pola perilaku anti social yang tetap sepanjang hidupnya. Dengan masalah tingkah laku yang bermula di usia 3 tahun dan berlanjut menjadi kesalahan perilaku yang serius di masa dewasa.
Ada beberapa penanganan yang dapat di lakukan pada anak-anak yang mengalami gangguan tingkah laku ini. Misalnya intervensi keluarga, yakni intervensi bagi orang tua atau keluarga dari si anak yang anti social, yaitu seperti manajemen pola asuh. Dimana orang tua di ajarai untuk mengubah berbagai respon untuk anak-anak mereka sehingga perilaku prososial dan bukannya perilaku antisocial yang di haragi secara konsisten. Para orang tua di ajarkan untuk mengguanakan teknik-teknik penguatan positif bila si anak menunjukkan perilaku positif dan pemebrian jeda serta hilangnya perilaku istimewa jika seorang anak berperilaku negative seperti agresif dan juga perilaku antisocial.
Selain pendekatan tersebut dapat juga di lakukan dengan terapi kognitif anak, yaitu dengan cara seorang anak yang mengalami gangguan tingkah laku dapat memperbaiaki tingkah laku mereka meski tanpa melibatkan keluarga. Contohnya mengajarkan keterampilan kognitif pada anak-anak untuk mengendalikan kemarahan mereka menunjukkan manfaat yang nyata dalam mereka dalam mengurangi perilaku agresif. Mereka belajar untuk bertahan dari serangan verbal tanpa merespon secara agresif dengan menggunakan teknik pengalihan seperti bersenandung, mengatakan hal-hal yang mneyenangkan pada diri sendiri atau beranjak pergi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H