Mohon tunggu...
Della Ervaviana
Della Ervaviana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

MedStud UNAIR 2023.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kepercayaan Masyarakat Pontianak terhadap Dukun Bayi sebagai Penolong Persalinan

14 Juni 2024   22:12 Diperbarui: 14 Juni 2024   22:35 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pada masyarakat Pontianak, Kalimantan Barat, kepercayaan terhadap dukun beranak sebagai penolong persalinan masih cukup kuat. Sebagian warga meyakini bahwa dukun beranak memiliki pengetahuan turun temurun dan keterampilan khusus yang dapat menjamin kelancaran proses persalinan. Menurut konsep yang disusun Departemen Kesehatan RI (1994), dukun bayi adalah orang yang dianggap terampil dan dipercaya oleh masyarakat untuk menolong persalinan dan perawatan ibu dan anak sesuai kebutuhan masyarakat.

Secara budaya, keberadaan dukun beranak telah menjadi bagian dari tradisi masyarakat Pontianak. Penggunaan ramuan tradisional, doa-doa khusus, dan praktik-praktik spiritual menciptakan keyakinan bahwa dukun beranak memiliki keahlian spiritual yang dapat membantu melindungi ibu dan bayi selama proses persalinan. Sejarah panjang praktik dukun beranak juga memperkuat kepercayaan ini. Generasi demi generasi telah mengandalkan dukun beranak untuk menangani berbagai kondisi kehamilan dan persalinan. Pengalaman positif yang diceritakan oleh nenek moyang turut membentuk persepsi positif terhadap dukun beranak.

Akses terbatas terhadap layanan medis modern juga memainkan peran penting dalam mempertahankan kepercayaan ini. Faktor ekonomi, geografis, dan infrastruktur kesehatan yang belum merata dapat membuat beberapa warga sulit mengakses fasilitas medis yang memadai. Dalam kondisi ini, dukun beranak menjadi pilihan yang lebih mudah dijangkau dan terjangkau. Meskipun kepercayaan terhadap dukun beranak masih ada, penting untuk mencamkan pemahaman mengenai risiko dan keamanan prosedur yang dilakukan oleh dukun beranak. Peningkatan literasi kesehatan serta promosi layanan medis yang aman dan terjangkau perlu ditingkatkan untuk memberdayakan masyarakat Pontianak dalam membuat pilihan yang tepat untuk kesehatan ibu dan bayi.

Menurut hasil wawancara dari narasumber yang merupakan seorang bidan di Pontianak, masih banyak masyarakat yang datang ke dukun terlebih dahulu sebelum ke bidan atau dokter untuk berkonsultasi mengenai kehamilan, namun saat ini dukun tersebut sudah tidak boleh menolong proses persalinan. Proses persalinan tetap ditangani oleh bidan maupun dokter kandungan. Saat ini dukun sudah menjadi mitra bidan dalam merawat ibu dan bayi pada masa nifas dan hal ini bukan lagi sebuah persaingan. Biasanya dukun membantu mengantarkan ibu hamil yang hendak melahirkan ke bidan atau dokter. Lalu dukun juga biasanya membantu mengurut si ibu maupun membantu memandikan bayi. Terkadang juga dukun membantu membersihkan atau mencuci plasenta. Menurut pengalaman narasumber, pernah ada seorang dukun laki-laki yang menolong proses persalinan, namun sekarang dukun tersebut sudah diedukasi tentang cara menolong persalinan dan persalinan tersebut hanya boleh ditangani oleh bidan ataupun dokter saja. Dan menurut informasi yang didapat, sekarang dukun tersebut sudah menjadi partner narasumber.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kalimantan Barat, angka kematian ibu masih sangat tinggi pada tahun 2017 dimana terjadi 98 kasus AKI pada 100.000 kelahiran hidup. Sampai saat ini Indonesia masih ada pertolongan persalinan dilakukan oleh non-tenaga medis seperti dukun bayi yang masih menggunakan cara-cara tradisional sehingga banyak merugikan dan membahayakan keselamatan ibu dan bayi. Dukun bayi atau dukun beranak yaitu seseorang yang mendapat kepercayaan serta memiliki ketrampilan menolong persalinan secara tradisional dimana ketrampilan tersebut didapatkan secara turun temurun. Di beberapa daerah keberadaan dukun bayi dianggap sebagai orang kepercayaan dalam menolong persalinan, sosok yang dihormati dan berpengalaman. Berbeda dengan bidan yang rata-rata masih muda sehingga belum seluruhnya mendapatkan kepercayaan masyarakat.

Terdapat salah satu upaya pemerintah untuk menurunkan AKI/AKB yaitu salah satunya adalah program kemitraan dukun dan bidan yaitu suatu bentuk kerja sama bidan dengan dukun yang saling menguntungkan dengan prinsip keterbukaan, kesetaraan, dan kepercayaan dalam upaya untuk menyelamatkan ibu dan bayi, dengan menempatkan bidan sebagai penolong persalinan dan mengalihfungsikan dukun dari penolong persalinan menjadi mitra dalam merawat ibu dan bayi pada saat nifas, berdasarkan kesepakatan yang telah dibuat antara bidan dan dukun, serta melibatkan seluruh unsur atau elemen masyarakat yang ada. (Depkes, 2015).

Daftar Pustaka :

Angkasawati, T. J., Kristiana, L., & Kasnodihardjo, K. (2014). Peran dukun bayi dalam menunjang kesehatan ibu dan anak. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 24(2), 20696.

Windiyati, W. (2018). Analisis Pengetahuan dan Perilaku Dukun Bayi terhadap Program Kemitraan Bidan di Wilayah Kerja Puskesmas Pal III Sei Jawi dalam Pontianak Tahun 2018. Jurnal Kebidanan, 8(1), 326869.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun