Mohon tunggu...
Della Dwinanti
Della Dwinanti Mohon Tunggu... lainnya -

life with passion, fun with process, enjoy the goal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Akhir Uforia Pemilu

10 April 2014   06:41 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:50 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

09 April 2014,

Pemilihan Umum (Pemilu) memasuki babak akhir dimana masyarakat Indonesia memilih para kandidat dengan partai-partai yang jumlahnya hampir sulit untuk diingat. Wajah-wajah calon pengendali bangsa hampir sebagian besar adalah sosok yang mungkin sulit untuk dipastikan mengenai kinerja dan peran penting dalam pengaruhnya yang mungkin akan disaksikan saat bangku-bangku sudah dipastikan dengan adanya quick count yang terus berganti angka sampai pada akhirnya akan muncul angka pasti partai mana yang akan mendominasi dan siapa yang terpilih.

Pesta Demokrasi di Indonesia saat ini menjadi sebuah fenomenal rutin yang terus terjadi pada rentang waktu lima tahun, seluruh kandidat bisa bersiap diri atau bahkan hanya jadi kandidat yang ditembak partai tertentu yang dapat menjadi pemacu ketenaran, dan bisa jadi seperti itu. Segalanya tak menuntut kemungkinan bisa saja terjadi. Uforia pemilu dimana para kandidat mencari simpatik masyarakat dengan melakukan segala kegiatan dengan maksud dan tujuan masing-masing membentuk sebuah persepsi masyarat lain dimana setiap orang memiliki opini dan aspirasi akan setiap hal. Tanggapan masyarakat bisa jadi sama dan pasti banyak yang berbeda ketika aspirasi banyak pihak dikemukakan membuat masyarakat kebingungan dalam menentukan sikap, berdiam diri tanpa menentukan bahkan jadi sikap akhir masyarakat ketika kandidat berbicara dan pembuktian hanya setingan belaka.

Namun, pesta demokrasi bukan hanya uforia singkat dimana penentuan diakhiri dengan perhitungan cepat hasil dari suara masyarakat, tapi sebuah pesta baru akan dimulai saat kandidat terpilih dan menduduki kursi-kursi yang telah disiapkan karena proses tanggung jawab wakil rakyat tersebut akan terlihat saat menjalankan sebuah sistem pemerintah dan dihadapkan dengan kewenangan yang tentunya perlu diaplikasikan secara bijak, sehingga jangan sampai terjadi adanya penyalahgunaan kebijakan.

Masyarakat Indonesia telah memberikan suaranya dan menentukan pilihan untuk calon wakil-wakil rakyat yang diharapkan masing-masing. Partisipasi ditandai dengan tinta dijari yang dapat hilang dalam beberapa hari, namun hasilnya menjadi harapan pada calon wakil rakyat yang akan membawa reputasi bangsa dengan harapan membawa bangsa jadi lebih baik, maka lima tahun ke depan akan jadi proses pembuktian saat janji-janji telah disampaikan.

***

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun