Seiring perkembangan dalam era globalisasi, menghadirkan berbagai tantangan yang semakin kompleks salah satunya ialah persaingan yang semakin ketat. Persaingan ini menuntut bagi mahasiswa untuk tidak hanya berfokus pada kualitas aspek akademis, namun keterampilan soft skills lain yang dibutuhkan seperti keterampilan berkomunikasi, kepemimpinan, problem solving, teknologi, serta keterampilan sosial untuk meningkatkan kualitas daya saing secara global serta tentunya pengalaman belajar secara nyata.
Berdasarkan data analisis yang oleh Smeru Research Institute (2020) memberikan Gambaran mengenai tingkat pengangguran usia muda yang cukup tinggi, ini menunjukkan lulusan sarjana belum terserap secara optimal di dunia kerja. Fenomena ini terjadi karena pada institusi pendidikan yang masih belum seutuhnya memahami kebutuhan dunia kerja, sehingga sekarang ini terdapat banyaknya lulusan dari perguruan tinggi yang kurang memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Terlebih saat ini, mahasiswa banyak yang mengalami penurunan minat untuk keterlibatan aktif dalam organisasi kemahasiswaan, sebagaimana harusnya menjadi akses untuk pengembangan keterampilan soft skills di luar kelas perkuliahan.
Akibat dari fenomena ini ialah terjadi permasalahan dari segi pribadi mahasiswa, seperti kurangnya rasa percaya diri, ketidakmampuan menjalin relasi positif, kurang memiliki kemampuan public speaking, ketidakberanian berpendapat saat diskusi, serta kurang memiliki keterampilan pemecahan masalah.
Berdasarkan fenomena di atas, mahasiswa dengan rasa kesadaran yang cukup tinggi dalam mengatasi fenomena demikian, saat ini sudah cukup banyak yang mencari akses pengembangan diri di luar kelas perkuliahan. Â Salah satu aktivitas yang dilakukan ialah dengan terjun pada komunitas bersifat sukarela di berbagai bidang, termasuk bidang Pendidikan. Bergabungnya dalam komunitas relawan pendidikan merupakan bentuk proses pengembangan diri mahasiswa dengan cara memberikan pengabdian lebih kepada masyarakat, khsususnya di bidang pendidikan non formal. Dengan inilah komunitas relawan pendidikan, merupakan suatu hal yang tepat bagi kebutuhan mahasiswa untuk mengeksplorasi keterampilan soft skills dan pengalaman dalam mengatasi fenomena yang terjadi di lingkungan masyarakat.
Pendidikan non formal termasuk ke dalam akses pendidikan alternatif  dengan konsep kemasyarakatan yang dilakukan di luar Pendidikan secara formal. Kegiatan ini dapat dilakukan di mana saja seperti masjid, rumah, taman baca, yayasan panti asuhan, dan sebagainya. Menurut UU No 2 Tahun 2003 Tentang SISKDINAS dalam Pasal 26 dijelaskan bahwa satuan pada pendidikan non formal diantaranya kelompok belajar, lembaga pelatihan, lembaga kursus, majelis taklim, pusat kegiatan belajar masyarakat, majelis taklim, dan satuan ruang pendidikan sejenis. Pada umumnya, pendidikan non formal ini diberikan bagi mereka yang dianggap membutuhkan akses pendidikan sebagai pengganti, atau hanya sekedar tambahan dari pendidikan formal yang telah dijalani.
Proses kegiatan dalam pendidikan non formal, di era saat ini mulai banyak diselenggarakan oleh berbagai pihak salah satunya ialah komunitas yang bersifat sukarelawan. Berkaitan atas hal tersebut, tingkat perkembangan dunia sukarelawan telah berkembang secara pesat. Komunitas relawan merupakan sekelompok orang-orang yang memiliki komitmen menyediakan waktu, kemampuan yang dimiliki untuk memberikan bantuan kepada orang lain secara sukareala, tulus, serta tanpa imbalan. Manfaat komunitas relawan ini adalah mengurangi isolasi sosial yang terjadi dalam lingkungan sekitar serta memberikan akses dalam pengembangan diri serta memperoleh relasi lebih luas dan pengalaman baru.
Adanya komunitas relawan pendidikan memberikan solusi dalam mengatasi fenomena demikian. Bergabungnya mahasiswa dalam kegiatan komunitas relawan Pendidikan tentu menjadi salah satu ruang pengembangan diri di luar kelas perkuliahan. Kontribusi mahasiswa pada berbagai kegiatan kerelawanan akan mengembangkan soft skills yang akan menjadi bekal dalam dunia kerja, diantaranya yakni keterampilan berkomunikasi, adaptasi terhadap lingkungan baru, bekerja tim, manajemen waktu, rasa percaya diri meningkat, pemecahan masalah, kepemimpinan. Selain berdampak untuk mahasiswa itu sendiri, tentu dengan bergabungnya mahasiswa dalam komunitas relawan Pendidikan akan membuka mata seorang mahasiswa sebagai agent of change untuk lebih sadar dan peduli terhadap berbagai isu sosial di lingkungan sekitar khususnya dalam bidang pendidikan di Indonesia yang masih terlihat jelas pada kesenjangan kualitas dan akses pendidikan. Dengan dampak positif ini tentunya membangun motivasi mahasiswa untuk terlibat dalam masalah sosial serta lingkungan yang luas, sebagaimana hal ini sangat penting untuk membekali mahasiswa menjalani berbagai realita kehidupan di masyarakat.
Berdasarkan hal ini, mahasiswa sangat penting untuk tidak hanya selalu berfokus pada kegiatan akademik perkuliahan. Pengembangan diri dalam kemampuan soft skills merupakan hal yang sangat penting untuk membekali diri dalam bersaing di dunia kerja, serta keterlibatan pada lingkungan masyarakat. Melalui komunitas relawan pendidikan non formal merupakan salah satu langkah kecil pada proses pengembangan diri mahasiswa sendiri, serta menumbuhkan sikap kepedulian terhadap isu kondisi di lingkungan sekitar terutama dalam bidang pendidikan yang merupakan aspek penting dalam menciptakan kehidupan yang lebih maju.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H