Mohon tunggu...
Della dwilestari
Della dwilestari Mohon Tunggu... Auditor - Pelajar/mahasiswa

Menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Peringatan Hari Santri di Desa Ngesti Karya

22 Oktober 2024   10:22 Diperbarui: 22 Oktober 2024   10:24 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diambil oleh bu bela guru sekolah dasar Tritunggal

Lampung Timur, 22 Oktober 2024. Suasana khidmat dan penuh haru menyelimuti Desa Ngestikarya, Kecamatan Waway Karya, pagi ini. Pada pukul 07.00, seluruh masyarakat, para guru, ulama, dan santri di Kecamatan Waway Karya berkumpul di lapangan Desa Ngestikarya untuk mengikuti upacara peringatan Hari Santri. Acara ini menjadi simbol semangat nasionalisme yang terus menyala di hati masyarakat, serta menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air yang tidak pernah pudar. 

Upacara peringatan ini dihadiri oleh  masyarakat, para guru dari berbagai sekolah hingga para ulama dan santri dari pesantren-pesantren yang ada di kecamatan Waway Karya. Kebersamaan yang terjalin di antara mereka menciptakan suasana hangat dan penuh kekeluargaan dalam momen bersejarah ini. Hari Santri, yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober, merupakan bentuk penghormatan kepada santri dan ulama atas jasa besar mereka dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Sejak masa penjajahan, para santri berperan aktif tidak hanya dengan mengangkat senjata, tetapi juga melalui perjuangan intelektual, menyebarkan nilai-nilai perdamaian, toleransi, dan nasionalisme. 

Bagi para guru yang turut hadir, peringatan ini juga memiliki makna yang mendalam. Salah satunya adalah Bu Bella, seorang guru Sekolah Dasar dari Desa Tritunggal, Kecamatan Waway Karya. Beliau menyampaikan bahwa peringatan Hari Santri sangat penting sebagai pengingat bagi generasi muda tentang peran santri dalam sejarah perjuangan bangsa. "Hari Santri adalah momentum untuk meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan. Selain itu, ini juga menjadi sarana memperkuat ukhuwah Islamiyah serta menegaskan peran pesantren dalam pendidikan dan pengembangan masyarakat," ujarnya dengan penuh semangat.

Peringatan Hari Santri memiliki akar sejarah yang kuat, yakni Resolusi Jihad yang dideklarasikan oleh KH Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama, pada 22 Oktober 1945 di Surabaya. Resolusi ini menjadi tonggak penting dalam sejarah bangsa Indonesia, menyerukan seluruh rakyat untuk mempertahankan kemerdekaan dari ancaman kolonialisme. Resolusi Jihad mengajarkan bahwa setiap warga negara memiliki kewajiban untuk mempertahankan tanah air, dengan semangat yang tidak pernah padam.

Upacara peringatan yang berlangsung di Desa Ngestikarya ini bukan hanya untuk mengenang perjuangan masa lalu, tetapi juga untuk meneguhkan kembali komitmen terhadap nilai-nilai kebangsaan yang diajarkan oleh para ulama dan santri. Semangat toleransi, moderasi, dan inklusivitas yang menjadi ciri khas pesantren di Indonesia kembali ditekankan dalam momen ini. Peringatan ini diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta memajukan Indonesia dengan semangat yang tidak pernah luntur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun