Mohon tunggu...
Delky Nofrizal
Delky Nofrizal Mohon Tunggu... -

Delky merupakan salah satu penulis muda asal pantai barat selatan aceh

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pemerataan Pembangunan Peristiwa Budaya

18 Februari 2013   19:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:05 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13612141261001393325

Banda Aceh| Pekan Kebudayaan Aceh merupakan event kebudayaan yang sangat penting dalam rangka memperkenalkan kekayaan dan keanekaragaman budaya Aceh, khususnya bagi masyarakat Aceh dan masyarakat luar Aceh dengan berbagai atraksi seni dan budaya Aceh. Event ini merupakan kegiatan 5(lima) tahunan yang di gelar secara kontinyue meningkatkan pemahaman dan apresiasi masyarakat terhadap budaya Aceh,serta sebagai wahana untuk melestarikan keragaman budaya yang ada di Aceh. Dan Pekan Kebudayaan Aceh(PKA) ke-6 akan kembali dilaksanakan pada tahun 2013 ini. Rafly Kande seorang musisi, seniman dan budayawan Aceh angkat bicara agar esensi dan ekstensi dari momentum ini lebih bermakna.

Rafly Kande mengungkapkan, selain pemerataan pembangunan dari sector fisik dan ekonomi juga dibutuhkan pemerataan pembangunan peristiwa budaya di Aceh, agar keberagaman budaya di Aceh dapat dilestarikan. Salah satu wahana yang sangat tepat yaitu melalui momentum PKA ini. Sehingga tidak terjadinya sentralistik peristiwa budaya yang mengakhibatkan objek-objek budaya lainnya yang ada di daerah-daerah tidak dapat dinikmati secara langsung.

Rafly menambahkan, bahwa momentum PKA ini hendaknya dapat menjadi momentum yang monumental dimana dapat mengangkat dan melestarikan budaya yang beragam di tanoh rencong ini. Momentum ini harus memiliki nuansa, esensi dan ekstensi dari budaya Aceh itu sendiri.

Salah satu upaya untuk menciptakan peristiwa budaya yang monumentaldan merata adalah dengan melaksanakan Pekan Kebudayaan Aceh(PKA) secara bergiliran di daerah-daerah yang ada di Aceh, sehingga event tersebut tidak terkesan sebagai momentum yang bersifat sentralistik, dan hanya dilaksanakan di ibu kota provinsi Aceh. Sementara itu masih banyak peninggalan-peninggalan budaya di daerah yang seyogyanya menjadi khazanah budaya di Aceh, tutur Rafly Kande.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun