Mohon tunggu...
Delka JunitaSaputri
Delka JunitaSaputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Andalas

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budaya Balimau di Minangkabau

7 Maret 2021   12:16 Diperbarui: 7 Maret 2021   12:43 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengertian Balimau

Balimau merupakan tradisi turun temurun yang berasal dari masyarakat Minangkabau. Kegiatan Balimau ini merupakan tradisi mandi menggunakan jeruk nipis sebagai bahan utama yang biasanya dilakukan sehari sebelum memasuki bulan Ramadhan. Balimau biasanya hanya boleh dilakukan di tempat tertentu, seperti di sungai atau kali. Menurut masyarakat setempat, Balimau bertujuan untuk mensucikan diri lahir dan bathin sebelum menjalani puasa ramadhan.

Dalam praktiknya, tradisi balimau ini tidak hanya menggunakan jeruk nipis saja, tetapi juga menggunakan dedaunan lainnya, seperti daun nilam dan daun pandan musang. 

Tradisi ini sampai sekarang masih ada, namun seiring berjalannya waktu, tradisi ini mulai bergeser dan hanya ada beberapa wilayah yang masih melakukan tradisi ini. Balimau kini lebih diartikan sebagai bertamasya ke tempat-tempat pemandian dan wisatawan. Bahkan para remaja menjadikan momen ini sebagai acara hiburan dan berpacaran.

Niat Balimau

Tradisi Balimau ini bukan hanya tradisi biasa saja. Ada niat yang harus diucapkan saat melakukan tradisi Balimau ini, adapun niatnya yaitu: 

"Nawaitu guslal lidhukulissyiami romdhoona hadihisanati sunatallillahi ta'alla,".

Artinya: "Saya niat mandi di bulan Ramadan sunat karena Allah ta'alla,". 

Tradisi Balimau ini harus dilakukan sebelum kita melaksanakan tarawih bersama di malam awal Ramadhan.

Adapun tata cara pembuatan limau di tradisi ini yaitu dengan merebus Asam gulai (Jeruk nipis ) dengan air secara bersamaan dengan daun Nilam dan daun Pandan musang hingga mengeluarkan aroma yang begitu wangi dan Jeruk nipis menjadi Lunak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun