Mohon tunggu...
Anung D'Lizta
Anung D'Lizta Mohon Tunggu... -

Penulis lepas.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

TKI Dijadikan Kambing Hitam

26 Agustus 2015   11:20 Diperbarui: 26 Agustus 2015   13:08 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Miris! Mungkin kata itu yang tepat mewakili jeritan TKI seperti saya ini. Perkenalkan, nama saya Nunung Hartati, TKI asal Cilacap. Menjadi TKI bukanlah cita-cita saya namun keadaanlah yang mengharuskan saya mengambil jalan sebagai TKI dengan bantuan PJTKI di Tanjung Pinang. Dengan segala resiko dan kesiapan mental, akhirnya sampailah saya di Singapura. Saya bisa dikatakan TKW bodoh atau apalah sesuka kamu tapi saya bukanlah bodoh apa yang Anda kirakan. 

Begini saya mau menulis, anggap saja unek-unek dari kebobrokannya ekonomi yang mungkin akan sama nasibnya pada tahun 1998; namun semoga saja tidak ya. Dollar mencapai 14rb; bayangkan betapa susahnya rakyat kecil. Harga sembako sudah sangat mahal, biaya kesehatan, biaya pendidikan; hanya rakyat kecillah yang merasakan bukan orang-orang yang berjuang atas nama 'seseorang' hingga mendapatkan simpati lalu terpilih dan duduk di kursi empuk. Kapan Indonesia sesungguhnya merdeka? Itu yang harus dipikirkan. 

Apalagi, sekarang TKI dijadikan sebagai kambing hitam dengan menurunnya rupiah. 

["Bahwa kemudian ada yang mengatakan hari ini rupiah melemah, Filipina (peso) menguat itu dapat dijelaskan"

Peso menguat, kata Sofyan, lantaran remitansi atau kiriman uang dari pekerjanya di luar negeri mencapai USD 20 miliar per tahun. Sementara rupiah rentan melemah lantaran kiriman uang TKI ke Tanah Air hanya USD 7 miliar per tahun.]

Saya kutip dari berita merdeka.com. Memang gampang menyalahkan TKI; apa-apa TKI yang bersalah. Seolah-olah pemerintah telah memberikan pelayanan yang baik untuk TKI sehingga mengemis meminta kiriman dari para TKI. Jujur saja ini adalah pola pikir yang konyol. Apakah dengan pengiriman uang ke Indonesia oleh TKI bisa membebaskan kemiskinan? Apakah bisa membebaskan dari hutang. 

Ingat yah, bapak-bapak dan ibu-ibu yang terhormat; nggak ada anak cucu Indonesia yang menginginkan jadi TKI; dijual ke luar negeri. Karena kehidupan yang sulitlah akibatnya saya dan para TKI lainnya harus mengadu nasib ke negeri orang. Dengan pinjaman uang, potongan agen dan masih banyak lagi tindakan yang kurang menyenangkan. Mbokk ya, jangan mengandalkan TKI untuk kirim uang. 

Sudah waktunya pemerintah menciptakan lapangan pekerjaan dan gaji yang layak untuk masyarakat Indonesia bukan malah membiarkan tanah Indonesia dijajah lapangan pekerjaannya oleh bangsa asing; mikirnya harus sampai ke sana. Lalu tahun 2017 kita buktikan, apakah pengiriman TKI akan distop; mari lihat saja. 

 

Salam Perubahan untuk Kebaikan; Anung D'Lizta 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun