Mohon tunggu...
delispuspitasari
delispuspitasari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

suka nulis, kalau lagi mood mah.wkwk

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Wajah Bekasi yang Tersembunyi

27 November 2024   22:25 Diperbarui: 27 November 2024   22:34 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Siapa sangka, di balik gemerlapnya kota metropolitan Bekasi, tersimpan realitas yang kerap luput dari perhatian? Desa Sukatenang, tepatnya di Kp. Piket Indah, Desa Sukatenang, Kecamatan Sukawangi_Bekasi, masih menyimpan cerita tentang keterbatasan, ketertinggalan, dan harapan yang belum tersampaikan.  Di sanalah Ustadz Saiful Bahri, seorang da'I muda mahasiswa dari Sekolah Tinggi Ilmu Da'wah Mohammad Natsir mengabdi.          

Dalam perjalanannya, Salah satu tempat yang menjadi saksi perjuangan Ustadz Saiful adalah Sekolah Alam Prasasti. Sekolah dengan konsep berbasis alam, anak-anak belajar di gubuk-gubuk sederhana dan aula tanpa dinding, berbagi ruang dengan pohon-pohon dan angin yang berhembus. Tetapi siapa yang menyangka, di tengah kesederhanaan itu, lahir semangat belajar yang begitu besar?

Maka "Mengajarkan ilmu agama dan memberikan pendidikan kepada masyarakat yang masih terbelakang" Menjadi visi besar yang dibawa Ustadz Saiful ketika menjalankan program Kafilah da'wah Ramadhan 2022 di pojok kota ini.  Beliau tak sendiri, ada tenaga pengajar dari relawan-relawan muda yang mendampingi perjuangnnya. 

"Di sekolah ini, anak-anak dari keluarga yang kurang mampu bisa belajar tanpa harus pergi jauh ke kota, karena perjalanan ke sana memakan waktu dan biaya yang mereka tak sanggup penuhi," ujar Ustadz Saiful. "Mereka tidak hanya belajar membaca dan menulis, tetapi juga diajak menghafal Al-Qur'an dan Hadis Rasulullah SAW. Bahkan Yang membuat hati saya semakin terenyuh adalah sebagian dari siswa tersebut merupakan anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) yang memerlukan perhatian lebih dan penuh kasih." Lanjutnya

            Namun itulah yang menjadi solar yang mampu membakar semangat untuk mengabdikan diri pada umat, meski pengorbanan waktu, tenaga dikeluarkan tanpa gaji. Bahkan untuk sampai di sekolah tanpa atap ini, sang da'I harus melewati tanah merah yang menjadi lautan lumpur saat hujan mendera, tak jarang pula menerjang luapan air karena banjir tiba.

Tugas Ustadz Saiful tak hanya berhenti di Sekolah Alam Prasasti. Ia juga membina masyarakat di Kampung KPI (Kampung Pelaut Indonesia), yang terletak di tengah sawah, di mana hanya ada 14 Kepala Keluarga (KK). Di sana, tidak ada tempat ibadah, sehingga masyarakat berinisiatif meminjam rumah kosong untuk dijadikan mushola.

Saat pertama kali tiba, Ustadz Saiful mendapati sebagian besar penduduk belum bisa membaca Al-Qur'an atau melafalkan bacaan sholat dengan benar. Kesadaran akan pentingnya pembinaan agama mendorong sang da'I untuk bergerak. Dengan metode Iqro, beliau mengajarkan Al-Qur'an dari nol, serta memperkenalkan tata cara wudhu dan sholat yang benar. Tantangan pun hadir, terutama saat mengajari orang tua yang belum terbiasa dengan pendidikan formal. Dibutuhkan kesabaran dan metode khusus untuk mengajar mereka.

Selain itu, perjalanan menuju Kampung KPI sangat menantang. Jalanan tanah merah yang licin saat hujan, sering diikuti ancaman kejaran anjing liar saat malam, membuat ustadz saiful dan para relawan harus ekstra waspada. Meski begitu, mereka tidak pernah kehilangan semangat. Sambutan hangat dan antusiasme masyarakat setempat menjadi sumber kekuatannya.

Setelah satu bulan penuh melaksanakan tugas, sang da'i kembali dengan hati yang penuh rasa syukur sekaligus penyesalan. Ada perasaan belum maksimal dalam memberikan bimbingan, namun keterbatasan waktu memaksa sang mahasiswa ini untuk meninggalkan masyarakat yang masih membutuhkan pendampingan. Pengalaman ini memberi pelajaran penting, bahwa kebutuhan akan pembinaan agama dan pendidikan masih sangat besar di pelosok-pelosok negeri.

Tahun 2022 menjadi saksi bisu dari perjalanan inspiratif Ustadz Saiful Bahri. Perjuangan da'i di pedalaman Kabupaten Bekasi ini menjadi pengingat bahwa di balik gemerlap kota, ada masyarakat yang masih membutuhkan uluran tangan. Itulah bukti nyata bahwa pengabdian dengan hati yang tulus dapat memberikan dampak besar, meskipun penuh tantangan dan keterbatasan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun