Mohon tunggu...
DELINA DAVINA PUTRI
DELINA DAVINA PUTRI Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S1 Bimbingan dan Konseling

Saya suka membaca buku dan mencoba hal-hal baru yang positif.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan Inklusi untuk Siswa Berkebutuhan Khusus

1 Januari 2025   11:35 Diperbarui: 1 Januari 2025   11:42 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan Inklusi untuk
Siswa Berkebutuhan Khusus
Oleh: Delina Davina Putri 


Peran Guru Bimbingan dan Konseling (BK) dalam pendidikan inklusi sangat penting untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung perkembangan seluruh siswa, termasuk siswa dengan kebutuhan khusus (ABK). Pendidikan inklusi muncul sebagai alternatif dalam memenuhi semboyan "pendidikan untuk semua," yang mengedepankan pembelajaran yang terbuka dan ramah terhadap setiap individu tanpa terkecuali, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Pendidikan inklusi bertujuan memberikan kesempatan yang sama bagi semua anak untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas, baik yang memiliki keterbatasan fisik, intelektual, sosial-emosional, maupun bahasa. Ini memungkinkan siswa berkebutuhan khusus belajar bersama dengan teman-teman sebayanya di sekolah reguler, sehingga mereka merasa lebih diterima dalam masyarakat (Lattu, 2018). Oleh karena itu, peran guru BK menjadi sangat strategis untuk membantu setiap siswa, termasuk ABK, agar dapat berkembang dengan optimal, baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

Guru BK di sekolah inklusi tidak hanya berfungsi sebagai konselor yang memberikan layanan bimbingan kepada siswa, tetapi juga bertanggung jawab untuk membantu siswa mengenali diri mereka, mengembangkan potensi mereka, dan mengatasi hambatan yang mereka hadapi dalam proses pendidikan. Sebagaimana dinyatakan oleh Hadi dan Laras (2021), guru BK harus mampu memberikan pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik setiap siswa. Layanan ini mencakup bimbingan yang berfokus pada pengembangan diri, penyesuaian sosial, perencanaan karier, serta membantu ABK untuk mengenal kekuatan dan kelemahan mereka dengan lebih baik. Guru BK juga bertugas untuk memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa ABK agar aktif dalam kegiatan kelompok dan pengembangan diri, serta untuk membantu mereka dalam memahami peran sosial dan gender dalam masyarakat.

Salah satu aspek yang sangat penting dalam pendidikan inklusi adalah kemampuan guru BK untuk mengidentifikasi dan memahami kebutuhan individu siswa, terutama ABK. Layanan bimbingan yang diberikan harus mampu menyesuaikan dengan kemampuan, bakat, dan minat siswa, serta dengan jenis kekhususan yang dimiliki oleh setiap siswa. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Hadi dan Laras (2021) yang menyebutkan bahwa guru BK harus memberikan arahan dan dukungan kepada ABK agar mereka dapat mengenali diri dan lingkungannya dengan lebih baik, serta untuk membantu mereka dalam memilih jalur pendidikan dan karier yang sesuai dengan potensi dan kemampuan mereka. Proses ini tidak hanya melibatkan interaksi dengan siswa, tetapi juga dengan keluarga dan pihak lain yang terkait untuk memastikan perkembangan siswa berjalan dengan baik.

Peran guru BK dalam pendidikan inklusi juga mencakup pengembangan program-program bimbingan yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing siswa. Dalam hal ini, guru BK perlu bekerja sama dengan tenaga pendidik lain, baik di sekolah reguler maupun sekolah luar biasa (SLB), serta melibatkan ahli materi pelajaran untuk menyusun program pendidikan yang tepat dan objektif. Hal ini penting untuk memastikan bahwa setiap siswa, terutama ABK, dapat mencapai tugas perkembangan mereka secara optimal dan mengatasi tantangan yang muncul dalam proses pendidikan. Salah satu tujuan utama dari pendidikan inklusi adalah untuk memastikan bahwa ABK tidak merasa terisolasi dan dapat berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan belajar bersama teman-teman sebayanya (Ika & Soliah, 2023).

Guru BK juga berperan dalam memberikan informasi yang berguna bagi siswa, baik mengenai pembelajaran, pengembangan pribadi, sosial, maupun karier. Dengan memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa, guru BK dapat membantu mereka dalam mengambil keputusan yang tepat mengenai masa depan mereka. Sebagaimana dijelaskan oleh Witono (2020), guru BK memiliki tugas untuk memberi berbagai bahan informasi yang relevan dengan kondisi siswa, termasuk ABK, agar mereka dapat memahami peran sosial mereka, mengenal lingkungan sekitar, dan merencanakan langkah-langkah menuju masa depan yang lebih baik.

Melalui bimbingan dan konseling, guru BK membantu siswa ABK dalam mencapai tujuan pendidikan mereka dengan memperhatikan kebutuhan khusus yang mereka miliki. Dalam proses ini, guru BK harus mampu memotivasi dan membimbing siswa untuk aktif dalam kegiatan kelompok, memahami diri mereka sendiri, serta membuat keputusan yang tepat terkait dengan karier dan kehidupan
mereka di masa depan (Lattu, 2018). Oleh karena itu, penting bagi guru BK untuk memiliki kompetensi yang memadai agar dapat memberikan pelayanan yang efektif bagi siswa, terutama dalam konteks pendidikan inklusi. Keterampilan dan
pemahaman yang mendalam mengenai karakteristik ABK, serta kemampuan untuk menyusun dan melaksanakan program bimbingan yang sesuai, menjadi syarat utama agar pendidikan inklusi dapat berjalan dengan sukses dan memberikan manfaat yang maksimal bagi semua siswa (Irmayanti & Yuliani, 2020).

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa peran guru BK dalam pendidikan inklusi sangat krusial dalam memastikan setiap siswa, termasuk ABK, dapat berkembang dengan baik dan mencapai tujuan pendidikan mereka. Guru BK harus memiliki kompetensi yang memadai, serta kemampuan untuk mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan setiap siswa, baik dalam hal pengembangan diri, pembelajaran, maupun perencanaan karier. Hal ini tidak hanya mendukung pencapaian perkembangan individu siswa, tetapi juga memberikan kontribusi besar terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusi yang inklusif, adil, dan berkualitas (Sailana, 2024). Peran guru BK yang efektif juga berpengaruh langsung pada keberhasilan pendidikan inklusi, menjadikan setiap siswa merasa dihargai dan diterima, serta membantu mereka untuk menghadapi tantangan pendidikan dengan lebih percaya diri dan sukses.

Referensi
Hadi, A., & Laras, P. P. B. (2021). Peran guru bimbingan dan konseling dalam pendidikan inklusi. Jurnal Selaras: Kajian Bimbingan Dan Konseling Serta Psikologi Pendidikan, 4(1), 17-24.
Ika, I., & Soliah, S. (2023). Peranan guru bimbingan konseling terhadap layanan pendidikan inklusi. Jurnal Consulenza: Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi, 6(1), 152-166.
Irmayanti, R., & Yuliani, W. (2020). Peran bimbingan dan konseling di sekolah inklusif. JPK (Jurnal Pendidikan Khusus), 16(2), 87-93.
Lattu, D. (2018). Peran guru bimbingan dan konseling pada sekolah penyelenggara pendidikan inklusi. Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan, 2(1), 61-67.
Sailana, J. A. (2024, September). Systematic Literature Review (SLR): Peran Guru Bimbingan Dan Konseling dalam Pendidikan Inklusi di Sekolah. In Prosiding Seminar Nasional Ilmu Pendidikan (Vol. 3, No. 1).
Witono, A. H. (2020). Peran bimbingan dan konseling dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif. Progres Pendidikan, 1(3), 154-167.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun