Mohon tunggu...
Delima Purnamasari
Delima Purnamasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa.

Kadang suka jadi akun curhat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jatilan Turonggo Mudo Purwo Budoyo Gedong Kembali Rutin Adakan Latihan

9 November 2022   21:19 Diperbarui: 9 November 2022   21:40 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jatilan Turonggo Mudo Purwo Budoyo kembali menggelar latihan rutin setelah sebelumnya sempat hiatus. Kegiatan ini dilaksanakan setiap malam Minggu selepas Isya hingga hampir tengah malam. Latihan hanya akan diliburkan jika hari sedang diguyur hujan. Pada (29/10/2022), latihan sudah genap dilakukan sebanyak 10 kali.

Para peserta sendiri merupakan warga asli Gedong, Mereka lulusan SMP hingga SMK. Terdiri dari delapan putra dan delapan putri yang berlatih secara bergantian.

"Ya memang minat. Timbang dolanan HP," jelas salah satu peserta latihan, Elis Setyaningrum.

Berbeda dengan konsep jatilan yang dikenal beringas. Mereka menarikan jatilan gaya kreasi baru. Konsep kesurupan hingga melakukan hal-hal di luar nalar diakui tidak dilakukan. Tarian mereka turut diiringi oleh alat musik modern, seperti drum. Prinsip ini merupakan adaptasi dari perkembangan zaman.

"Seneng. Yang penting awake gelem menyang," tutur salah satu warga yang turut menonton, Purwanto.

Latihan sendiri dilakukan di halaman salah satu rumah warga. Acara rutin ini menjadi hiburan bagi mereka selepas bekerja sembari menikmati teh hangat yang disajikan oleh tuan rumah.

Proses membangun ulang kesenian yang sempat mati tentu bukan hal yang mudah. Terlebih, mereka hanya bermodalkan YouTube tanpa adanya pelatih. Karena itu, latihan berulangkali terhenti karena para penari harus melihat ulang tayangan video.

"Kasian kalau gak ada pengarahnya. Pakai YouTube mah susah kalo belum fasih. Keliatan ruwet," komentar salah satu penonton, Wakiran. Pria berusia 68 tahun ini menjelaskan jika latihan dijalankan terus seperti ini maka membutuhkan waktu yang lama untuk bisa fasih.

Gerimis tipis mulai datang. Meski begitu, mereka tetap melanjutkan latihan. Para penampil putra berlatih langsung menggunakan kuda lumping. Sedangkan yang putri, hanya berlatih gerak dan pola tari secara berkelompok.

Walaupun banyak kendala, para penonton turut memberikan harapan kepada para pemuda ini. "Semoga bisa segera pentas. Ke depannya bisa maju dan lebih berkembang," pungkas Purwanto.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun