Perayaan Natal mendatangkan sukacita. Banyak yang memaknainya sebagai pesta makan minum, jalan-jalan, dengan big sale akhir tahun, dengan santa clause, dengan kado-kado manis lainnya. Seringkali kita lupa dengan makna sesungguhnya, natal yang utama bukanlah tentang hal-hal yang saya sebutkan itu, natal juga bukan sekedar hari besar keagamaan belaka. Namun natal adalah tentang kelahiran juru selamat, yang merendahkan diriNya lahir sebagai manusia untuk umat  manusia.
Dua ribuan tahun lalu, Dia Yesus Kristus yang adalah Allah lahir di kandang domba, dan dibaringkan dalam sebuah palungan di Bethlehem. Sangat sederhana, tidak ada yang memberi kesan istimewa. Dia mengosongkan diriNya, lahir melalui perawan bernama Maria agar turut merasakan apa yang manusia rasakan, untuk memberikan terang bagi dunia yang gelap, untuk menebus kita manusia berdosa, untuk mengalahkan maut dan memberikan keselamatan serta hidup kekal.
Seperti anak-anak yang sering bertanya 'mana kado natal untukku?". Kado natal yang terbaik, termanis, terindah bukanlah tentang baju baru, tentang emas perak dan lain-lain. Tapi kado natal yang tidak ada duanya itulah Yesus Kristus sendiri. Masalahnya apakah kita sungguh-sungguh sudah menerima kado kita itu, untuk menerima kado terbaik dari Tuhan pencipta semesta alam adalah memberikan hati menjadi sebuah palungan.Â
Tadi malam seorang anak berkata, "aku sekolah di sekolahan kristen, meskipun bukan orang kristen. Dan tidak seorangpun memberikan aku kado natal". Kado natal bukan tentang baju baru, mainan baru, ataupun tentang harta dunia. Saya tidak tahu mau memberikannya apa, namun saya kemudian diingatkan bahwa kado natal yang terindah itu adalah "Yesus Kristus" itu sendiri. Aku memberikannya sebuah alkitab. Dan anak itu sangat senang, dia merasa untuk pertama kalinya meskipun bukan orang kristen, lahir dari keluarga bukan kristen, hari ini dia seolah menjadi orang kristen karena memiliki sebuah alkitab ditangannya.
Bukan agama yang menyelamatkan kita, tapi Yesus Kristus. Â Hari-hari ini banyak yang mengaku kristen, tapi hidup tanpa Kristus. Tidak menjadikan hati dan hidupnya sebagai sebuah palungan. Natal tanpa Kristus sang penebus bukanlah natal yang sesungguhnya. Natal adalah peringatan akan kelahiranNya yang mendatangkan rasa syukur akan kebaikan Tuhan, kita yang tidak layak ini kemudian olehNya ditebus dan didamaikan dengan Allah sang Pencipta.Â
Hidupku harus seperti palungan itu, dan akan menjadi surat Kristus yang terbuka. Aku menerima kado terbaik dari surga, dan akan membagikannya kepada orang lain juga. Supaya orang-orang mendapatkan damai, mendapatkan terang dan tidak hidup dalam kegelapan sebab dalam kegelapan hanya ada ratap tangis dan kertak gigi. Dalam kegelapan, tidak ada harapan dan ujungnya adalah kebinasaan.Â
Tidak ada kasih dalam dunia ini seperti kasihNya, yang memberikan nyawaNya untuk mati di kayu salib dan yang kemudian bangkit menandakan maut telah di kalahkanNya bagi kita. Ada yang mengatakan bahwa itu tidak masuk akal. Tapi ketahuilah bahwa apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah. Manusia tidak bisa menebus dirinya dari dosa, apalagi sesamanya, tapi yang berasal dari Allah sangatlah bisa. Kalau manusia dan seisi dunia ini diciptakan olehNya, apakah yang terlalu mustahil diluar jangkauannya?. Dalam tulisan saya sebelumnya saya berusaha menjelaskan apa yang nampaknya mustahil dipercaya, yang tampaknya tidak masuk akal namun manusia sendiri juga ingin melakukannya meskipun diluar kesanggupannya. Anda bisa baca http://www.kompasiana.com/delicia/ketika-anakmu-di-ujung-maut.
" Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal ( yohanes 3:16)".
Dia bukan berasal dari dunia, oleh sebab itu dunia banyak yang menolakNya. Â Bukan oleh kebaikan kita, maka kita yang sebenarnya tidak layak ini ditebus olehNya tapi semata-mata oleh kasih karunia, karena anugerahNya!. Terimalah kado natal yang terbaik dan terindah itu...supaya oleh Yesus Kristus kita dibenarkan dan memperoleh keselamatan kekal.
Selamat hari natal... Tuhan Yesus memberkati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H