Mohon tunggu...
Delicia
Delicia Mohon Tunggu... profesional -

GP, White Lily

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Catatan Seorang Dokter Penderita Hidrosefalus

13 Juli 2015   17:55 Diperbarui: 13 Juli 2015   17:55 2884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi - deteksi dini hidrosefalus (Shutterstock)

Hidrosefalus adalah penyakit yang disebabkan oleh produksi cairan otak (cairan serebrospinal) yang berlebihan. Cairan serebrospinal yang menumpuk akan menekan jaringan otak di sekitarnya, sehingga mengakibatkan kerusakan, gangguan fisik juga mental. Selain pembesaran kepala yang bisa dilihat dan diukur dari lingkar kepala, menegakkan diagnosa hidrocefalus bisa dengan pemeriksaan neurologi, Ultrasound, MRI, CT.

Gangguan yang sering dialami penderita hidrocefalus bisa berupa gangguan postur, gangguan fungsi mental, gangguan berkemih juga gangguan kesadaran. Namun banyak penderita hidrocefalus yang tetap bisa hidup normal dengan batasan yang minim.

Pengobatan hidrocefalus meliputi operasi pemasangan pipa untuk mengalirkan/memperlancar aliran cairan serebrospinal yang berlebih supaya cairan tidak menumpuk dan menekan jaringan otak. Pipa/selang bersifat fleksibel berbentuk tabung plastik dengan katup satu arah. Diperlukan pemeriksaan rutin agar pipa/selang tetap berfungsi dengan baik dan umumnya pipa/selang tersebut dipasang seumur hidup.

Mempunyai fisik yang sehat adalah dambaan setiap orang, namun ada sebagian orang yang memang kurang beruntung harus hidup sebagai penderita hidrocefalus ataupun sebagai penyandang kecacatan lainnya. Setiap melihat penderita hidrocefalus yang tetap bersemangat menjalani hidup, tetap beraktivitas meskipun memiliki keterbatasan bagi saya pribadi itu sungguh luar biasa. Kita yang ada di sekitarnya harus bisa menerima keadaan mereka, toleransi, memiliki rasa empati, memberi dukungan semangat, menjadi teman, saudara yang bisa mendorong supaya mereka tetap kreatif, berkarya dan menikmati hidup sama seperti kita yang tidak mengalami keterbatasan fisik.

Saya memiliki seorang teman yang juga berprofesi dokter, beliau adalah seorang penderita hidrocefalus sejak berusia 2,5 tahun. Namun saya tidak merasa perlu menjaga jarak dengannya seperti yang dilakukan sebagian orang di sekitarnya. Beliau sebut saja dokter KM memiliki nilai akademis yang selalu baik, di atas nilai rata-rata mahasiswa umumnya. Beliau orang yang jenius, bayangkan saja bisa kuliah di kedokteran dengan nilai di atas rata-rata. Namun sayang tidak memiliki banyak teman, orang seakan menjaga jarak dengannya, menjauh entah karena apa...

Tadi pagi ketika saya menyalakan laptop dan membuka fb muncul tulisan seperti ini:

"Saya ini hidrocephalus.. sejak saya lahir sampai sekarang saya tidak pernah ditargetkan apa-apa oleh orang tua saya.. kalaupun saya disekolahkan sampai jadi dokter itu adalah usaha mereka supaya masa depan saya bagus sama seperti yang lain.. alhamdulillah saya bisa menjalaninya semua di sekolah umum bukan ypac.. seandainya saya tidak bisa berfikir karena tekanan cairan kepala saya tentunya orang tua saya sudah mempersiapkan segalanya agar saya bisa menyambung hidup di saat mereka sudah tidak ada sehingga tidak jadi beban adik-adik saya.. Namun karena ingin menghargai apa yang telah diperbuat orang tua, saya memilih untuk bekerja.. bisa dibayangkan.. bisa berdiri dengan kepala lebih besar dari badan saat umur 2.5 tahun saja sudah luar biasa.. apalagi sampai ber-IQ EQ dan SQ di atas rata-rata yang belum tentu dimiliki anak hidrocephalus lainnya meski kadang emosi berlebihan.. itu karena tekanan cairan yang tinggi yang terperangkap di dalam kepala saya karena itu saya bersyukur atas apa yang saya miliki hingga saat ini.. ortu dan saudara2 yg luar biasa.. Terima kasih juga buat semua teman teman yang hingga hari ini mengerti saya.."

Saya terhenyak, rasanya ingin meneteskan air mata meskipun katanya beliau sedang sangat sukacita saat membuat catatan itu. Sering sekali saya melihat dokter KM yang sangat idealis ini dicaci-maki, disindir oleh orang lain bahkan tak jarang oleh sejawat sendiri. Berusahalah mengerti satu dengan yang lain, apalagi dengan mereka yang memiliki keterbatasan seperti ini. Bisa dibayangkan nggak, seandainya saya jadi beliau, atau anda yang tidak berempati menjadi beliau?

Bersyukur kalau kita memiliki kesempurnaan fisik, namun jangan karena merasa lebih sempurna sering sekali memandang sebelah mata kepada mereka yang menderita seperti ini. Kasihi satu dengan yang lain, beri dukungan semangat supaya mereka tetap bersyukur meskipun harus seumur hidup memasang selang, menopang beban kepala yang katanya sangat berat itu. Setiap orang yang terhilang, yang dianggap hina, yang dianggap miskin, yang dianggap kurang sempurna di mata manusia, itu berharga di mata Tuhan.

Bagi siapa saja yang saat ini sedang mengalami keterbatasan, bukan keadaan di luar yang mengendalikan anda tapi yang utama adalah dari diri anda sendiri. Tetap semangat, di setiap tarikan nafas yang masih Tuhan percayakan mari kita mengucap syukur sebab Tuhan itu baik. Jangan membandingkan hidupmu dengan orang lain, sebab orang lain memiliki hidupnya sendiri dan kita memiliki hidup kita sendiri.

 

Salam semangat,

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun